Laman

Senin, 25 November 2019

KIMIA HIJAU


NAMA : SATRIA AJI SURYA (@N15-SARIA)
PENDAHULUAN
Isu tentang polusi, limbah, pemanasan global sering diberitakan dalam
media   masa.   Di   era   modern   ini,   isu-isu   tersebut   menjadi   isu   yang   sensitif.
Peningkatan   kadar   polutan   yang   relatif   besar,   membuat   pembuat   kebijakan,
aktivis lingkungan dan juga masyarakat umum mulai memikirkan masa depan
bumi ini. Hal ini melahirkan istilah ramah lingkungan. Dewasa ini, hampir setiap
kegiatan, baik kegiatan sosial maupun industri, dituntut untuk memenuhi kriteria
ramah lingkungan.

PEMBAHASAN
Kimia hijau adalah desain produk kimia dan proses yang
mengurangi atau menghilangkan penggunaan atau generasi zat berbahaya. Green
chemistry adalah suatu falsafah atau konsep yang mendorong desain dari sebuah
produk ataupun proses yang mengurangi ataupun mengeliminir penggunaan dan
produksi zat-zat (substansi) toksik dan atau berbahaya. Konsep kimia hijau
berkaitan   dengan   Kimia   Organik,   Kimia   Anorganik,   Biokimia,   dan   Kima
Analitik. Bagaimanapun juga, konsep ini cenderung mengarah ke aplikasi pada
sektor industri.

Konsep Kimia Hijau
1.      Lebih mengedepankan usaha mencegah timbulnya limbah dibanding usaha menangani limbah yang dihasilkan dalam proses produksi.
2.      Ekonomi atom.
3.      Mengurangi pemakaian bahan kimia barbahaya dan atau toksik.
4.      Mendesain produk yang lebih ramah lingkungan.
5.      Meningkatkan usaha penggunaan pelarut dan bahan kimia lain yang tidak
berbahaya.
6.      Mendesaian pemakaian energi yang efisien.

KONSEP KIMIA HIJAU
1. Mencegah   terjadinya   limbah   lebih   baik   daripada   mengolah   dan
membersihkannya.
Yaitu   bagaiamna   kemampuan   kimiawan   untuk   merancang   ulang
transformasi   kimia   untuk   meminimalkan   produksi   limbah   berbahaya
merupakan langkah pertama yang penting dalam pencegahan polusi. Dengan
mencegah generasi sampah, kita meminimalkan bahaya yang berhubungan
dengan limbah, transportasi, penyimpanan dan perawatan.

2. Ekonomi atom, metoda sintesis yang efisien
Adalah sebuah konsep perancangan proses kimia yang bisa mengubah
semaksimal   mungkin   bahan   baku   menjadi   produk   target   ketimbang
menghasilkan senyawa sampingan (side product). Metode sintetis seharusnya
didesain   untuk   memaksimalkan   penggabungan   dari   semua   bahan   yangdigunakan dalam proses menjadi produk akhir. Pemanfaatan atom, efisiensi atom atau konsep ekonomi dari atom merupakan sarana yang sangat berguna untuk   mempercepat   evaluasi   jumlah  limbah   yang   dihasilkan   pada   proses alternatif. Efisiensi atom dihitung dari massa molekul produk dibagi dengan jumlah  total massa  molekul  senyawa  yang  terbentuk  pada  kondisi  reaksi stoikiometrik yang terlibat. Atom ekonomi bisa didekati dengan perhitungan sebagai berikut:
% Atom ekonomi = (berat molekul produk target)/(berat molekul semua
bahan baku) x 100%

3. Melakukan sintesis kimia yang tidak berbahaya
Mendesain sintesa untuk digunakan dan menghasilkan zat kimia yang
tidak atau hanya  sedikit menjadi  racun bagi  manusia dan  lingkungannya.
Memilih metode yang lebih aman dikimia adalah seperti menggunakan obeng
bukan   pisau   untuk   mengencangkan   sekrup.   Pisau   mungkin   mampu
mengencangkan sekrup, tapi itu berbahaya. Contoh dari konsep ini adalah
penggantian   reaksi   klorinasi   dalam   pembentukan   intermediet   4-
aminodifenilamina pada produksi karet dimana klorin merupakan senyawa
yang beracun, yang diganti dengan rekasi kopling langsung aniline dengan
nitrobenzene   yang   teraktifkan   oleh   basa.   Hasil   dari   penggantian   tersebut
berupa limbah organic, anorganik, dan air yang masing-masing 70,99, dan
97% lebih kecil.

4. Mendesain senyawa kimia yang tak beracun
Produk kimia harus dirancang sedemikian rupa sehingga menghasilkan
fungsisebagaimana  yang   diinginkan   dan  memberikan  toksisitas   seminimal
mungkin. Misalnya biosida ramah lingkungan yang berbasis pada 4,5-dikloro-
2-oktil-4-isotyiazolin-3-on yang dibuat oleh Albright and Wilson Americas
sebagai pengganti biosida konvensional yang sangat beracun pada organism
air dan manusia

5. Pemakaian pelarut dan bahan-bahan yang aman
Pelarut sangat diperlukan dalam sebagian besar reaksi karena pelarut
merupakan   media   untuk   campur,   transfer   panas,   dan   kadang   mengontrol
reaktifitas  pereaksi.  Penggunakan   pelarut  biasanya  mengarah   ke  produksi
limbah. Oleh karena itu penurunan volume pelarut atau bahkan penghapusan
total   pelarut   akan   lebih   baik.   Dalam   kasus   di   mana   pelarut   diperlukan,
hendaknya   perlu   diperhatikan   penggunaan   pelarut   yang   cukup   aman.
Kebanyakan   pelarut   bersifat   mudah   terbakar   atau   beracun,   dan   hampir
semuanya   merupakan   senyawa   organic   yang   mudah   menguap   sehingga
menyumbang pencemaran udara.
Supercritical  Carbon   Dioxide   adalah   karbon  dioksida   (CO2)   yang
berada   dalam   fase   cair   (liquid   phase),yang   berada   di   atas   ataupun   pada
temperatur dan tekanan kritis. Yaitu pada temperatur 31,1oC ke atas dan
tekanan   73,3   atm.   Zat   ini   banyak   dimanfaatkan   sebagai   pelarut   dalam
industri,dikarenakan oleh zat ini memiliki kandungan racun yang rendah dan
memiliki   tidak   memiliki   dampak   lingkungan   yang   berarti.   Selain   itu,
rendahnya   temperatur   dari   proses   dan   stabilitas   CO2   memungkinkannya
berfungsi sebagai pelarut layaknya aqua distilata.

6. Mendesain pemakaian energi yang efisien
Kebutuhan  energi   yang  berdampak   pada   lingkungan   dan  ekonomi
harus  diminimalkan.   Jika  mungkin,   metode  sintetis  dan   pemurnian  harus
dirancang untuk suhu dan tekanan ruang, sehingga biaya energi yang berkaitan dengan suhu dan tekanan ekstrim dapat diminimalkan.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim,   Aplikasi   Green   Chemistry   yang   memenangkan   penghargaan   dari
presidential   Green   Chemistry   Challeg   Awards.
http://www.epa.gov/greenchemistry/ (diakses tanggal 19 Mei 2013).
Nurma, 2008. Green Chemistry. http://nurma.staff.fkip.uns.ac.id/green-chemistry/
(diakses tanggal 19 Mei 2013).
Santosa, Sri Juari, 2008, Kimia Hijau sebagai pilar Utama Pembanunan Lestari,
Rapat   Terbuka   Majelis   Guru   Besar   Universitas   Gajah   Mada,
Yogyakarta.
Utomo,   M.   Pranjoto,   2010,  GREEN   CHEMISTRY  DENGAN   KIMIA
KATALISIS, Prosiding

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.