Laman

Sabtu, 11 Agustus 2018

INDUSTRI PETROKIMIA


INDUSTRI PETROKIMIA

ABSTRAK
Industri petrokimia merupakan industri yang memproduksi bahan-bahan kimia yang berasal dari minyak bumi dan gas alam. Salah satu industri manufaktur strategis yang memiliki peran penting
dalam struktur industri nasional adalah industri petrokimia. Struktur industri Petrokimia yang kuat akan memberikan landasan kokoh bagi tumbuh dan berkembangnya industri tersebut. Kuatnya struktur industri petrokimia terutama di sisi hulu dan antara tidak hanya akan berdampak positif sebagai penghasil bahan baku yang dapat memberikan konstribusi terhadap pendapatan devisa negara, namun akan memperkuat dasar dan mendukung kecepatan pertumbuhan industri turunan atau hilirnya.

PENDAHULUAN
            Minyak Bumi merupakan campuran hidrokarbon yang terbentuk berjuta-juta tahun dari dekomposisi bertahap hewan dan tumbuhan. Biasanya minyak bumi berada di bawah permukaan tanah. Minyak kasar dibawa ke permukaan tanah melaui pengeboran dari dalam tanah dan pemompaan untuk pemanfaatannya. Minyak kasar harus dikilang melalui distilassi atau penyulingan bertingkat untuk memperoleh jenis bahan bakar tertentu. Bahan bakar yang diperoleh dari penyulingan, antara lain bensin, kerosin, minyak tanah, dan parafin. Bagaimana proses terjadinya minyak bumi dan gas alam? Bagaimana cara membedakan kualitas bensin? Bagaimana penggunaan residu minyak bumi? Apa dampak pembakaran bahan bakar terhadap lingkungan? Untuk menemukan jawaban dari pertanyaan tersebut, pahamilah makalah berikut ini.

Perumusan Masalah 
Dalam penyusunannya, makalah ini dibatasi dengan pertanyaan :
1.      Bagaimana cara menghasilkan Produk Petrokimina?
2.      Komponen apa saja yang dibutuhkan dalam memproduksi Petrokimia?
3.      Apa saja produk turunan dari Petrokimia?


PEMBAHASAN
            Petrokimia adalah bahan-bahan atau produk-produk yang dihasilkan dari minyak dan gas bumi. Indusrtri petrokimia adalah industri yang berkembang berdasarkan suatu pola yang mengkaitkan suatu produk-produk industri minyak bumi yang tersedia, dengan kebutuhan masarakat akan bahan kimia atau bahan konsumsi dalam kehidupan sehari-hari.Di Indonesia, perusahaan petrokimia lokal terbesar adalah Pertamina. Industri petrokimia Pertamina yang berbahan baku minyak dan gas bumi antara lain Kilang Metanol di Pulau Bunyu Kalimantan Timur, Kilang Purified Terephthalic Acid (PTA) dan Kilang Polypropylene (Polytam) di Plaju, Sumatra Selatan, Kilang Paraxylene dan Benzene di Cilacap, Jawa Tengah. Industri petrokimia dibagi menjadi dua bagian besar yaitu :
a.       Industri petrokimia hulu
mengolah produk dasar (produk primer) menjadi produk setengah jadi (produk antara). Contoh : Methanol, Etilena, Propilena, Butadina, Benzena, Toluena, Xylena, Fuel Coproducts, Pyrolisis Gasolina, Pirolisis Fuel Oil.
b.      industri  petrokimia hilir
mengolah produk setengah jadi menjadi produk yang siap pakai. Contohnya seperti plastik, pelarut (seperti solvent), zat peledak, karet sintetis, nilon dll.
Untuk memperoleh produk petrokimia dilakukan dengan 3 tahapan, yaitu:
1.         Mengubah minyak dan gas bumi menjadi bahan  dasar petrokimia
2.         mengubah bahan dasar menjadi produk setengah jadi
3.         mengubah produk setengah jadi menjadi produk akhir
Bahan Dasar Petrokimia dan Produk Turunannya
            Bahan baku terbagi kedalam dua jenis, yaitu bahan baku yang berasal dari kilang minyak dan bahan baku yang berasal dari lapangan gas bumi. Bahan baku yang berasal dari kiliang minyak diantaranya adalah :
o   Fuel gas
o   Gas propane dan butane
o   Mogas
o   Nafta
o   Kerosin/ minyak tanah
o   Gas oil
o   Fuel Oil
o   Short residue/ waxy residue
Bahan baku yang berasal dari lapangan gas bumi diantara adalah:
o   Metana (CH4
o   Etana (C2H6)
o   Propana (C3H8)
o   Butana (n-C4H10)
o   Kondensat (C5H12 – C11H24)
            Bahan baku yang berasal dari kilang minyak diperoleh dari Kilang Minyak Cilacap, Balongan, Dumai, Musi, Balikpapan dan lain sebagainya. Sedangkan bahan baku yang berasal dari lapangan gas bumi diperoleh dari Lapangan Gas Arun, Lapangan Gas Badak/ Bontang, dan Lapangan gas Natuna.
Tapi secara umum, ada tiga bahan dasar yang digunakan dalam industri petrokimia yaitu:

Oelofin
            Oelofin adalah bahan dasar petrokimia yang paling utama. Produksi oelofin diseluruh dunia mencapai milayaran kg pertahun. Olefin yang paling banyak diproduksi adalah:
1.      Etilena
            Beberapa produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar etilena adalah:
a.     Polietilena, merupakan plastic yang banyak dioproduksi yang banyak digunakan sebagai kantong plastik dan plastik pembungkus (sampul). Dalam industri  plastik polietilena digunakan sebagai bahan dasar, tapi ditambahankan bahan tambahan lainnya seperti bahan pengisi, plasticer, dan pewarna.
b.      PVC atau polivinilklorida : plastik yang digunakan untuk pembuatan pipa paralon dan pelapis lantai
c.       Etanol (alkohol) : digunakan senagai bahan bakar atau bahan setengah jadi untuk pembuatan produk lain, misalnya pembuatan asam asetat
d.      Etilena glikol : digunakan sebagai bahan antibeku dalam radiator mobil didaerah beriklim dingin
2.    Propilena
            Beberapa produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar propilena adalah:
a.       Polipropilena, digunakan sebagai tali dan karung plastik. Bahan ini lebih kuat dari polietilena.
b.      Gliserol, digunakan sebagai bahan kosmerik (pelembab), industri makanan, dan bahan untuk membuat peledak (nitrogliserin)
c.       Isopropyl alcohol, digunakan sebagai bahan-bahan produk petrokimia yang lain misalnya membuat aseton
3.    Butadiena
            Beberapa produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar butadiene adalah karet sintetis dan nilon.

Aromatik
            Bahan aromatik memiliki rantai rangkap selang seling dalam ikatan senyawanya. Pada industri petrokimia bahan aromatik terpenting adalah:
1.      Benzena
Adalah senyawa kimia organik yang berupa  cairan  tak berwarna dan mudah terbakar serta mempunyai bau yang manis. Benzena ditemukan pada tahun 1825 oleh seorang ilmuwan Inggris, Michael Faraday, yang mengisolasikannya dari gas minyak dan menamakannya bikarburet dari hidrogen.
Beberapa produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar benzena adalah:
a.stirena : untuk membuat karet sintetis
b. kumena : untuk membuat fenol
c.  sikloheksana : untuk membuat nilon
2.      Toulena
Toluena, dikenal juga sebagai metilbenzena ataupun fenilmetana, adalah cairan bening tak berwarna yang tak larut dalam air dengan aroma sepertipengencer cat dan berbau harum seperti benzena. Toluena adalah hidrokarbon aromatik yang digunakan secara luas dalam stok umpan industri dan juga sebagai pelarut. Seperti pelarut-pelarut lainnya, toluena juga digunakan sebagai obat inhalan  karena sifatnya yang memabukkan.
3.      Xilena
Produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar  xilena adalah asam tereftalat untuk bahan dasar pembuatan serat.

Manfaat Petrokimia
1.      Aspal
Salah satu produk petrokimia misalnya aspal. Kita semua pasti mengenal dan merasakan manfaatnya. Apa jadinya jika jalan tidak dilapis aspal? dimusim hujan becek, dimusim kemarau berdebu. Kegunaan lain aspal digunakan untuk pelapis tanggul, pelapis tahan air, sebagai bahan isolasi, pelapis anti korosi pada logam dan juga sebagai bahan campuran pada pembuatan briket batubara.
2.      Lilin
Hampir disetiap rumah tangga mengenal adanya lilin, yang digunakan sebagai cadangan bila lampu dari PLN padam. Lilin jenis ini oleh pertamina diproduksi dengan nama Hard Semi White Wax dan Fully Refined White Wax. Tapi selain untuk penerangan, kedua jenis lilin tersebut juga dapat digunakan sebagai kertas lilin pembungkus, bahan baku semir serta pengkilap lantai dan mebel.
3.      Polytam PP (Polipropilena Pertamina)
Kantong plastik, karung plastik, film, produk cetakan (moulding) dan tali rafia adalah produk yang sangat memasyarakat. Produk tersebut dibuat dengan menggunakan bahan polytam PP. Pertamina kini memasarkan dua macam polytam PP, yaitu Fill Grade -F600 dan Yarn Grade -F401.
4.      Methanol
Methanol dapat digunakan sebagai lem untuk industri polywood (formaldehyde/adhesive) bahan baku untuk pembuatan dimetil-tereptalate, methylamines, methycloride, methylmetha orylate, bahan bakar kendaraan bermotor sebagai methytertiary buthylether, bahan bakar pesawat, bahan bakar jenis methyl fuel, bahan pelarut jenis nitro cellulose, dyes, resin, insektisida, dehidrator gas alam, dan sebagai bahan baku untuk industri protein sintesis dengan fermentasi berkesinambungan.

Dampak Negatif Industri Petrokimia
            Dalam usahanya meningkatkan kualitas hidup manusia berupaya untuk mengolah dan memanfaatkan kekayaan alam yang ada demi tercapainya kualitas hidup yang diinginkan. Namun, pada kenyataannya timbul dampak negatif dari industri tersebut. Dampak terhadap lingkungan dapat mengurangi daya dukung alam yang berarti mengurangi kemampuan alam untuk mendukung kelangsungan hidup manusia. Sedangkan bagi manusia dapat menurunkan kualitas hidup manusia itu sendiri. Dampak lain yaitu dampak yang berhubungan dengan masalah sosial masyarakat (dampakpsikososioekonomi).

PENUTUP
Kesimpulan
            Industri petrokimia secara umum dapat didefinisikan sebagai ”industri yang berbahan baku utama produk migas (naphta, kondensat yang merupakan produk samping eksploitasi gas bumi, gas alam), batubara, gas metana batubara, serta biomassa yang mengandung senyawa-senyawa olefin, aromatik, n-parrafin, gas sintesa, asetilena dan menghasilkan beragam senyawa organik yang dapat diturunkan dari bahan-bahan baku utama tersebut, untuk menghasilkan produk-produk yang memiliki nilai tambah lebih tinggi daripada bahan bakunya.” Kondisi ketersediaan bahan baku dari produk migas yang makin terbatas dan mahal mengakibatkan mulai munculnya pencarian-pencarian bahan baku pengganti, diantaranya gas etana, batubara, gas dari coal bed methane, dan limbah refinery (coke).
           

DAFTAR PUSTAKA

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). (2010). Pengembangan Investasi Industri Petrokimia berbasis C1 dan turunannya. Jakarta - BKPM
Charles W.L. Hill dan Gareth R. Jones. (2008). Strategic Management: An Integrated Approach, 9th Edition. Texas: South-Western Cengage Learning.
Direktorat Perencanaan Industri Manufaktur. (2011). Pengembangan Investasi Industri Petrokimia Terintegrasi – Olefin. Jakarta
Kamar Dagang dan Industri Indonesia (2010). Kebutuhan Teknologi dan Potensi Kerjasama Riset dengan Industri. Jakarta
Media data (2010). Progress Industri Petrokimia di Indonesia. Jakarta – PT Media Data Riset
Nugroho, B.P. (2011). Panduan Pengembangan Klaster Industri. Pusat Pengkajian Kebijakan Inovasi Teknologi : BPPT.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.