Laman

Sabtu, 17 Februari 2018

Telaah Kimia Hijau


Oleh : Khadijah Zahrah (@F29-Khadijah)

Abstrak

Lingkugan kimiawi disini melingkupi alami dan chemistry dilingkungan alami berfungsi untuk mengurangi dan mencegah polusi langsung dari sumbernya. Ketertarikan muncul untuk menggali informasi terkait efektifitas konsep kimia hijau atau green chemistry yang terbilang masih rendah kesadaran dikalangan populasi.

Kata kunci : kimia hijau

Isi

Menurtu EPA (2015) dalam Hidayat dan Kholil (2017) kimia Hijau (Green Chemistry) adalah desain produk dan proses kimia yang berupaya mengurangi atau menghilangkan penggunaan zat berbahaya. Kimia hijau berlaku untuk seluruh siklus hidup produk kimia, termasuk desain, manufaktur, penggunaan, dan pembuangan akhir. Konsep green chemistry berasal dari kimia organic, kimia anorganik, biokimia, kimia analitik, dan kimia fisik.

Kimia hijau berupaya membuat langkah-langkah kreatif dan inovatif beragam proses kimia, baik dengan menggeser, menambah (atau mengurangi), dan memperbaharui proses kimia tradisional-konvensional menjadi lebih ramah terhadap kelangsungan hidu umat manusia dan lingkungan sekitar, dengan tetap mengedepankan prinsip optimisasi dalam proses produksi.

Paul Anastas dari United Sattes Environmental Protection Agency dan John C. Warner mengembangkan 12 prinsip kimia hijau yang berfungsi sebagai panduan pengaplikasian green chemistry dalam tindak nyata. Green Chemistry : Theory and Practice (Oxford University Press : new York, 1998).

12 Prinsip Kimia Hijau
1. mencegah limbah; Mendesain sintesa kimiawi untuk mencegah limbah dan tak meninggalkan limbah untuk ditindaklanjuti atau dibersihkan.
2. mendesain zat kimiawi dan produk kimiawi yang aman; Mendesain sintesa untuk digunakan dengan zat kimia yang dihasilkan hanya sedikit atau menjadi racun bagi manusia dan lingkungannya.
3. mendesain sintesa kimia yang tidak terlalu berbahaya; Mendesain sintesa untuk digunakan yang menghasilkan zat kimia yang tidak atau hanya sedikit bahanya bagi manusia dan lingkungannya
4. menggunakan bahan baku yang bisa diperbarui; Menggunakan material dan bahan baku yang bisa diperbarui, yang biasanya dibuat dari produk agrikultur atau merupakan limbah dari proses, sedangkan bahan baku yang tidak bisa diperbarui berasal dari fossil atau merupakan hasil tambang.
5. menggunakan pengkatalis, bukan bahan reaksi stoikometri; Meminimalkan limbah dengan reaksi katalik. Pengkatalisi digunakan dalam jumlah kecil dan membawa sebuah reaksi tunggal kecil secara berulang beberapa kali. Pengkatalisi lebih diutamakan dibandingkan dengan bahan reaksi stoikometri, yang digunakan secara berlebih dan hanya bekerja sekali. Anggraeni, N.I., Kamara, D.S., dan Dahlan, A. 52
6. menghindari turunan kimiawi Menghindari penggunaan grup penghambat, pelindung, atau perubahan sementara karena turunan penggunaan bahan reaksi tambahan menghasilkan limbah.
7. memaksimalkan ekonomi atom; Mendesain sintesa agar produk akhir mengandung proporsi maksimum dari penggunaan materi awal. Kalau pun ada atom yang terbuang, sebaiknya jumlahnya hanya sedikit.
 8. gunakan pelarut dan kondisi reaksi yang aman; Hindari penggunaan pelarut, agen pemisahan, atau pelengkap kimia lain. Jika unsure tersebut sangat penting, gunakan zat kimia yang tidak berbahaya.
9. tingkatkan efisiensi energy; Sedapat mungkin jalankan reaksi kimia pada suhu dan tekanan yang sesuai dengan lingkungan.
10. mendesain zat kimia dan produk yang dapat terurai setelah digunakan; Mendesain produk kimiawi yang terurai ke dalam zat yang tidak berbahaya setelah zat tersebut digunakan supaya tidak terakumulasi dalam lingkungan.
11. menganalisa dalam waktu sesungguhnya untuk mencegah polusi: Melakukan pemantauan dan pengontrolan waktu sesunggunya selama sintesa berlangsung untuk meminimalkan atau menghilangkan pembentukan limbah.
12. meminimalkan potensi terjadinya kecelekaan: Mendesain zat kimia dan bentuknya untuk meminimalkan potensi terjadinya kecelakaan kimiawi termasuk ledakan, kebakaran, dan pelepasan ke dalam lingkungan.

Terdapat beberapa hal penting yang digaris bawahi pada Green chemistry ini, yaitu :
  1. Pengurangan jumlah limbah dari sumbernya
  2. Penggunaan katalis untuk mengefisiensikan bahan kimia yang digunakan
  3. Penggunaan bahan kimia yan tidak beracun
  4. Penggunaa energi yang dapat diperbaharui
  5. Penembangan efisiensi atom
  6. Penggunaan system “solvent Free” atau pelarut yang dapat diperbaharui oleh lingkungan

Daftar Pustaka

Hidayat, Atep Afia dan M. Kholil. 2017. Kimia, Industri dan Teknologi Hijau. Pantona Media : Jakarta



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.