Laman

Senin, 09 November 2020

PENCEMARAN UDARA SERTA DAMPAK YANG MENGHANTUINYA

 oleh    :@S12-Ellyza


ABSTRAK

            Makhluk hidup membutuhkan udara dalam segala aktivitas hidupnya. Kehadiran udara memang tidak dapat dilihat dengan kasat mata, namun dapat dirasakan. Udara yang bersih akan terasa segar ketika dihirup seperti contoh pada saat kita berada di pegunungan. Sebaliknya udara yang sudah terpapar polusi akan terasa tidak enak ketika dihirup. Hal ini karena udara yang sudah terpapar oleh polusi mengandung banyak partikel – partikel berbahaya yang tidak baik untuk kesehatan tubuh. selain berbahaya untuk kesehatan tubuh, polusi udara juga menyebabkan pemanasan global dan gas rumah kaca. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan upaya – upaya agar tidak bertambah parah.

Keyword         : Udara, Polusi, Pemanasan Global, Gas Rumah Kaca

 

PENDAHULUAN

Kehidupan manusia berada dalam jangkauan lingkungan hidup. Dalam proses kehidupannya, manusia selalu berinteraksi dengan lingkungan hidup. Pengertian dari lingkungan hidup sendiri ialah benda, daya, keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia serta perilakunya. Banyak yang tidak menyadari bahwa perilaku manusia merupakan cerminan dari kondisi lingkungannya. Jika perilaku manusia di sekitar lingkungan tersebut baik maka kondisi lingkungan di sekitarnya juga akan baik, begitupun sebaliknya.

Akhir - akhir ini lingkungan hidup sedang disibukkan dengan isu pemanasan global dan gas rumah kaca yang menghantui. Dua permasalahan ini seolah tidak ada akhirnya. Dampak dari pemanasan global salah satunya ialah Gas Rumah Kaca (GRK/GHG). Gas rumah kaca memungkinkan radiasi sinar matahari masuk ke atmosfer bumi secara bebas. GRK memiliki kemampuan untuk menyerap serta meradiasikan kembali dalam bentuk heat. Gas Rumah Kaca diantaranya adalah Karbon Dioksida (CO2), Metana (CH4), Nitrogen Oksida (N2O), Sulfur Hexaflorida (SF6), Hydroflorocarbon (HFCs), Perflorokarbon (PFCs), dan Nitrogen Trifluorida (NF3). Dari isu pemanasan global tersebut, dunia telah merasakan dampaknya yang dinilai cukup serius. Suhu global telah mengalami peningkatan terus menerus sejak masa industrial (1910). Kenaikan suhunya mencapai 10C hingga tahun 2020. Karena pengaruh pemanasan global tersebut Pada tahun 2019 ketebalan es di laut Artik kehilangan massa 95 % dibanding tahun 1984 (selama 35 tahun ). Hal ini dikhawatirkan oleh penduduk yang berada di pulau – pulau kecil. Jika es di laut Artik terus mencair kemungkinan akan ada pulau atau negara yang hilang karena kenaikan permukaan air laut.

Membahas tentang gas rumah kaca, terdapat beberapa fakta yang kurang diperhatikan oleh manusia, diantaranya adalah, Aktivitas manusia memiliki kontribusi terhadap gas rumah kaca ke atmosfer, kemudian perubahan iklim merupakan isu global, Emisi 1 tCO2 di Indonesia = Emisi 1 tCO2 di USA, menaiknya tingkat Gas Rumah Kaca telah lebih dulu berdampak terhadap perubahan iklim, Prediksi dengan Climate Model bahwa temperature global akan meningkat sekitar 1,4 – 5,8 derajat pada 2100, serta perubahan iklim akan berdampak signifikan secara global terhadap lingkungan, ekonomi, sosial. Ada beberapa dampak yang sudah dirasakan dari perubahan iklim ini, diantaranya adalah kenaikan suhu, kenaikan permukaan laut serta intensitas hujan meningkat. Isu gas rumah kaca serta pemanasan global tidak jauh dari hubungannya dengan udara. Di kota – kota besar, penggunaan kendaraan bermotor serta kebakaran telah cukup berperan dalam terjadinya pencemaran udara. Hal ini dapat dilihat dari tingkat polusi udara di kota – kota besar. Udara di perkotaan terasa lebih kotor dibandingkan dengan di pedesaan yang udaranya masih bersih.

 

PERMASALAHAN

            Dari ulasan diatas, muncul beberapa rumusan masalah yang akan menjadi topic bahasan artikel kali ini. Diantaranya adalah :

1.      Apa pengertian udara dan bagaimana pengelompokkan udara dalam konteks gas rumah kaca ?

2.      Bagaimana upaya meningkatkan kualitas udara ?

3.      Apakah peraturan kementrian Lingkungan Hidup dalam hal pencemaran udara?

4.      Apa yang dimaksud dengan AQMS?

5.      Bagaimana kualitas udara di Indonesia ?

 

PEMBAHASAN

1.       Pengertian udara dan pengelompokkan udara dalam konteks gas rumah kaca

Udara merujuk kepada campuran gas yang terdapat pada permukaan bumi. Udara tidak tampak mata, tidak berbau, dan tidak ada rasanya. Kehadiran udara hanya dapat dilihat dari adanya angin yang menggerakan benda.

Udara dibedakan menjadi 2, yaitu Emisi dan Ambien.

Ø  Emisi   : Emisi dibedakan menjadi 2, yaitu :

-          Sumber Bergerak : zat atau energy yang diemisikan dari transportasi (kendaraan bermotor, pesawat, kapal, dll.)

-          Sumber Tidak Bergerak : Zat atau energi yang diemisikan dari setiap kegiatan yang mengeluarkan emisi

Ø  Ambien : Ambien dibedakan menjadi 2, yaitu :

-          Ruangan    : Udara dalam ruangan

-          Lingkungan : udara bebas di permukaan bumi pada lapisan troposfer, yang dibutuhkan dan dapat mempengaruhi kesehatan manusia, makhluk hidup dan unsur lingkungan hidup lainnya

 

2.      Upaya meningkatkan kualitas udara

Cara meningkatkan kualitas udara :

Ø  Sumber Tidak Bergerak : - Penetapan Baku Mutu Emisi (BME)

-   Bahan Bakar Bersih

-   Produksi Bersih

-   Efisiensi Energi ( contoh : mengganti lampu watt besar menjadi watt kecil

Ø  Sumber Bergerak            : - Menurunkan emisi atau km kendaraan

-          Menurunkan panjang perjalanan

 

3.      Peraturan Kementrian Lingkungan Hidup dalam hal pencemaran udara

PERMENLHK NO.20 TAHUN 2017

Ø  Parameter          : Aturan ambang batas emisi kendaraan bermotor yang mengandung gas karbon dioksida (CO2), nitrogen oksida (NOx), karbon monoksida (CO), volatile hydro carbon (VHC), dan partikel lain yang berdampak negative pada manusia ataupun lingkungan bila melebihi ambang batas tertentu

Ø  Euro 4               : Pada Euro 4 sendiri kandungan nitrogen oksida (NOx) pada kendaraan berbahan bakar bensin tidak boleh lebih dari 80 mg/km, 250mg/km untuk mesin diesel, dan 25 mg/kg untuk diesel particular matter. Sedangkan untuk bensin kandungan maksimum sulfur 50 ppm

 

4.      Pengertian AQMS

Air Quality Monitoring System (AQMS) atau Sistem Pemantau Kualitas Udara adalah sistem untuk mengetahui tingkat pencemaran udara di suatu daerah. Automatic Air Quality Monitoring System (AQMS) Location tersebar di 26 titik di Indonesia. Meteorologi yang diukur dari AQMS ialah kecepatan & arah angina, Radiasi Sinar Matahari, Suhu, Tekanan Udara, Kelembaban, dan Curah Hujan. Sistematikanya adalah sebagai berikut

Ø  Stasiun AQMS→Main Center KLHK→Ruang Kendali KLHK →Publikasi Nasional

                                                              DLH Provinsi

                                                            → DLH Kabupaten / Kota →Publikasi Kota

 

5.      Kualitas udara di Indonesia

Berdasarkan Air Quality Rankings pada 18 November 2019, Jakarta menduduki peringkat 25 dengan kualitas udara yang buruk. Konsentrasi partikel udara yang memiliki diameter lebih kecil dari 2,5 mikrometer atau PM2.5, merupakan salah satu indikator pencemaran udara. Ambang nilai batasannya menurut BMKG adalah 65 mikrogram/m³. Beberapa kota di Indonesia memiliki jumlah hari dengan kategori kualitas udara “Sedang” dan “Tidak Sehat” disebabkan oleh parameter berikut :

Jambi                 : O3                                                 Bekasi             : O3, PM10 dan CO

Batam                : O3 dan SO2                                  Semarang        : O3 dan CO   

Depok               : PM10, CO dan O3                   Kupang           : SO2


KESIMPULAN

            Berdasarkan ulasan di atas, diketahui bahwa pencemaran udara sedang menjadi isu global yang serius. Pencemaran udara ini mengakibatkan adanya pemanasan global dan efek gas rumah kaca. Hal ini jika dibiarkan terus – menerus dapat berbahaya bagi lingkungan hidup. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara, diantaranya adalah dengan mengurangi penggunaan kendaraan bermotor, mengurangi penggunaan pendingin ruangan, memperbanyak lahan terbuka hijau di perkotaan agar sirkulasi udara membaik, dan masih banyak lagi. Upaya tersebut mungkin tidak dapat langsung memberi efek yang signifikan, tetapi jika upaya tersebut dilakukan oleh semua manusia maka bukan tidak mungkin bahwa isu global tersebut dapat diatasi dengan segera.


DAFTAR PUSTAKA    :

https://youtu.be/uJ-INJqndV8

 

 

 

 

 

1 komentar:

  1. Seharusnya untuk dikota" besar pemerintah daerah harus bisa membuat taman taman kota lebih banyak lg dan menanam setiap pohon di sepanjang jalanan kota dan gerakan mencintai lingkungan. kalau utk mengurangi rumah kaca menurut saya sulit karena di era modern sekarang mereka banyak yang menggunakan kaca-kaca di setiap rumahnya belum lagi model rumah minimalis atau gedung" perkantoran yang banyak menggunakan kaca.

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.