Laman

Sabtu, 08 Februari 2020

Pengembangan Energi dari Biomassa

Gambar 1. Mata rantai konversi biomassa menjadi energi panas, listrik, dan
han bakar kendaraan

Oleh : Asep Supriyadi (@Q02-Asep)


Pendahuluan
            Pengembangan sumber energi dapat diperbaharui, termasuk biomassa, merupakan fundamental bagi kesinambungan ketersediaan energi masa depan. Biomassa dapat memainkan peranan penting sebagai sumber energi yang dapat diperbaharui,
yang berfungsi sebagai penyedia sumber karbon untuk energi, yang dengan menggunakan teknologi modern dalam pengkonpersiannya dapat menjaga emisi pada tingkat yang rendah. Di samping itu, penggunaan energi biomassa pun dapat mendorong percepatan rehabilitasi lahan terdegradasi dan perlindungan tata air. Secara general, keragaman sumber biomassa dan sifatnya yang dapat diperbaharui dapat berperan sebagai pengaman energi di masa mendatang sekaligus berperan dalam konservasi keanekaragaman hayati. Biomassa dapat digunakan untuk menyediakan berbagai vektor energi, baik panas, listrik atau bahan bakar kendaraan. Namun demikian, energi biomassa dapat berasal dari berbagai sumber daya dan mungkin juga rute konversi yang beragam, sehingga dapat menimbulkan pemahaman yang kompleks dalam implikasinya. Sejumlah isu memerlukan klarifikasi dalam rangka memahami potensi biomass sebagai sumber energi yang berkesinambungan: mengenai sumber daya dan ketersediaannya, aspek logistik, biaya-biaya rantai bahan baker, dan dampaknya terhadap lingkungan..
ABSTRAK
Sumber energi biomassa mempunyai beberapa kelebihan antara lain merupakan sumber energi yang dapat diperbaharui (renewable) sehingga dapat menyediakan sumber energi secara berkesinambungan . Sebagai bahan bakar, biomassa perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu agar dapat lebih mudah dipergunakan yang dikenal sebagai konversi biomassa. Teknologi konversi biomassa tentu saja membutuhkan perbedaan pada alat yang digunakan untuk mengkonversi biomassa dan menghasilkan perbedaan bahan bakar. Beberapa teknologi konversi biomassa yang bisa diterapkan antara lain :biobriket, gasifikasi, , biokimia dan karbonisasi. Metode yang paling baik untuk menghasilkan biomassa kayu adalah teknologi konversi gasifikasi.
Kata kunci : biomassa, kayu, konversi energi,
            Teknologi Konversi Biomassa Menjadi Energi Semua material organik mempunyai potensi untuk dikonversi menjadi energi. Biomassa dapat secara langsung dibakar atau dikonversi menjadi bahan padatan, cair atau gas untuk menghasilkan panas dan listrik (Gambar 1). Beberapa pilihan teknologi konversinya adalah sebagai berikut:
a.       Konversi biomassa pada ketel uap modern .
Biomassa dibakar pada ketel uap modern untuk menghasilkan panas, listrik atau kombinasi panas dan tenaga. Sistem ini secara komersial telah banyak digunakan di Amerika Serikat, Australia, Finlandia dan German, walaupun secara tipikal hanya menghasilkan 20% energi jika dibandingkan dengan bahan bakar fosil.
b. Proses anaerobik Merupakan proses biologi yang konversi biomass baik padatan maupun cair menjadi gas tanpa oksigen. Gas yang dihasilkan didominasi methane dan CO2. Hasil ikutan berupa kompos dan pupuk untuk pertanian dan kehutanan. Teknologi ini telah dikembangkan secara komersial di Europa dan Amerika utara.
c. Gasifikasi Biomassa Gasifikasi merupakan konversi dengan menggunakan parsial oksidasi pada suhu karbonisasi sehingga menghasilkan bahan bakar gas dengan level panas berkisar antara 0,1-0,5 dari gas alam, tergantung proses gasifikasi yang digunakan. Konversi ini lebih menguntungkan secara ekonomi dibandingkan dengan pembakaran langsung, bersih, dan efisien dalam pengoperasian. Produk dari gasifikasi ini dapat juga di-reform untuk menghasilkan methanol dan hydrogen. Teknologi ini sedang dalam awal komersial.
d. Pyrolysis Biomassa Pyrolysis merupakan pendegradasian panas pada biomassa tanpa oksigen, untuk menghilangkan komponen volatile pada karbon. Hasil dari proses ini selalu dalam bentuk gas, dan hasil penguapannya dapat menghasilkan bahan bakar cair dan padatan sisa. Bahan bakar cair ini dapat menghasilkan panas dan listrik apabila dibakar dalam ketel uap, mesin atau turbin. Produk lain dari proses pyrolysis ini adalah berupa arang dan bahan kimia. Teknologi konversi pyrolysis biomassa ini telah didemonstrasikan di Europa selama 3 tahun, dari tahun 2002 – 2005.
kesimpulan
 Energi berbasis biomassa berpotensi besar dalam mendukung pasokan energi yang berkelanjutan di masa mendatang. Meskipun demikian, pengembangannya harus dirancang sedemikian rupa sehingga berefek positif terhadap pembangunan sosial ekonomi masyarakat dan di pihak lain juga tidak berdampak negatif terhadap lingkungan. Semua teknologi konversi biomassa menjadi energi bisa diterapkan di Indonesia, dengan pengembangan disesuaikan dengan besaran supply biomassa, teknologi yang telah dikuasai, ketersediaan anggaran dan jenis produk yang dibutuhkan pasar di masing-masing daerah. Alternatif teknologi konversi dalam mengantisipasi kelangkaan BBM misalnya, akan lebih tepat bila teknologi gasifikasi dan proses anaerobik yang diterapkan; selain lebih efisien, produknya pun berupa bahan bakar gas yang dapat digunakan sebagai sumber panas, listrik dan bahan bakar kendaraan.
 Saran
1. Bagi masyarakat Indonesia, kebijakan di bidang energi perlu diarahkan pada pengurangan penggunaan bahan bakar minyak (premium, minyak solar, dan minyak tanah) mengingat jumlah cadangannya semakin menipis. Serta pemanfaatan potensi energi terbarukan (angin, biomasa, air dan tumbuhan-tumbuhan) yang memiliki potensi energi dan dapat dimanfaatkan di semua wilayah di Indonesia.
2. Pengembangan potensi energi baru terbarukan harus segera dilakukan mengingat daerah-daerah maju pasti memiliki komoditi energi terbarukan yang mampu membuat membuat daerah itu mandiri.

Daftar Pustaka
[1] Dartanto, Teguh, 2004, Is The Economic Growth Enough for Reducing The Poverty Incidence In Indonesia?, Presentasi Paper: ISA 2004.
[2] -----------------------, 2005a, Mengkritik Kebijakan Cash Transfer. Media Indonesia:12/9/2005.
 [3] -----------------------, 2005b, Kontroversi Kenaikan Harga BBM 2005. Wacana Alumni, LPEM FEUI. [4] Ikhsan, Dartanto, Usman, dan Report. Herman, 2005, Kajian Dampak Kenaikan Harga BBM 2005 Terhadap Kemiskinan, Working Paper:LPEM FEUI
[5 ]Kwik Kian Gie, 2005, Minyak: Teka-teki, manipulasi atau 'So What Gitu L ho. Bisnis Indonesia, 12/09/2005..
[6] OPEC, 2004, Annual Statistic Bulletin.
[7] -------, 2005, Monthly Oil Market
 [8] Syahrial, Syarif.`` Redam Ekspektasi Kenaikan Harga``. Kompas,01/10/2005.




1 komentar:

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.