Laman

Minggu, 29 September 2019

Peran Karet Untuk Keperluan Industri

Disusun Oleh : @N10-Fathan


ABSTRAK

Pengembangan karet berkelanjutan merupakan salah satu faktor penting untuk menentukan investasi usaha perkebunan karet karena investasi pada komoditas ini merupakan investasi jangka panjang.Oleh karena itu dalam tulisan ini didiskusikan tentang kajian tersebut yang mencakup luas areal, produksi, konsumsi perdagangan,dan harga karet tingkat nasional maupun internasional. Produksi dan konsumsi karet dunia diperkirakan akan tumbuh dengan laju 2,5 % pertahun. Perdagangan dunia diperkirakan akan tumbuh dengan laju 2,6 % pertahun, sedangkan harga karet diperkirakan akan berkisar antara US$ 1,2-1,5 per kg .Berdasarkan informasi tersebut, dengan skenario moderat, Indonesia diperkirakan mempunyai peluang untuk meningkatkan produksi yang sekaligus juga menambah volume ekspor. diperkirakan dapat mencapai 2,2 % per tahun.

PENDAHULUAN

Tanaman Karet (Hevea brasiliensis) merupakan tanaman perkebunan yang penting baik dalam konteks ekonomi masyarakat maupun sumber penghasil devisa non migas bagi negara. Tanaman karet berasal dari daerah tropika lembah Amazon Brazilia dengan curah hujan 2000-3000 mm/tahun dan hari hujan antara 120- 170 hari/tahun (Sutardi, 1981). Pengembangan karet berkonsentrasi pada daerah 10 LU dan 10 LS (Moraes, 1977). Sebagian besar areal perkebunan karet Indonesia terletak di Sumatera(70 %) , Kalimantan (24 %) dan Jawa (4 %) dengan curah hujan 1500- 4000 mm/tahun dengan rata-rata bulan kering 0-4 bulan pertahun dan terletak pada elevasi dibawah 500 m diatas permukaan laut. Perkembangan terakhiir di Thailand, India, dan China sedang meneliti pengembangan karet di daerah semiarid, elevasi tinggi dan daerah sub tropis (Vijayakumar et al, 2000)
.
Permasalahan

Bagaimana peran karet dalam perindustrian? Dan bagaimana pengolahan karet tersebut?

Pembahasan

Pengertian

Karet adalah polimer hidrokarbon yang terkandung pada lateks beberapa jenis tumbuhan. Bahan karet ini berasal dari sebuah pohon yaitu Pohon karet. Pohon karet berasal dari lembah Amazon Brasilia dengan nama ilmiah Hevea brasiliensis. Pohon karet baru masuk ke Asia pada tahun 1876 M, setelah inggris menyeludupkan biji karet dari Brazilia untuk dikembangkan di Taman Botani Inggris dan negara-negara jajahannya termasuk Malaysia.

Proses Pengolahan Karet

Proses pengolahan karet mentah atau karet alam telah mengalami berbagai pengembangan teknis.Getah pohon karet atau biasa disebut dengan lateks merupakan bahan baku karet yang dipergunakan untuk pembuatan berbagai macam alat untuk keperluan dalam rumah ataupun pemakaian di luar rumah seperti sol sepatu, ban mobil dan berbagai produk lainnya yang semuanya terbuat dari bahan karet.
1.      Karet Lembaran
Lateks dari berbagai sumber awalnya dikumpulkan dan dicampur dalam suatu tangki besar yang disebut dengan tempat pencampuran. Proses pencampuran ini penting untuk memastikan keseragaman dan konsistensi dari karet alam itu nantinya. Setelah itu dilakukan proses penggumpalan atau biasa disebut dengan proses koagulasi. Proses ini dipengaruhi atau tergantung oleh penambahan koagulan (bahan penggumpal), seperti asam format atau asetat. Dalam pabrik pengolahan skala kecil, proses koagulasi dilakukan di tangki kecil, di mana lateks pertama diencerkan dengan air kemudian dilakukan pengentalan lateks yang dibagi-bagi dalam penampung sekitar 4-5 liter per tempat penampungan. Kemudian hasil dalam tiap penampungan itu dilakukan proses penggilingan untuk menghasilkan lembar karet dengan ketebalan yang seragam. Selanjutnya lembaran-lembaran karet alam tersebut dilakukan proses pengeringan dengan cara dijemur atau dilakukan proses pengasapan dengan kondisi suhu yang diatur perubahannya makin lama makin tinggi.
2.      Crepes
Karet dalam bentuk crepe diproses baik dari lateks maupun dari hasil mangkuk karet. Metode tradisional pengolahan karet untuk menghasilkan karet crepe mirip dengan karet lembaran. Langkah tambahan penting dalam membuat karet crepe adalah penghapusan pigmen karotenoid kuning dalam lateks. Selain itu, lateks digumpalkan dengan proses koagulasi yang bertahap yaitu:
  • Tahap pertama adalah menghasilkan produk yang stabil 
  • Tahap kedua biasa disebut dengan fraksi, di proses ini bahan baku kuning diolah menjadi crepe warna pucat di mana crepe memiliki kelas yang relatif rendah 
Gumpalan karet alam yang terbentuk kemudian dicuci dan dimasukkan ke mesin rol berputar dengan kecepatan yang berbeda dan menghasilkan atau memproduksi karet alam menjadi crepes tipis. Crepes yang dihasilkan kemudian dikeringkan baik dalam ruang pengeringan panas atau dikeringkan pada area terbuka. 
3.     Blok Karet
Lateks yang dikumpulkan dari beberapa sumber atau lokasi yang berbeda pertama-tama dicampur dalam suatu tangki besar. Bahan kimia ditambahkan untuk mengatur keseragaman kekentalan / viskositas dan warna. Lateks kemudian digumpalkan dengan menambahkan koagulan (asam format). Gumpalan lateks yang terbentuk kemudian diolah menjadi potongan-potongan kecil yang teratur dan memiliki kondisi fisik yang sudah diatur atau diharapkan. Proses pengolahan ini melewati beberapa tahapan dan kondisi tertentu, seperti proses penghancuran atau penggilingan hingga menjadi remah-remah melewati mesin hammermill yang kemudian masuk ke proses penggilingan melalui mesin ekstruder. 
Kesimpulan
Mengembangkan industri barang jadi karet bukan satu hal yang mudah untuk dilakukan. Beberapa faktor penting yang mencakup faktor lingkungan internal dan faktor lingkungan eksternal menjadi kendala yang harus dihadapi. Dari faktor lingkungan internal, Indonesia memiliki kontinuitas produksi karet yang didukung luas perkebunan karet terbesar. di dunia sebagai kekuatan, namun masih terdapat kelemahan yang meliputi kualitas bokar yang rendah, akses pemasaran industri kecil barang jadi karet yang terbatas pada bidang otomotif, kemampuan pembiayaan (investasi sektor hilir) yang minim, dan penguasaan teknologi penghasil barang jadi karet yang sederhana. Sementara itu dari faktor lingkungan eksternal, Indonesia memiliki peluang terhadap potensi pasar barang jadi karet di dalam negeri yang masih besar, namun Indonesia juga dihadapkan pada pesaing-pesaing industri barang jadi karet besar dengan produk yang telah mapan di pasaran, bahan dan alat penunjang proses produksi barang jadi karet yang masih harus diimpor, dan kebijakan pemerintah yang belum mendukung pengembangan industri barang jadi karet sebagai ancaman.
Daftar Pustaka :
·       Damanik Sabarman. 2012. Pengembangan Karet (Havea Brasiliensis) Berkelanjutan di Indonesia
·       Fauzi Rahmat. 2013. Alternatif Strategi Pengembangan Industri Barang Jadi Karet di Indonesia
·       Anonim. 2019. Proses Pengolahan Karet Mentah. https://www.industrikaret.com/proses-pengolahan-karet-mentah.html (Akses 28 September 2019)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.