Laman

Minggu, 15 Desember 2019

Teknologi Hijau



DEFINISI
“Teknologi” lebih bermakna sebagai penerapan pengetahuan untuk tujuan praktis. Sedangkan “teknologi hijau” adalah teknik untuk menghasilkan energi dan/atau produk yang tidak mencemari atau meracuni lingkungan hidup. Teknologi hijau masih terus dikembangkan hingga saat ini.
Teknologi hijau merupakan salah satu upaya untuk menjaga kelestarian atau keberlanjutan kehidupan di planet bumi ini. Kelestarian atau keberlanjutan (sustainabilitas) yang dapat diartikan sebagai perihal pemenuhan kebutuhan masyarakat secara berkelanjutan di masa depan tanpa merusak sumber daya alam, atau pemenuhan kebutuhan saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.

TEKNIK UNTUK PENCAPAIAN SUSTAINABILITAS
·         Produk Daur Ulang yaitu penciptaan (siklus) produk-produk manufaktur yang sepenuhnya dapat direklamasi atau digunakan kembali.
·         Inovasi teknologi hijau merupakan pengembangan teknologi alternatif baik berupa bahan bakar fosil atau bahan kimia hasil dari budidaya tanaman – yang telah terbukti tidak merusak kesehatan dan lingkungan hidup


APLIKASI TEKNOLOGI HIJAU

Dirjen Agro Industri Kementerian Perindustrian Panggah Susanto mengatakan kebijakan strategis yang dilakukan pemerintah dalam pengembangan industri bahan bangunan adalah pemanfaatan tek nologi ramah lingkungan atau teknologi hijau.
Adapun, yang dimaksud dengan teknologi hijau adalah teknik untuk menghasilkan energi dan/atau produk yang tidak mencemari lingkungan hidup.
"Sekarang makin banyak industri yang masuk dalam kriteria industi hijau. Untuk industri bahan bangunan terus meningkat karena ada im provisasi," katanya, Selasa (19/11).
Bangunan hijau, lanjutnya, mendapat perhatian penting di bidang teknologi hijau. Segala sesuatu yang berkaitan dengan pembangunan rumah atau infrastruktur yang ramah lingkungan saat ini telah menjadi tren. 

BIDANG-BIDANG TEKNOLOGI HIJAU
1.      Renewable Energy
Mengingat keterbatasan sumber energi berbahan baku fosil (minyak, gas dan batubara), maka energi menjadi masalah yang paling mendesak dalam bidang teknologi hijau, termasuk didalamnya pengembangan bahan bakar alternatif atau energi terbarukan yang efisien.
2.      Green Building
Bangunan hijau (green building) juga mendapat perhatian penting di bidang teknologi hijau, segala sesuatu yang berkaitan dengan pembangunan rumah atau infrastruktur yang ramah lingkungan. Penerapannya mulai sejak pemilihan bahan bangunan hingga lokasi tempat bangunan akan didirikan diharapkan telah mempertimbangan kelestarian lingkungan hidup.
3.      Green Chemistry
Hampir seluruh produk untuk keperluan sehari-hari adalah produk kimiawi. Oleh karena itu kimia hijau (green chemistry) mulai mendapat perhatian berbagai negara maju dalam hal penemuan, rancangan dan aplikasi produknya termasuk proses yang dijaga dari penggunaan bahan beracun atau zat yang berbahaya bagi kehidupan.
4.      Green Nanotechnology
Yang paling terkini adalah studi tentang Green nanotechnology (teknologi nano hijau) yang melibatkan manipulasi bahan pada skala nanometer (satu miliar meter). Beberapa ilmuwan percaya bahwa penguasaan subjek ini di masa datang akan mengubah cara bagaimana segala sesuatu di dunia ini dibuat. “Green nanoteknologi” adalah penerapan kimia hijau tingkat lanjut dengan prinsip-prinsip rekayasa teknologi yang ramah lingkungan.

TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN KARYA ANAK BANGSA
1.      Motor Listrik
Seiring berjalannya waktu, Indonesia mulai memiliki kemampuan dalam mengembangkan teknologi ramah lingkungan yang inovatif. Brand Gesits (Garansindo Electric Scooter ITS) menambah deretan karya anak bangsa yang patut dibanggakan. Anda bisa memesan motor listrik ramah lingkungan ini secara online melalui websitenya karena akan diproduksi secara masal pada tahun 2018, dan akan diluncurkan secara resmi pada tahun 2019.  Dengan kapasitas baterai 5.000 wh atau 5kWH, motor listrik ini bisa menempuh 80 hingga 100 km setelah melakukan pengisian baterai selama empat jam. Para pembuat teknologi ramah lingkungan yang juga adalah mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh November, berhasil membuktikan bahwa Indonesia memiliki peluang dalam melakukan inovasi yang bisa bermanfaat bagi masyarakat luas.

2.      Kompor Hidrogen
Seorang pemuda bernama Dede Miftahul Anwar berhasil membuat kompor berbahan hydrogen atau air. Idenya ini berawal dari masalah yang terjadi di kampungnya, Desa Cihambulu, Kabupaten Subang, yaitu langkanya ketersediaan bahan gas elpiji sehingga mempersulit para warga untuk mendapatkan gas elpiji tersebut. Dengan kemampuan Dede, seorang mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia yang dapat menganalisa masalah serta melihat peluang untuk mengatasi masalah tersebut, maka terciptalah kompor yang memiliki teknologi ramah lingkungan ini.
Perusahaan yang telah dibangun oleh Dede diberi nama CV ENERGON (Energi Olahan Nasional), dan memiliki visi menjadi perusahaan mandiri energi nasional berbasis hidrogen berdaya saing tinggi. Produk ini akan dipasarkan dengan harga Rp 450 ribu dan pengisian gas hidrogen hanya dengan Rp 10 ribu. Jika Anda berminat memiliki salah satu teknologi ramah lingkungan ini, Anda dapat dengan mudah melihat informasi penjualan produk ini di internet. Selain dapat mendukung karya anak bangsa dalam mengembangkan teknologi ramah lingkungan, bahan bakar hydrogen juga jauh lebih efisien untuk digunakan pada keperluan sehari-hari.

3.      Lemari Es Tanpa Listrik
Terkadang umur tidak bisa membatasi seseorang dalam melakukan sebuah perubahan. Hal sekecil apapun bisa menjadi sebuah peluang yang baik dalam menciptakan teknologi ramah lingkungan. Hanya perlu percaya diri serta kesabaran dalam mewujudkannya. Seperti dua siswa SD Al Azhar 14 Semarang yang bisa menjadi inspirasi Anda untuk terus berkarya mengharumkan nama bangsa Indonesia. Lemari es tanpa listrik yang dibuat oleh Arya dan Sanika berhasil membawa medali perunggu setelah mengikuti World Creativity Festival Advanced Institue and Technology (KAIST) Daejon, Korea Selatan tahun 2015.
Ide kedua anak tersebut dibuat menggunakan alat dan bahan yang cukup sederhana seperti box sterofoam, kaleng biskuit untuk menaruh sayur atau buah, pasir dan air dingin untuk menjaga kestabilan suhu dalam sterofoam.

4.      Lampu Seumur Hidup
Siapa yang menyangka sebuah bakteri dapat bermanfaat sebagai salah satu teknologi ramah lingkungan. Salah satu contoh nyata yang dapat Anda lihat yaitu terciptanya karya terbaik dari tiga orang mahasiswa dan mahasiswi Universitas Brawijaya, Malang. Elok Fitriani Tauziat, Nurhasna Fauziyyah, dan M. Alfian Arifin memanfaatkan ilmu mereka di bangku kuliah jurusan Perikanan dan Ilmu Kelautan dengan menciptakan teknologi ramah lingkungan untuk mengatasi krisis energi listrik.
Dengan menggunakan Bakteri Bioluminescence dan alat Biolie, cahaya yang dihasilkan mencapai 10.68 watt untuk menerangi sebuah ruangan hingga 68 meter. Untuk dapat menggunakannya di rumah, sebaiknya cari tahu terlebih dahulu melalui internet secara teliti karena bakteri yang harus Anda gunakan adalah bakteri pada tubuh cumi-cumi. Lampu seumur hidup akan bertahan lama jika Anda bisa merawatnya dengan memberikan bakteri tersebut nutrisi berupa sayuran yang sudah difermentasi.


DAFTAR PUSTAKA

https://www.dbs.com/indonesia-bh/blog/live-kind/4-teknologi-ramah-lingkungan-karya-anak-bangsa.page
https://kemenperin.go.id/artikel/7911/Aplikasi-Teknologi-Hijau-Meningkat
http://d3ipii-d3ipii.blogspot.com/2011/01/teknologi-hijau-green-technology.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.