Laman

Senin, 03 Desember 2018

Prinsip Kimia Hijau

Oleh : @K19-Luthfiah

Abstrak
Menurut Collins (2001), ilmu kimia dapat memainkan peran penting untuk mencapai peradaban yang berkelanjutan di Palnet Bumi. Kimia hijau berlaku untuk seluruh siklus hidup produk kimia, termasuk desain, manufaktur, penggunaan, dan pembuangan akhir. Kimia Hijau dikenal juga sebagai Kimia Berkelanjutan. Kimia Hijau berupaya membuat langkah-langkah kreatif dan inovatif beragam proses kimia, baik dengan menggeser, menambah (atau mengurangi). Kimia hijau berupaya mewujudkan kondisi produksi tetap optimal, manusia tetap sehat, dan lingkungan selalu bersih dan lestari.

Kata Kunci : Kimia Hijau

Anastas dan Warner (1998) mengusulkan konsep“The Twelve Principles of Green Chemistry” yang digunakan sebagai acuan oleh para peneliti untuk melakukan penelitian yang ramah lingkungan. Berikut adalah ke-12 prinsip kimia hijau yang diusulkan oleh Anastas dan Warner :
  1. Mencegah timbulnya limbah dalam proses lebih baik mencegah daripada menanggulangi atau membersihkan limbah yang timbul setelah proses sintesis, karena biaya untuk menanggulangi limbah sangat besar.
  1. Mendesain produk bahan kimia yang aman Pengetahuan mengenai struktur kimia memungkinkan seorang kimiawan untuk mengkarakterisasi toksisitas dari suatu molekul serta mampu mendesain bahan kimia yang aman. Target utamanya adalah mencari nilai optimum agar produk bahan kimia memiliki kemampuan dan fungsi yang baik akan tetapi juga aman (toksisitas rendah). Caranya adalah dengan mengganti gugus fungsi atau dengan cara menurunkan nilai bioavailability. 
  1. Mendesain proses sintesis yang aman Metode sintesis yang digunakan harus didesain dengan menggunakan dan menghasilkan bahan kimia yang tidak beracun terhadap manusia dan lingkungan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan dua cara yaitu meminimalkan paparan atau meminimalkan bahaya terhadap orang yang menggunakan bahan kimia tersebut.
  1. Menggunakan bahan baku yang dapat terbarukan Penggunaan bahan baku yang dapat diperbarui lebih disarankan daripada menggunakan bahan baku yang tak terbarukan didasarkan pada alasan ekonomi. Bahan baku terbarukan biasanya berasal dari produk pertanian atau hasil alam, sedangkan bahan baku tak terbarukan berasal dari bahan bakar fosil seperti minyak bumi, gas alam, batu bara, dan bahan tambang lainnya.
  1. Menggunakan katalis Penggunaan katalis memberikan selektifitas yang lebih baik, rendemen hasil yang meningkat, serta mampu mengurangi produk samping.Peran katalis sangat penting karena diperlukan untuk mengkonversi menjadi produk yang diinginkan. Dari sisi green chemistry penggunaan katalis berperan pada peningkatan selektifitas, mampu mengurangi penggunaan reagen, dan mampu meminimalkan penggunaan energi dalam suatu reaksi.
  1. Menghindari derivatisasi dan modifikasi sementara dalam reaksi kimia Derivatisasi yang tidak diperlukan seperti penggunaan gugus pelindung, proteksi/deproteksi, dan modifikasi sementara pada proses fisika ataupun kimia harus diminimalkan atau sebisa mungkin dihindari karena pada setiap tahapan derivatisasi memerlukan tambahan reagen yang nantinya memperbanyak limbah.
  1. Memaksimalkan atom ekonomi Metode sintesis yang digunakan harus didesain untuk meningkatkan proporsi produk yang diinginkan dibandingkan dengan bahan dasar.Konsep atom ekonomi ini mengevaluasi sistem terdahulu yang hanya melihat rendemen hasil sebagai parameter untuk menentukan suatu reaksi efektif dan efisiens tanpa melihat seberapa besar limbah yang dihasilkan dari reaksi tersebut.Atom ekonomi disini digunakan untuk menilai proporsi produk yang dihasilkan dibandingkan dengan reaktan yang digunakan.Jika semua reaktan dapat dikonversi sepenuhnya menjadi produk, dapat dikatakan bahwa reaksi tersebut memiliki nilai atom ekonomi 100%.
  1. Menggunakan pelarut yang aman Penggunaan bahan kimia seperti pelarut, ekstraktan, atau bahan kimia tambahan yang lain harus dihindari penggunaannya. Apabila terpaksa harus digunakan, maka harus seminimal mungkin. Penggunaan pelarut memang sangat penting dalam proses sintesis, misalkan pada proses reaksi, rekristalisasi, sebagai fasa gerak pada kromatografi, dan lain-lain. Penggunaan yang berlebih akan mengakibatkan polusi yang akan mencemari lingkungan. Alternatif lain adalah dengan menggunakan beberapa tipe pelarut yang lebih ramah lingkungan seperti ionic liquids, flourous phase chemistry, supercritical carbon dioxide, dan“biosolvents”.
  1. Meningkatkan efisiensi energi dalam reaksi Energi yang digunakan dalam suatu proses kimia harus mempertimbangkan efek terhadap lingkungan dan aspek ekonomi. Jika dimungkinkan reaksi kimia dilakukan dalam suhu ruang dan menggunakan tekanan.Penggunaan energi alternatif dan efisien dalam sintesis dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode baru diantaranya adalah dengan menggunakan radiasai gelombang mikro (microwave), ultrasonik dan fotokimia.
  1. Mendesain bahan kimia yang mudah terdegradasi Bahan kimia harus didesain dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, oleh karena itu suatu bahan kimia harus mudah terdegradasi dan tidak terakumulasi di lingkungan.Seperti sintesis biodegradable plastik, bioderadable polimer, serta bahan kimia lainya.
  1. Penggunaan metode analisis secara langsung untuk mengurangi polusi Metode analisis yang dilakukan secara real-time dapat mengurangi pembentukan produk samping yang tidak diinginkan.Ruang lingkup ini berfokus pada pengembangan metode dan teknologi analisis yang dapat mengurangi penggunaan bahan kimia yang berbahaya dalam prosesnya.
  1. Meminimalisasi potensi kecelakaan Bahan kimia yang digunakan dalam reaksi kimia harus dipilih sedemikian rupa sehingga potensi kecelakaan yang dapat mengakibatkan masuknya bahan kimia ke lingkungan, ledakan dan api dapat dihindari.
Daftar Pustaka
Hidayat, Atep dan Muhammad Kholil. 2017. Kimia, Industri dan Teknologi Hijau. Jakarta:Pantona Media.
Anwar, Muslih. 2015. Kimia Hijau. http://bptba.lipi.go.id/bptba3.1/?lang=id&u=blog-single&p=343 diakses tanggal 3 Desember 2018.
Mustafa, Dina. 2017. Peranan Kimia Hijau dalam Mendukung Tercapainya Kota Cerdas Suatu Tinjauan Pustaka. http://repository.ut.ac.id/7076/1/UTFMIPA2017-07-dina.pdf diunduh tanggal 3 Desember 2018.
Anonim. 2018. Kimia Hijauhttps://id.wikipedia.org/wiki/Kimia_hijau diakses tanggal 3 Desember 2018.
Anonim. 2016. Kimia Hijau. https://amrysyaawalz.wordpress.com/2016/04/09/kimia-hijau-green-chemistry/ diakses tanggal 3 Desember 2018.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.