Laman

Senin, 03 Desember 2018

Go Green Chemistry


OLEH: LU'LU ILMAKNUN
ABSTRAK
Green Chemistry atau kimia hijau muncul karena adanya ketidak pedulian seseorang saat membuat suatu produk akan limbah yang dihasilkan dari penggunaan bahan-bahan bersifat kimia yang dapat merusak lingkungan. Artikel di bawah ini akan sedikit membahas tentang apa itu Green Chemistry atau Kimia Hijau.
KATA KUNCI: Kimia Hijau, 12 prinsip

Green Chemistry juga dikenal sebagai “sustainable chemistry” kimia yang berkelanjutan dimana desain produk dan proses kimia yang dapat mengurangi atau menghilangkan penggunaan zat-zat berbahaya. Konsep Green Chemistry itu sendiri berasal dari Kimia Organik, Kimia Anorganik, Biokimia, dan Kimia Analitik. Istilah Kimia Hijau atau Green Chemistry sendiri diperkenalkan oleh Paul Anastas pada tahun 1991. Kimia Hijau tidak untuk mengatasi masalah lingkungan, tetapi adalah suatu pendekatan untuk mencegah terjadinya polusi dan yang penting adalah untuk memperbaiki lingkungan.
Menurut Ryoji Noyori, peraih hadiah Nobel Kimia pada tahun 2001, terdapat 3 kunci perkembangan Green Chemistry yaitu:
1)      Penggunaan Supercritical Carbon Dioxide sebagai pelarut,
2)      Larutan Hidrogen Peroksida untuk proses oksidasi yang bersih (clean oxidation), dan
3)      Penggunaan Hidrogen dalam sintesis kiral (chiral synthesis).
Green Chemistry berbeda dengan Environmental Chemistry (Kimia Lingkungan). Perbedaannya adalah Green Chemistry lebih berfokus pada usaha untuk meminimalisir penghasilan zat-zat berbahaya dan memaksimalkan efisiensi dari penggunaan zat-zat (substansi) kimia. Sedangkan Environmental Chemistry lebih menekankan pada fenomena lingkungan yang telah tercemar oleh substansi-substansi kimia.
Paul Anastas dari United States Environmental Protection Agency dan John C. Warner mengembangkan 12 prinsip green chemistry yang berfungsi sebagai panduan pengaplikasian green chemistry  dalam tindakan nyata.
1)      Mencegah limbah kimia
2)      Memaksimalkan Atom Ekonomi, Kalau ada atom yang terbuang, sebaiknya hanya sedikit.
3)      Desain Sintesis Kimia yang Tidak Berbahaya
4)      Desain Produk Kimia yang Aman
5)      Gunakan Pelarut yang Aman, penurunan volume pelarut atau bahkan penghapusan total pelarut akan lebih baik.
6)      Meningkatkan Efisiensi Energi, Proses synthesis diusahakan tidak pada kondisi extreme (ambient temperature & pressure).
7)      Gunakan Bahan Baku Terbarukan,  Contoh bahan baku terbarukan termasuk produk pertanian atau limbah dari proses lainnya. Contoh bahan baku depleting termasuk bahan baku yang ditambang atau dihasilkan dari bahan bakar fosil (minyak bumi, gas alam atau batubara).
8)      Hindari Penggunaan Kimia Derivatif
9)       Gunakan Katalis, Jika proses katalitis, pilihlah katalisator yang effisien/efektive, mudah digunakan kembali (reconditioning) dan sesuai dengan porsi stoichiometri-nya.
10)  Desain Produk yang Terdegradasi
11)  Analisis Real-Time untuk Mencegah Polusi
12)  Minimalkan Potensi Kecelakaan
Adapun 5 masalah yang dapat diperbaiki Green Chemistry, yaitu:
1)      Kekurangan energi
2)      Perubahan iklim global
3)      Sumber daya alam yang kian menipis
4)      Kekurangan pangan
5)      Lingkungan yang semakin terpolusi
Pada tahun 2005, Ryoji Noyori dari Jepang telah mempelopori pengembangan sangat penting dalam Kimia Hijau yaitu penggunaan CO2 super kritis sebagai pelarut, larutan berair Hidrogen peroksida untuk oksidasi bersih dan penggunaan Hidrogen dalam sintesis asimetris. Contoh-contoh terapan Kimia Hijau adalah oksidasi air superkritis, reaksi pada air dan reaksi pada media kering. Biorekayasa atau bioteknik juga dipandang sebagai suatu teknik yang menjanjikan untuk mencapai tujuan Kimia Hijau.
KESIMPULAN
Dari artikel di atas dapat diambil kesimpulan bahwa sangat penting untuk Indonesia menekankan sikap peduli lingkungan seperti kimia hijau. Melihat sungai-sungai di Indonesia sudah banyak yang tercemar oleh limbah industry dan kegiatan manusia.
DAFTAR PUSTAKA
·         http://repository.ut.ac.id/7076/1/UTFMIPA2017-07-dina.pdf (diakses 23 Noveber 2018)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.