Laman

Kamis, 05 Maret 2020

Bahan Bakar Fosil

Abstrak
Kebutuhan akan energi tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia baik dari zaman pra sejarah sampai pada masyrakat modern saat ini. Peningkatan jumlah penduduk dari tahun-ketahun turut memicu peningkatan kebutuhan energi. Sedangakan sekarang ini kebutuhan sebagian besar energi di cukupi dari konversi sumber energi fosil misalnya energi untuk pembangkit listrik, kebutuhan rumah tangga, industri dan alat-alat transportasi.

Pendahuluan
Bahan bakar fosil merupakan istilah umum untuk endapan geologis yang mudah terbakar yang terkubur dari bahan organik, terbentuk dari tumbuhan dan hewan yang telah membusuk yang telah dikonversi menjadi minyak mentah, batubara, gas alam, atau minyak berat dengan paparan panas dan tekanan di kerak bumi lebih dari ratusan atau jutaan tahun. Penggunaan bahan bakar fosil seperti minyak bumi, gas alam dan batu bara sangat diperlukan manusia, sehingga bahan bakar fosil menjadi sumber energi utama dalam menggerakkan roda kehidupan manusia.  Namun pemanfaatan energi bahan bakar fosil yang berlebihan menghasilkan gas karbondioksida (CO2) yang menjadi salah satu gas efek rumah kaca.

Pembahasan
Komposisi Bahan Bakar Fosil
Minyak bumi (petroleum) adalah hidrokarbon cair yang berasal dari sisa tumbuhan dan hewan di lautan dan di daratan.
Batu bara adalah hidrokarbon padat yang berasal dari sisa tumbuhan yang membentuk
batuan sedimen yang dapat terbakar.
Gas alam adalah hidrokarbon gas yang berasal dari sisa tumbuhan dan hewan di lautan, dan
terbentuk bersamaan dengan minyak bumi.

Dampak terhadap Sumber Daya Alam (SDA)
Sumber daya energi khususnya yang tidak terbarukan seperti minyak, gas, batubara (energi fosil) semakin lama akan terus berkurang sesuai dengan pemakaian yang terus meningkat. Hal ini akan menimbulkan krisis energi dikemudian hari khususnya untuk generasi yang akan datang.

Dampak Terhadap Lingkungan
Gas CO2
Limbah gas CO2 yang dihasilkan dari suatu pembangkit listrik fosil adalah Gas Co2 yang merupakan salah satu golongan gas rumah kaca. Efek gas rumah kaca ini akan menyebabkan radiasi sinar infra merah dari bumi akan kembali ke permukaan bumi karena tertahan oleh gas rumah kaca. Hal ini lah yang menyebabkan terjadinya pemanasan global pada bumi. Pemanasan global pada bumi ini akan menimbulkan dampak turunan yang lebih panjang yakni mencairnya gunung-gunung es di kutub, meningkatnya suhu permukaan bumi, meningkatnya suhu air laut, menungkatnya tinggi permukaan laut, kerusakan pantai karena meningkatnya abrasi laut, dan hilangnya pulau-pulau kecil karena abrasi air laut.

Gas SO2 dan NOx
Gas SO2 dan NOx adalah jenis limbah yang  merupakan sumber deposisi asam.  Dampak dari deposisi asam ini punah nya beberapa jenis ikan, merusak tanaman, dan mempercepat korosi pada pipa saluran air.

Kesimpulan
Kebutuhan energi listrik di Indonesia terus meningkat sesuai dengan perkembangan industri. Energi fosil merupakan energi yang tak terbaharukan, dan dalam penggunaannya sebagai sumber energi listrik akan memiliki dampak terhadap sumber daya dan lingkungan. Menipisnya cadangan sumber daya, dampak pemanasan global dan hujan asam akan menjadi permasalahan serius dimasa mendatang. PLTN menjadi salah satu solusi dan mempunyai prospek sebagai sumber energi listrik dimasa mendatang untuk mencegah dan mengurangi dampak penggunaan energi fosil.

Daftar Pustaka
Nur tri harjanto dan Ida Nuryatin Finahari, “Potensi, Dampak dan Pengendalian Emisi gas CO2 Dari pembangkit Listrik Berbahan Baker Fosil” Presentasi Ilmiah Peneliti Madya, Batan , Jakarta, 2007. http://jurnal.batan.go.id/index.php/pin/article/download/2546/2330

Ery Suranto. 2018. Memahami bahan bakar fosil. https://bisakimia.com/2018/07/27/memahami-bahan-bakar-fosil/
Suryana hisham. 2019. Apa yang dimaksud dengan bahan bakar fosil dan contohnya.

Fanny, rofalina. 2014. Energy fosil tambang dan global warming.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.