Laman

Sabtu, 03 Agustus 2019

Kimia dan Industri : Pengelolaan Limbah di Industri Otomotif


@L01-Novia
Korelasi kimia dan  industri sangat erat, perkembangan ilmu dan teknologi kimia secara langsung berpengaruh terhadap perkembangan teknologi industri.
Aplikasi ilmu kimia dalam bidang industri (industri proses kimia) semakin meluas baik untuk industri kimia dasar,maupun kimia olahan, termasuk salah satunya bidang otomotif. Industri sendiri merupakan usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau setengah jadi menjadi barang yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Istilah produk dalam kimia industri melibatkan industri  yang menghasilkan zat kimia dan limbah kimia. Produk yang dihasilkan dari industri merupakan produk yang diperlukan manusia dalam hal ini produk tersebut mempunyai nilai tambah (Atep Alfia Hidayat dan M. Kholil, 2018)
Oleh karena itu, isu kajian tentang penanganan dan pengelolaan limbah hasil industry menjadi hal yang penting. Realita ini terutama mengacu nilai penting terkait manajemen lingkungan dan komitmen terhadap penciptaan produk hijau yang ramah lingkungan karena bisa di daur ulang. Sinergi indutrialisasi dengan manajemen lingkungan terkait dalam dua aspek penting :
1.       Minimalisasi sumber penghasil limbah.
Hal tersebut bergantung pada jenis serta proses yang digunakan dalam menciptakan produk tersebut. Dimana hal tersebut secara tidak langsung berpengaruh terhadap jenis limbah yang dihasilkan dan kualitas limbah. Berkaitan dengan hal ini, maka sistem otomatisasi dalam proses produksi diharapkan bisa mereduksi sumber penghasil limbah. Selain itu, modernisasi alat-alat produksi juga bisa menjadi acuan terhadap meminimalisasi sumber penghasil limbah.
2.       Optimalisasi pemanfaatan limbah hasil industri.
Jika mereduksi sumber penghasil limbah tidak bisa dilakukan karena tergantung kepada jenis produk dan jenis proses produksinya maka harapan terakhir dari industrialisasi adalah bagaimana upaya untuk melakukan optimalisasi limbah yang dihasilkan. Proses ini terkait dengan proses pengolahan limbah selama proses produksi sehingga hasil akhir dari pengolahan limbah adalah limbah yang minimalis.

Dengan melakukan salah satu atau dua aspek tersebut, konsep zero waste yaitu konsep mengurangi produksi sampah dari sebelum dilakukannya produksi hingga berakhirnya produksi dapat terwujud, untuk mewujudkan lean production di mayoritas industri (de Souza dan Carpinetti, 2014; Prasanna dan Vinodh, 2013) :
1.       Reduce
Prinsip reduce adalah meminimalisasi limbah, terutama hasil akhir proses produksi. Meski demikian, bukan tidak mungkin tahap ini juga dapat dilakukan sedari awal yaitu bahan baku dan proses produksi. Hal ini menunjukan semua proses produksi pada dasarnya mampu diupayakan untuk menghasilkan limbah seminimal mungkin.
2.       Reuse
Prinsip reuse adalah upaya pemanfaatan kembali limbah yang dihasilkan selama proses produksi. Yang dimaksud pemanfaatan bisa dalam bentuk proses lanjutan atau pemanfaatan untuk kegiatan di bidang yang lain, misalnya pakan ternak atau pemanfaatan lainnya.
3.       Recycle
Prinsip recycle adalah proses daur ulang dari limbah yang telah dihasilkan sehingga bisa dimanfaatkan untuk kepentingan lain tanpa mengurangi produksi.
Untuk di bidang otomotif sendiri, adalah contoh industry yang menghasilkan limbah kimia. Keanekaragaman jenis limbah akan tergantung pada aktivitas industri dan penghasil limbah lainnya. Limbah hasil industri menjadi salah satu persoalan serius di era industrialisasi. Oleh karena itu, regulasi tentang industrialisasi ramah lingkungan menjadi isu penting (Basaran, 2013; Wilson, et al., 2012). Alasan yang mendasari sebab limbah tidak hanya dari proses produksi tapi juga kelangsungan hidup. Oleh karena itu, pengolahan limbah harus dilakukan sedari dini ketika proses produksi terjadi. Artinya, pengolahan limbah harus dilakukan dari hulu sampai hilir karena jika ini tidak dilakukan maka ancaman terhadap pencemaran akan berakibat fatal (Xue, et al., 2013; Mohanty, 2012).
1.         Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) didefinisikan sebagai limbah atau kombinasi limbah yang karena kuantitas, konsentrasi, atau sifat fisika dan kimia atau yang memiliki karakteristik cepat menyebar, mungkin yang merupakan penyebab meningkatnya angka penyakit dan kematian, juga memiliki potensi yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan ketika tidak sesuai pada saat diperlakukan, dalam penyimpanan, transportasi, atau dalam penempatan dan pengolahan (Anonim, 2006).
Berdasarkan PP No. 18 Tahun 1999 Jo PP No. 85 Tahun 1999 limbah yang termasuk limbah B3 adalah limbah yang memenuhi salah satu atau lebih karakteristik sebagai berikut :
1. Limbah mudah meledak
2. Limbah mudah terbakar
3. Limbah yang bersifat reaktif
4. Limbah beracun
5. Limbah yang menyebabkan infeksi
6. Limbah bersifat korosif

Dalam Identifikasi limbah B3 berdasarkan PP No. 18 Tahun 1999 Jo PP No. 85 Tahun 1999 adalah sebagai berikut:
1. Limbah B-3 dari sumber tidak spesifik
2. Limbah B-3 dari sumber spesifik
3. Limbah B-3 dari bahan kimia kadaluarsa, tumpahan, sisa kemasan (Anonim, 2006)

2.         Limbah Padat Industri Perakitan Kendaraan Bermotor
Limbah Padat Industri Perakitan Kendaraan Bermotor Berdasar Peraturan Pemerintah No. 85 tahun 1999 tentang perubahan Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1999 yang berisi Pengelolaan Limbah B3, maka pada industri perakitan kendaraan bermotor terdapat limbah B3 dari sumber spesifik. Sumber pencemaran berasal dari seluruh proses fabrikasi dan finishing logam, manufaktur mesin dan suku cadang, dan juga perakitan itu sendiri. Atau lebih jelasnya berasal dari sludge proses produksi, pelarut bekas dan cairan pencuci, residu proses produksi, sludge dari IPAL. Sumber pencemaran utamanya yaitu logam dan logam berat ( terutama As, Cd, Br, Cr, Pb, Ag, Hg, Cu, Zn, Se, Sn ), nitrat, residu cat, minyak dan gemuk, senyawa amonia, pelarut mudah terbakar, asbestos, larutan asam (Anonim 2006).
3.         Cara Pengelolaan limbah B3
Cara pengelolaan limbah B3 secara benar dilapangan agar tidak membahayakan bagi lingkungan sekitar. Aspek yang terkait dengan teknik operasional ialah:
1. Identifikasi (Identification) limbah B3
2. Penyimpanan (Storage) limbah B3
3. Pengumpulan (Collect) limbah B3
4. Pengangkutan (Transport) limbah B3
5. Pengolahan (Treatment) limbah B3
6. Pelabelan limbah B3
7. Pemusnahan (Dispose) limbah B3

DAFTAR PUSTAKA

-  - Basaran, B. (2013). What makes manufacturing companies more desirous of recycling? Management of Environmental Quality: An International Journal : 107- 122.

-   - de Souza, R.V.B. dan Carpinetti. L.C.R. (2014). A FMEA-based approach to prioritize waste reduction in lean implementation. International Journal of Quality & Reliability Management : 346-366.

- - Hidayat Atep Alfia, Kholil Muhammad (2018). Kimia dan pengetahuan Lingkungan Industri : 10.

-Nasir M, Saputro Edy Purwo (2015). Manajemen Pengelolaan Limbah Industri

-  - Xue, M., Li, J., dan Xu, Z. (2013). Management strategies on the industrialization road of state-of-the-art technologies for e-waste recycling: the case study of electrostatic separation: A review. Waste Management & Research : 130- 140.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.