Laman

Minggu, 09 September 2018

Korosi pada logam



Korosi Pada Logam




Oleh : Muhammad Eggy Zulmi Nando (@ProyekK01,@K13-Eggy)

            Abstrak
Korosi merupakan istilah kimia dari yang ditujukan karena adanya kerusakan pada logam akibat proses elektro kimia. Korosi adalah suatu reaksi redoks antara  logam dengan berbagai zat yang ada di lingkungannya sehingga menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki. Dalam kehidupan sehari-hari korosi kita kenal dengan sebutan perkaratan. Korosi terkenal terjadi pada logam besi, namun logam seperti aluminium juga dapat terjadi korosi.
Kata kunci : Korosi, pengkaratan, logam

 
Seperti yang sudah kita ketahui sejak lama setiap logam memiliki sifat yang berbeda, hal ini terjadi karena adanya unsur yang berbeda disetiap zat tersebut. Dalam kimia ada yang namanya deret volta yaitu:
  1. Logam bagian kiri memiliki Elektron sel bertanda negatif.
  2. Logam bagian kanan memiliki Elektron sel bertanda positif.
  3. Semakin ke kiri kedudukan logam semakin reaktif ( semakin mudah melepaskan elektron).
  4. Semakin ke kiri kedudukan logam semakin mudah mengalami korosi dan merupakan reduktor yang semakin kuat.
  5. Semakin ke kanan kedudukan logam semakin kurang reaktif (sukar melepaskan elektron).
  6. Semakin ke kanan kedudukan logam semakin kuat mencegah dari korosi dan merupakan oksidator yang semakin kuat.
  7. Logam sebelah kiri dapat mengusir atau mendesak atau mereduksi logam sebelah kanan sehingga reaksidapat berlangsung (spontan).
  8. Logam sebelah kanan tidak dapat mengusir atau mendesak atau mengoksidasi logam sebelah kiri sehingga reaksi tidak dapat berlangsung (tidak spontan).
Jadi, semakin logam tersebut ke arah kanan maka, logam tersebut semakin sulit untuk terjadi korosi atau yang kita sebut dengan pengkaratan. Korosi / pengkaratan dapat terjadi pada semua jenis logam bukan hanya besi, logam lain juga dapat contohnya yaitu, aluminium, proses korosi pada aluminium dapat melindungi lapisan dibawahnya tidak seperti besi yang rapuh.
Proses terjadinya korosi karena adanya suatu reaksi oksidasi antara logam dengan oksigen dan air yang membuat suatu benda tersebut mengalami pengkaratan.
Akibat dari korosi membuat logam yang mengalami hal tersebut menjadi kropos dan seperti tidak memilliki inti kekuatan di dalamnya, akibat baik dari korosi adalah membuat logam yang apabila ingin dilepas menjadi lebih mudah dikerjakan daripada logam yang masih memiliki struktur yang bagus.
Cara mencegah korosi yaitu dengan Proteksi katodik adalah perlindungan terhadap suatu logam dari serangan korosi. Proteksi katodik memanfaatkan konsep deret galvanis (mekanisme korosi galvanis) untuk melindungi logam. Menurut Sidiq Proteksi anodik yaitu, adanya arus anodik akan meningkatkan laju ketidaklarutan logam dan menurunkan laju pembentukan hidrogen. Hal ini bisa terjadi untuk logam ‘’active-passive’’ seperti Ni, Fe, Cr, Ti dan paduannya. Jika arus yang lewat logam dikontrol seksama (dengan potentiostat) maka logam akan bersifat pasif dan pembentukan logam-logam tak terlarut akan berkurang
Menurut Sidiq korosi yang terjadi pada logam tidak dapat dihindari, tetapi hanya dapat dicegah dan dikendalikan sehingga struktur atau komponen mempunyai masa pakai yang lebih lama. Setiap komponen atau struktur mengalami tiga tahapan utama yaitu perancangan, pembuatan dan pemakaian. Ketidakberhasilan salah satu aspek seperti korosi menyebabkan komponen akan mengalami kegagalan.
Jadi kesimpulan dari materi ini adalah logam harus dapat terlindung dari segala jenis korosi/pengkaratan supaya logam tersebut dapat digunakan sebagai bahan untuk konstruksi maupun industri kimia yang berbasis kebersihan lingkungan. Korosi atau pengkaratan lebih dominan mempunyai dampak negatif bagi logam di kehidupan manusia. Cara pencegahan supaya tidak berkarat lebih diutamakan dalam penyatuan logam yaitu, seperti proteksi katodik dan proteksi anodik pada logam tersebut.
Daftar Pustaka
Sidiq, M. Fajar/Journal Foundry /Vol. 3 No. 1 April 2013/ Analisa korosi dan pengendaliannya
Bursten, Brown Lemay. 2000. Chemistry The Central Science. New Jersey : Prentice Hall Chang, Raymond. 2003. Kimia Dasar Konsep Konsep Inti. (Ed.3 Jilid 2). Jakarta : Erlangga

11 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. @K21-Rohit mindmap kurang dan tata tulis rapih untuk daftar pustaka tepat. Penilaian 76

    BalasHapus
  3. @K04-Bayu

    Judulnya sangat menarik ya
    Penulisan abstraknya sudah benar tetapi daftar pustaka masih harus perbaiki ya
    Kontennya harus diperbaiki terutama jarak antar paragraf
    Mindmap menarik warnanya kontras dan fontnya kelihatan tapi logo kampus terlalu gede

    Nilai: 73

    BalasHapus
  4. @K18-Fierdian
    Menurut saya judul yg digunakan sdh spesifik terhadap suatu masalah. Terdapat kekurangan dalam Daftar Pustakanya karena tdk terdapat penulis, tdk ada kutipan penulis. Mind Mapnya kebesaran logonya dan bukan dikiri.
    Nilai : 74

    BalasHapus
  5. @24-Galang
    Judulnya menarik
    Logo mercubuananya terlalu besar yang ada dimandmap

    BalasHapus
  6. (@K30-Puji)
    Judul : menarik
    Tata Tulis : rapih dan mudah di mengerti
    Konten : kurang menarik
    Mind map : logonya terlalu besar
    Score : 75

    BalasHapus
  7. @K06-Faisal
    Dalam artikel ini sudah bagus. Hanya saja
    mungkin harus lebih menarik lg.
    Nilai : 75

    BalasHapus
  8. Balasan
    1. Komennya gan masih simpel tapi terimakasih sudah mampir ke lapak ane

      Hapus
  9. @K28-Rofiqoh
    materi bagus, maind map bagus, perbaiki lagi daftar pustakanya
    nilai: 79

    BalasHapus
  10. Judul :jelas dan menarik
    Tata tulis : masih kurang penjelasan tentang pendahuluan nya
    Konten : kutipan lebih di jelaskan lagi di akhir kalimat
    Mind map : sudah terlihat spesifik tetapi logo mercu lebih di kecilkan lagi
    Nilai :75

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.