Laman

Selasa, 26 November 2019

Kimia Hijau


Abstrak
Green Chemistry adalah penerapan prinsip penghilangan dan pengurangan senyawa
berbahaya dalam desain, pembuatan dan aplikasi dari produk kimia. Aspek Green Chemistry adalah
meminimalisasi zat berbahaya, penggunaan katalis reaksi dan proses kimia, penggunaan reagen
yang tidak beracun, penggunaan sumber daya yang dapat diperbaharui, peningkatan efisiensi atom,
penggunaan pelarut yang ramah lingkungan dan dapat didaur ulang. Green Chemistry bertujuan
mengembangkan proses kimia dan produk kimia yang ramah lingkungan dan sesuai dengan
pembangunan berkelanjutan.
Kata Kunci : Pemanfaatan sumber daya alam yang dapat diperbaharui
I.                     Pendahuluan
Green chemistry merupakan kajian di bidang kimia yang relatif baru yang memfokuskan
kajiannya pada penerapan sejumlah prinsip kimia dalam merancang menggunakan atau
memproduksi bahan kimia untuk mengurangi pemakaian atau produksi bahan berbahaya yang
dapat mengganggu kesehatan mahluk hidup dan pelestarian lingkungan. Kajian green chemistry
ini mencakup konsep dan pendekatan yang efektif untuk mencegah pencemaran lingkungan
yang diakibatkan oleh proses dan produk bahan kimia beracun dan berbahaya, karena
penerapan metode pemacahan masalah secara inovatif terhadap masalah lingkungan. Mengingat
pentingnya green chemistry sebagai pendekatan untuk pencegahan pencemaran akibat bahanbahan kimia yang dapat merusak lingkungan.
II.                   Permasalahan
Penggunaan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui pada kehidupan sehari-hari
III.                 Pembahasan
Penggunaan bahan baku (bahan dasar atau bahan mentah) terbaharukan:  Apabila secara teknis dan ekonomi memungkinkan, maka sebaliknya menggunakan bahan - bahan baku yang terbaharukan. FSE (2015) mengemukakan, bahwa sekitar 90-95 persen produk yang kita gunakan dalam kehidupan sehari - hari bersumber dari minyak bumi. Ketergantungan manusia terhadap minyak bumi bukan hanya menyangkut transportasi dan energi, tetapi juga dalam pembuatan berbagai produk. Prinsip Kimia Hijau yang ketujuh ini bertujuan untuk menggeser ketergantungan pada minyak bumi, sekaligus membuat produk dari bahan terbarukan yang dapat dibudidayakan dan dipanen secara local. Penggunaan bahan baku yang dapat diperbarui lebih disarankan daripada menggunakan bahan baku yang tak terbarukan didasarkan pada alasan ekonomi.
Bahan baku terbarukan biasanya berasal dari produk pertanian atau hasil alam, sedangkan bahan baku tak terbarukan berasal dari bahan bakar fosil seperti minyak bumi, gas alam, batu bara, dan bahan tambang lainnya. Setiap hari, kita banyak menggunakan hasil olahan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui Saat pergi ke berbagai tempat, teman-teman pasti menggunakan alat transportasi, baik berupa mobil, motor, atau alat transportasi lainnya. Agar alat tranformasi gunakan bisa berjalan dan mengantarkan ke tempat tujuan, maka memerlukan bahan bakar, bisa berupa bensin, solar, maupun jenis bahan bakar lainnya. Bahan bakar tersebut adalah olahan dari sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui.
Minyak bumi tersebut berasal dari mikroplankton di perairan yang mati. Kemudian tenggelam dan mengendap di dasar laut yang kemudian bercampur dengan lumpur yang disebut lumpur supropelium. Hasil endapan ditambah dengan berbagai bahan dan proses lainnya yang membutuhkan waktu hingga jutaan tahun kemudian diolah hingga menghasilkan berbagai bahan bakar yang bisa digunakan setiap hari.
Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui selanjutnya adalah batu bara yang juga digunakan menjadi bahan bakar beberapa kendaraan, seperti kereta api. Selain itu, batu bara juga digunakan untuk bahan-bahan tambahan beberapa produk, misalnya cat pupuk, hingga bahan peledak. Batu bara terbentuk dari endapan atau sedimentasi tumbuh-tumbuhan yang tertimbun di tanah selama jutaan tahun
Berbagai jenis logam juga termasuk sebagai sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, contohnya adalah besi, timah, mangan, alumunium, tembaga, yang digunakan dalam berbagai kebutuhan sehari-hari. Saat ini, banyak terdapat energi alternatif yang bisa digunakana sehari-hari, misalnya mobil yang tidak lagi menggunakan bahan bakar berupa bensin, tapi menggunakan tenaga matahari yang dapat diisi ulang.
Ternyata penggantian bahan bakar ke bahan alternatif ini ada tujuannya, yaitu membatasi penggunaan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui yang ada di Bumi. Penggunaan berbagai SDA yang tidak dapat diperbaharui harus dibatasi agar saat sumber daya alam tersebut sudah habis, maka kita tidak lagi kebingungan mencari alternatif pengganti dari bahan-bahan yang biasa kita gunakan. Cara hemat listrik atau mengurangi pemakaian transportasi pribadi jika pergi ke tempat yang bisa dijangkau dengan berjalan kaki atau kendaraan umum.Hal tersebut bisa mengurangi penggunaan minyak bumi yang jumlahnya semakin menipis jika terus menerus digunakan.
IV.                Kesimpulan
Kimia hijau menghasilkan produk dengan tingkat toksisitas serendah mungkin dan kalua bias nol (zero) dengan memperhatikan zecara seksama setiap langkah (proses) selama kegiatan produksi berlangsung. Dengan membatasi kemungkinan adanya bahaya dari setiap proses, maka resiko yang timbul dapat dikurangi dan diantisipasi
                                        
Daftar Pustaka:
Hidayat, A A., Kholil Muhammad. 2018. Kimia dan Pengetahuan Lingkaran Industri. Yogyakarta: Penerbit Wahana Resolusi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.