Laman

Senin, 04 Oktober 2021

IKATAN KIMIA : IKATAN ION DAN IKATAN KOVALEN

 

Oleh : Anandha Ivana Larasati (@T07-Anandha)

ABSTRAK

            Ikatan kimia adalah kemampuan suatu atom bergabung dengan atom lain membentuk suatu molekul/senyawa. Ikatan ini terbentuk dengan melepas energi dalam bentuk melepas atau menerima electron, sehingga susunan electron menjadi stabil (seperti susunan pada gas mulia). Electron yang berperan dalam pembentukan ikatan kimia adalah electron valensi dari suatu atom terluar. Electron terluar suatu unsur dapat dilambangkan dengan struktur Lewis. Struktur Lewis (juga dikenal sebagai diagram titik Lewis, rumus titik Lewis, struktur titik Lewis, dan struktur titik electron) adalah diagram yang menunjukkan ikatan antara atom-aton suatu molekul dengan pasangan electron yang mungkin ada dalam molekul. Ikatan kimia secara garis besar dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu ikatan antar molekul dan ikatan antar atom. Ikatan antar atom terdiri dari ikatan ionic, ikatan kovalen, dan ikatan logam.

Kata kunci : ion, kovalen, logam

ABSTRACT

                Chemical bonding is the ability of an atom to combine with another atom to form a molecule/compound. This bond is formed by releasing energy in the form of releasing or receiving electrons, so that the arrangement of electrons becomes stable (like the arrangement in noble gases). The electron that plays a role in the formation of chemical bonds is the valence electron of an outer atom. The outer electron of an element can be denoted by the structure of Lewis. A Lewis structure (also known as a Lewis point diagram, a Lewis point formula, a Lewis point structure, and an electron point structure) is a diagram showing the bonds between the atoms of a molecule and the electron pairs that may exist in the molecule. Chemical bonds can be broadly divided into two types, namely bonds between molecules and bonds between atoms. The bond between atoms consists of ionic bonds, covalent bonds, and metal bonds.

Keywords : : ion, covalent, metal

 

PENDAHULUAN

Ilmu kimia memiliki banyak bidang kajian yang mempelajari tentang fakta, konsep, hukum serta teori  yang  banyak  berhubungan  dengan  kehidupan  sehari-hari.  Hal  tersebut  mengharuskan kita untuk  memahami  konsep-konsep dalam kimia secara utuh agar tidak mengalami kesulitan dalam mempelajari ilmu kimia. Salah satu bidang kajian kimia adalah ikatan kimia. Materi ikatan kimia biasanya dikelompokkan menjadi empat sub tema, yaitu ikatan ionik, ikatan kovalen,  ikatan  logam, dan gaya antar molekul (Vrabec dan Prokša, 2016). Materi ikatan kimia menjelaskan  tentang  bagaimana  atom-atom  membentuk  ikatan,  baik  dengan  atom  yang sama maupun dengan atom yang berbeda. Ikatan kimia terjadi karena sekelompok atom menunjukkan satu kesatuan yang lebih stabil karena memiliki tingkat energi lebih rendah daripada tingkat energi atom-atom penyusunnya dalam keadaan terpisah (Effendy, 2013:14). Konsep-konsep dalam ikatan kimia bersifat abstrak sehingga sulit diterapkan secara kontekstual.

 

RUMUSAN MASALAH

  1. Apa itu ikatan ion?
  2. Apa itu ikatan kovalen?
  3. Apa saja sifat-sifat logam?

TUJUAN

  1. Untuk memahami konsep ikatan ion
  2. Untuk memahami konsep ikatan kovalen
  3. Untuk mengetahui sifat-sifat logam


PEMBAHASAN

Yuliantar (2016) menyatakan bahwa, Walter Kossel dan Gilbert Lewis, pada tahun 1916, menyatakan bahwa terdapat hubungan antara stabilnya gas mulia dengan cara atom-atom unsur saling berikatan. Keduanya mengemukakan jumlah electron terluar dari dua atom yang berikatakan, akan berubah sedemikian rupa sehingga susunan electron kedua atom tersebut sama dengan susunan electron gas mulia (memiliki 8 elektron pada kulit terluar), pernyataan ini disebut dengan teori octet. Namun, ada pula yang stabil dengan konfigurasi dua electron pada kulit terluarnya disebut teori duplet.

Hasan dkk. (2017) berpendapat bahwa suatu atom bergabung dengan atom lain melalui ikatan kimia yang terbentuk diantara atom-atom tersebut. Pada proses pembentukan ikatan, yang terlibat adalah elektron valensi. Ada dua golongan utama ikatan kimia, yaitu ikatan ionik dan ikatan kovalen.

A.      Ikatan Ion

Ikatan ion merupakan ikatan yang terjadi karena adanya gaya tarik menarik antar ion negatif (anion) dengan ion positif (kation). Gaya tarik menarik ini disebut juga sebagai gaya elektrostatik. Pada suhu kamar, senyawa ionik terdapat dalam bentuk kristal yang disebut kristal ion. Kristal ion terdiri dari ion postif, dan ion negatif, dengan susunan struktur yang teratur dan ditentukan oleh muatan dan jari-jari ion pembentuknya.

Berdasarkan energitika pembentukan senyawa ionik dari penyusun-peyusunnya, suatu pembentukan senyawa ionik dikatakan menguntungkan apabila :

a.      Senyawa yang terbentuk memiliki potensial yang lebih rendah daripada atom-atom pembentuknya dan;

b.      Struktur senyawa ionik yang terbentuk merupakan struktur yang memiliki potensial yang paling rendah (kestabilan termodinamika terbesar).

Adapun beberapa sifat senyawa ionik yaitu:

a.      Struktur/susunan kristal;

b.      Isomorf (mempunyi bentuk kristal yang sama);

c.       Dapat menghantarkan listrik;

d.      Titik didih dan leleh tinggi;

e.      Senyawa ionis larut dalam pelarut polar.

 

B.      Ikatan Kovalen

Sulakhudin (2019) menyatakan bahwa, ada beberapa jenis ikatan kovalen yang semuanya bergantung pada jumlah pasangan elektron yang terlibat dalam ikatan kovalen. Ikatan tunggal merupakan ikatan kovalen yang terbentuk 1 pasangan elektron. Ikatan rangkap 2 merupakan ikatan kovalen yang terbentuk dari dua pasangan elektron, begitu juga dengan ikatan rangkap 3 yang terdiri dari 3 pasangan elektron. Ikatan rangkap memiliki panjang ikatan yang lebih pendek daripada ikatan tunggal.

Selain itu, senyawa kovalen dapat dibagi mejadi senyawa kovalen polar dan non polar. Senyawa kovalen bersifat polar jika atom-atom pembentuknya mempunyai gaya tarik yang tidak sama terhadap elektron pasangan persekutuannya. Hal ini terjadi karena beda keelektronegatifan antara atom atom penyusunnya. Akibatnya terjadi pemisahan kutub positif dan negatif. Sementara itu pada senyawa kovalen non-polar titik muatan negatif elekton persekutuan berhimpit karena beda keelektronegatifan yang kecil atau tidak ada.

Di samping bersifat polar dan non polar, ikatan kovalen dapat juga bersifat semipolar atau disebut juga ikatan kovalen koordinasi. Ikatan ini terjadi apabila pasangan elektron bersama yang dipakai oleh kedua atom disumbangkan oleh satu diantara atom saja. Sementara itu atom yang lain hanya berfungsi sebagai penerima elektron berpasangan saja. Syarat-syarat terbentuknya ikatan kovalen koordinat: a). Salah satu atom memiliki pasangan elektron bebas, dan b). Atom yang lainnya memiliki orbital kosong.

Susunan ikatan kovalen koordinat sepintas mirip dengan ikatan ion, namun kedua ikatan ini berbeda oleh karena beda keelektronegatifan yang kecil pada ikatan kovalen koordinat sehingga menghasilkan ikatan yang cenderung mirip kovalen.

 

A.      Ikatan Pada Logam

Sulastri & Rahmayani (2017) menyatakan bahwa, ikatan yang terdapat didalam logam disebut ikatan logam. Menurut teori awan eletron, ikatan logam didefinisikan sebagai gaya tarik antara kation-kation logam dengan awan elektron yang bermuatan. negatif yangg terbentuk dari elektron valensi atom-atom logam tersebut. Atom-atom logam terikat satu sama lain seolah-olah berada ditengah lautan elektron.

Logam yang memiliki elektron valensi lebih banyak akan menghasilkan kation dengan muatan positif yang lebih besar dan awan elektron dengan jumlah elektron lebih banyak atau lebih rapat. Akibatnya Logam yang tersusun atas atom-atom logam dengan jumlah elektron valensi lebih banyak akan memiliki ikatan logam yang lebih kuat dibanding logam yang tersusun dengan jumlah elektron valensi yang lebih sedikit. Kekuatan ikatan logam tercermin pada titik lebur dan titik didih masing-masing logam. Karena elektron valensi yang mudah bergerak, logam memiliki sifat :

a.      Memiliki kilau;

b.      Dapat ditempa (malleable);

c.       Dapat diregangkan (ductile) drawn into wires;

d.      menghantarkan panas dan listrik.

 

KESIMPULAN

            Ikatan kimia adalah ikatan yang terjadi antar atom atau antar molekul.Terjadi melalui ikatan ion, ikatan kovalen dan ikatan lainnya seperti ikatan hidrogen,logam,dan sebagainya. Dalam bentuk molekul dikenal adanya teori ikatan valensi. Postulat dasar dari teori ini adalah bahwa bila 2 atom membentuk ikatan kovalen, orbital paling luar salah satu atom mengadakan tumpang tindih dengan orbital paling luar atom yang lain, dan pasangan elektron yang dimiliki bersama berada di daerah di mana terjadi tumpang tindih tersebut. Dengan adanya ikatan valensi tersebut maka dapat dijelaskan sifat fisika maupun kimia dari suatu senyawa atau ion kompleks yang terbentuk dari ikatan valensi tersebut.

 

DAFTAR PUSTAKA

Hasan, M, Zarlaida Fitri, dan Ratu Fazlia Inda Rahmayani. 2017. Buku Ajar Ikatan Kimia. Banda Aceh: Syiah Kuala University Press. Dalam https://www.google.co.id/books/edition/Ikatan_Kimia/0wTQDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=ikatan+kimia&pg=PA65&printsec=frontcover (Diakses 2 Oktober 2021)

Sulastri, dan Ratu Fazlia Inda Rahmayani. 2017. Buku Ajar Kimia Dasar 1. Banda Aceh: Syiah Kuala University Press. Dalam https://www.google.co.id/books/edition/Kimia_Dasar_I/vJDPDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=kimia+dasar+1&printsec=frontcover (Diakses 2 Oktober 2021)

Yulianta, Heri. 2016. Materi Ikatan Kimia Untuk SMA/MA. Yogyakarta: UNY. Dalam https://eprints.uny.ac.id/41796/1/produk.pdf (Diakses 2 Oktober 2021)

 

 

 

 

 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.