Laman

Sabtu, 16 Oktober 2021

KIMIA INDUSTRI PADA INDUSTRI OLEOKIMIA


Oleh: Muhamad Aldi Setiadi (@T19-Aldi)

ABSTRAK

Ilmu kimia adalah ilmu alam yang secara khusus mempelajari tentang perubahan materi, baik perubahan secara kimia maupun perubahan secara fisika. Kimia industri adalah cabang ilmu kimia yang menerapkan pengetahuan kimiawi terhadap produksi material dan zat kimia khusus dengan sedikit dampak buruk pada lingkungan. Oleokimia merupakan bahan kimia yang berasal dari minyak/lemak alami, baik tumbuhan maupun hewani. Produk oleokimia  diperkirakan  akan  semakin  banyak berperan menggantikan produk-produk turunan minyak bumi (petrokimia). Pada saat ini, permintaan akan produk oleokimia semakin meningkat. Hal ini dapat dimaklumi karena produk oleokimia mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan produk petrokimia, seperti harga, sumber yang dapat diperbaharui dan produk yang ramah lingkungan.

Kata kunci: kimia industri, oleokimia, petrokimia

ABSTRACT

Chemistry is a natural science that specifically studies about changes in matter, both chemical changes and physical changes. Industrial chemistry is the branch of chemistry that applies chemical knowledge to the production of specialized materials and chemicals with minimal impact on the environment. Oleochemicals are chemicals derived from natural oils/fats, both plant and animal. It is estimated that oleochemical products will increasingly play a role in replacing petroleum-derived products (petrochemicals). At this time, the demand for oleochemical products is increasing. This is understandable because oleochemical products have several advantages over petrochemical products, such as price, renewable sources and environmentally friendly products.

Keywords: chemical industry, oleochemical, petrochemical

PENDAHULUAN

Hidayat (2008) menyatakan definisi mengenai industri, yaitu seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah bahan baku dan/atau memanfaatkan sumber daya industri sehingga menghasilkan barang yang mempunyai nilai tambah atau manfaat lebih tinggi, termasuk jasa industri.

Minyak kelapa termasuk VCO merupakan ester dari gliserol dan asam lemak selain dapat dimanfaatkan sebagai minyak makan juga dapat diolah menjadi senyawa oleokimia. Oleokimia merupakan produk kimia yang berasal dari minyak atau lemak, baik nabati maupun hewani. Pembuatan oleokimia dilakukan dengan cara memutus struktur trigliserida dari minyak atau lemak menjadi asam lemak dan gliserin, atau memodifikasi gugus fungsi karboksilat dan hidroksilnya, baik secara kimia, fisika, maupun biologi (Muis, 2018).

Muis (2018) menyatakan oleokimia dibagi menjadi dua yaitu oleokimia dasar, dan turunannya atau produk hilirnya. Oleokimia dasar terdiri atas fatty acid, fatty methyl ester, fatty alcohol, fatty amine, dan gliserol. Sedangkan produk-produk turunannya antara lain sabun batangan, deterjen, shampoo, pelembut kosmetik, bahan tambahan untuk industri plastik, karet, dan pelumas.

Kemenperin membuat pengelompokan terhadap semua industri yang ada di Indonesia menjadi 60 pohon industri, seperti Industri Baja, Industri Alumunium, Industri Timah, lndustri Mesin Pengerjaan Logam. Industri Mesin Proses Tekstil, Industri Barang Jadi Kulit, Industri Emas. Industri Makanan Daging. Industri Minuman dan Tembakau Buah, Industri Hasil Hutan dan Perkebunan Karet Alam, Industri Kimia Hulu Semen, dan sebagainya (Hidayat, 2021).

Perkembangan teknologi industri tidak hanya melibatkan kemampuan untuk berinovasi di perbatasan teknologi, tetapi yang lebih penting bagi negara-negara industri akhir adalah upaya untuk menyerap dan membangun pengetahuan yang terkait dengan proses produksi yang ada. Untuk memanfaatkan teknologi produksi baru secara efektif maka keterampilan dan informasi dari satu tempat atau perusahaan ke tempat lain biasanya merupakan proses yang berlarut-larut. Dalam lingkungan baru dengan karakteristik fisik dan sosial yang berbeda memiliki dampak produktivitas dari teknologi yang bahkan terkenal tidak pernah sepenuhnya dapat diprediksi (Felker, 2013).

RUMUSAN MASALAH

1.      Apa yang dimaksud dengan industri kimia?

2.    Bagaimana pengelompokkan industri kimia?

3.    Apa yang dimaksud dengan industri oleokimia?

4.    Apa saja produk turunan dari industri oleokimia yang banyak digunakan di industri makanan dan minuman?

TUJUAN

1.     Untuk mengetahui definisi industri kimia

2.    Untuk mengetahui pengelompokkan industri kimia

3.    Untuk mengetahui definisi industri oleokimia

4.    Untuk mengetahui produk turunan oleokimia yang digunakan pada industri makanan dan minuman

PEMBAHASAN

Darni, dkk. (2019) menyatakan bahwa industri adalah suatu proses yang mengubah bahan-baku menjadi produk yang berguna atau mempunyai nilai-tambah, serta produk tersebut dapat digunakan secara langsung oleh konsumen sebagai pengguna akhir dan produk tersebut disebut dengan “produk-akhir”. Produk dari industri tersebut dapat juga digunakan sebagai bahan baku oleh industri lain, yang disebut juga sebagai“produk-antara”. Produk dalam Kimia Industri tentunya melibatkan Industri yang menghasilkan zat kimia. Sedangkan bahan baku yang diproses dalam industri tersebut dapat diperoleh melalui proses penambangan, petrokimia, pertanian atau sumber-sumber lain.

Menurut Darni, dkk. (2019) industri proses kimia adalah industri yang mengolah bahan baku/bahan mentah menjadi suatu hasil/produk dengan memanfaatkan proses-proses kimia. Proses-proses kimia yang dilakukan dalam industri proses kimia adalah reaksi kimia dan peristiwa kimia fisik. Peristiwa kimia fisik antara lain:

a.     Pencampuran molekuler bahan-bahan dengan rumus dan struktur molekul yang berlainan.

b.    Pengubahan fase, antara lain: penguapan, pengembunan, pengkristalan

c.     Pemisahan campuran menjadi zat-zat penyusunnya yang lebih murni, contohnya adalah:

·       Pabrik ethylene yang dibuat melalui serangkaian proses kimia. Reaksi kimia itu sendiri seperti reaksi reduksi, oksidasi, dll.

·       Pabrik gula pasir salah satu contoh yang menggunakan reaksi kimia fisik. Reaksi kimia fisik itu sendiri seperti terjadi perubahan fasa, pemisahan campuran, dll.

Sementara Hidayat (2008) mengemukakan bahwa Industri proses kimia adalah industri yang mengolah bahan baku (bahan mentah) menjadi suatu hasil (produk) dengan memanfaatkan proses-proses kimia. Proses-proses kimia yang dilakukan dalam Industri proses kimia adalah reaksi kimia dan peristiwa kimia fisik. Dalam hal ini peristiwa kimia fisik meliputi pencampuran molekuler bahan-bahan dengan rumus dan struktur molekul yang berlainan. Pengubahan fase antara lain: penguapan, pangembunan, pengkristalan, dan pemisahan campuran menjadi zat-zat penyusunnya yang lebih murni.

Pengelompokan industri kimia meliputi banyak versi, The Essential Chemical industry dan The University of York, dalam situs web ECl (2013) menjeiaskan, bahwa produk industri kimia meliputi empat kelompok, yaitu: Kimia Dasar, Kimia Khusus, Kimia Konsumen, dan Kimia yang Berkaitan dengan Ilmu Kehidupan (Biologi) (Hidayat, 2021).

Ø  Industri Kimia Dasar

Berdasarkan bahan, maka industri kimia dasar dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bahan petrokimia, bahan polimer, dan bahan dasar anorganik.

Bahan kimia dasar diproduksi dalam jumlah besar, terutama dijuai kepada industri kimia dan industri lainnya sebelum menjadi produk untuk konsumen. Sebagai contoh, asam etanoat dijual kepada indusm' yang membuat senyawa ester, kemudian dijual kembali kepada industri yang membuat cat, dan pada akhirnya mt ini dipasarkan untuk konsumen. Dalam hal ini etena dalam jumlah yang sangat banyak diangkut sebagai gas melalui pipa di distribusikan di sebagian Negara-negara Eropa, khususnya dijual kepada perusahaan yang membuat poli (etena) dan polimer lainnya. Selanjutnya dijual kembali kepada industri yang menghasilkan bahan plastik, dan ketika plastik sudah dibentuk menjadi produk peralatan rumah tangga baru sampai ke tangan konsumen.

Ø  Bahan Kimia Khusus

Industri kimia yang menghasilkan bahan kimia khusus terutama untuk perlindungan tanaman, cat dan tinta, pewarna (pewarna dan pigmen), termasuk di dalamnya bahan kimia yang digunakan oleh industri tekstil dan kertas. Khusus di Amerika Serikat dan Eropa telah muncul kecenderungan untuk lebih fokus pada industri kimia yang menghasilkan bahan khusus dibanding industri kimia bahan dasar. Hasil riset dan pengembangan menunjukkan bahwa industri kimia yang menghasilkan bahan khusus memberikan keuntungan yang lebih baik dan relatif stabil.

Ø  Bahan Kimia Konsumen

Produk industri kimia ada yang berkaitan dengan ilmu kehidupan atau biologi, antara lain produk farmasi, vitamin, produk kesehatan hewan dan pestisida (insektisida, fungisida, herbisida, rodentisida). Dari segi volume jauh lebih kecil jika dibanding dengan produk industri kimia lainnya, namun memiliki rata-rata harga jual yang lebih tinggi. Produk atau bahan jenis ini biasanya dikembangkan dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi dengan pengawasan yang sangat ketat dari instansi terkait, misalnya oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (POM) di Indonesia, dan oleh Food and Drug Administration (FDA) di Amerika Serikat.

Dalam industri proses kimia terdapat berbagai macam jenis industri, salah satunya adalah industri oleokimia. Menurut Suhenda (2005), oleokimia merupakan senyawa turunan minyak lemak yang dihasilkan melalui proses kimia. Minyak atau lemak secara umum merupakan trigliserida yang mengandung gliserol dan asam lemak baik jenuh maupun tidak jenuh. Dalam industri oleokimia, dengan proses kimia struktur minyak tersebut dipecah menjadi struktur lain seperti asam lemak, gliserol, ester lemak dan juga alkohol lemak.

Suhenda (2005) mengatakan sebagai sumber minyak dan lemak, industri oleokimia dapat menggunakan dua jenis sumber yaitu yang alami dan sintetik. Sumber alami minyak dan lemak dapat dihasilkan dari tumbuhan, binatang maupun dari laut. Sedangkan sumber sintetik adalah berasal dari minyak bumi dan tall oil. Sumber minyak lemak alami yang berasal dari lautan adalah sperm oil, dan minyak sarden (sarden Oil). Minyak lemak yang berasal dari hewan adalah lemak hewan. Tumbuhan merupakan sumber minyak terbesar, dimana di dunia ini terdapat banyak jenis tumbuhan yang mengandung minyak yang tersebar di bagian tanaman. Sebagai sumber minyak, tumbuhan dikelompokkan menjadi dua yaitu plant oil yang antara lain terdiri dari minyak kelapa dan minyak sawit serla seed oil. Seed oil dapat dihasilkan dari biji-biji tanaman seperti biji kedelai, biji lobak, biji bunga matahari, biji kapas, kacang dan Lin seed.

Oleokimia dibagi menjadi dua yailu oleokimia dasar dan lurunannya, Industri Oleokimia dasar (Basic Oleochemicals) dimulai dari suatu proses yang dinamakan Splitting atau Hydrolysis. Dalam proses hidrolisis, trigliserida dari minyakllemak dipecah menjadi asam lemak dan gliserol dengan adanya air. Asam lemak dan gliserol inilah merupakan "basic building blocks" dari. prosesproses turunan yang selanjutnya dari industri oleokimia (Suhenda, 2005).

Salah salu produk turunan penting dari industri Oleokimia yang banyak digunakan di industri makanan & minuman adalah Fatty Esters. Kebanyakan Fatty Esters termasuk dalam kelas surfactant jenis nonionicyang juga mempunyai aplikasi yang luas di bidang industri lainnya selain industri makanan & minuman, seperti personal care, plastics, lubricants, dll. (Suhenda, 2005)

Fatty Esters merupakan hasil reaksi antara sebuah carboxylic acid dengan sebuah alcohol. Fatty Esters mempunyai formula R1COOR2, dimana R1 dan R2 merupakan Carbon Chain dengan panjang atom yang berbeda-beda sesuai dengan Fatty Acid dan alcohol yang digunakan. R1 merupakan sebuah fatty group yang berasal dari minyak, lemak ataupun turunan lemak yang umumnya terdiri dari straight carbon chain dengan jumlah carbon atom yang genap, dimulai dari C6 hingga C22 dan dapat terdiri dari saturated maupun unsaturated bonds. R2 pada umumnya adalah sebuah alkyl group seperti methyl, stearyl dan dapat pula berasal dari monohydric, dihydric, trihydric atau polyhydric alcohol seperti butanol, octanol, ethylene glycol, glycerol dan sorbitol (Suhenda, 2005)

Menurut Suhenda (2005), efisiensi proses produksi Fatty Esters sangat tergantung kepada ketepatan pili han dalam penggunaan katalis serta dipisahkannya air yang dihasilkan oleh reaksi tersebut. Fungsi dari Fatty Esters di dalam industri makanan dan minuman adalah sebagai emulsifier. Beberapa contoh aplikasi Fatty Esters di dalam produk makanan minuman adalah di dalam produk-produk seperti bakeries & cookies, chocolate products, snacks, nutritional foods, instant cream, topping & whippings dan flavour compounds. Quality Control serta kualitas produk yang baik merupakan kunci keberhasilan pemasaran produk Fatty Esters, dimana secer" komersial margin keuntungan yang ada masih sangat potensial.

Jenis produk Fatty Esters yang sangat umum diaplikasikan dalam industri makanan & minuman adalah yang termasuk dalam kelas sebagai berikut:

- Glycerol Esters of Fatty Acid.

- Sorbitan Esters Lactic.

- Acid Esters of Mono and Diglycerides.

- Acetic Acid Esters of Mono and Diglycerides.

- Citric Acid Esters of Mono and Diglycerides.

- Diacetyl tartaric acid esters (DATEM Esters).

 Kelas produk diatas mencakup lebih kurang 90 % dari seluruh Fatty Esters yang digunakan dalam industri makanan & minuman (Suhenda, 2005).

Adapun gambaran mengenai  proses Oleokimia


sumber: http://www.bpdp.or.id

 

KESIMPULAN

Melihat banyaknya produk-produk Fatty Esters yang dibutuhkan oleh industri makanan & minuman, yang sebagian besar merupakan produk turunan dari industri Oleokimia terutama yang berbahan baku kelapa sawit, maka prospek industri Oleokimia secara menyeluruh masih mempunyai potensi yang sangat besar. Hal tersebut mengingat dimana dengan makin meningkatnya kualitas hidup manusia, maka kebutuhan dan konsumsi "packaged food" akan meningkat semakin besar. Indonesia mempunyai competitive advantage yang sangat besar karena bahan baku kelapa sawit sangat tersedia dan dengan jumlah populasi yang sangat besar, maka potensi pasar domestik juga sangat besar.

DAFTAR PUSTAKA

Darni, Yuli. Dkk. 2019. Industri Proses Kimia. Lampung: Pusaka Media. Dalam http://repository.lppm.unila.ac.id/12925/1/Yuli%20Darni_PIK_Hibah%20Dikti_2019.pdf (Diakses pada 16 Oktober 2021)

Felker, G., Jomo, K. S., & Rasiah, R. (Eds.). 2013. Industrial technology development in Malaysia: Industry and Firm Studies. Routledge. Dalam https://tinyurl.com/u4wjf4my (Diakses 16 Oktober 2021)

Hidayat, A. A. 2021. Kimia dan Lingkungan Industri. Dalam Modul 7 Kimia dan Lingkungan Industri. Jakarta: Universitas Mercu Buana

Hidayat, A.A., dan M. Kholil. 2008. Kimia dan Pengetahuan Lingkungan Industri. WR: Yogyakarta. 3

Muis, Anton. 2018. Pembuatan Oleokimia dari Virgin Coconut Oil (VCO) Melalui Fraksinasi dan Esterifikasi. Jurnal Penelitian Teknologi Industri, Vol. 10, No. 2. Dalam http://ejournal.kemenperin.go.id/files010483/journals/11/articles/4491/public/4491-17485-2-PB.pdf (Diakses pada 16 Oktober 2021)

Suhenda, S.S. 2005. Prospek Pemanfaatan Oleokimia Berbasis Minyak Sawit pada Industri Makanan dan Minuman. Dalam https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/25442/1/Prosiding_seminar_pemanfaatan_Oleokimia_Minak_Sawit-6.pdf (Diakses paada 16 Oktober 2021)

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.