Laman

Sabtu, 17 Februari 2018

Teknologi Biomassa

Oleh : Yehezkiel Theo Parlindungan M, (@F19-Yehezkiel)



ABSTRAK

Teknologi hijau dikenal juga sebagai teknologi lingkungan dan teknologi bersih, merupakan integrasi antara teknologi modern dan ilmu lingkungan untuk lebih mengoptimalkan pelestarian lingkungan global dan sumber daya alam, serta untuk meminimalisir dampak negative dari berbagai kegiatan seluruh umat manusia di planet bumi.

Kata Kunci : Teknologi Hijau, Industri Hijau, Biomassa

ISI

            Menurut Hidayat (2017), Teknologi hijau dikenal juga sebagai teknologi lingkungan dan teknologi bersih, merupakan integrasi antara teknologi modern dan ilmu lingkungan untuk lebih mengoptimalkan pelestarian lingkungan global dan sumber daya alam, serta untuk meminimalisir dampak negative dari berbagai kegiatan seluruh umat manusia di planet bumi.

Prinsip utama teknologi hijau meliputi tiga aspek, salah satunya yaitu, ramah lingkungan, menurut Hidayat (2017), teknologi hijau merupakan teknologi bersih dan ramah lingkungan, dengan demikian dalam setiap rancangan, pengembangan dan aplikasinya prinsip ramah lingkungan harus menjadi salah satu patokan. Ramah lingkungan artinya dampak penggunaan teknologi tersebut masih hanya menimbulkan dampak yang masih dalam lingkup ambang batas yang ditentukan.

Menurut BPET (2014) dalam Hidayat (2017), ada banyak alas an mengapa energy terbarukan menjadi pilihan, diantaranya ; relative tidak mahal, bersifat netral karbon, dan kebanyakan tidak menimbulkan polusi. Sumber energy terbarukan tersedia banyak pilihan antara lain : Energi tenaga matahari, energy tenaga angina, energy tenaga air, biomassa.

Menurut Surjosatyo (2010), dengan menipisnya cadangan minyak dunia dan masalah lingkungan yang dihadapi oleh pembakaran dengan menggunakan bahan bakar fossil maka diperlukan energi alternatif dalam mengatasi hal tersebut. Gasifikasi biomassa adalah salah satu cara alternatif untuk menggurangi ketergantungan dari bahan bakar fosil. Proses gasifikasi biomassa akan mengahasilkan gas mampu bakar yaitu CO, CH4, dan H2 yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar baik untuk mesin pembakaran dalam ataupun burner untuk memanaskan boiler.

Menurut Subekti (2011), keberadaan biogas memiliki peluang yang besar dalam pengembangannya. Energi biogas dapat diperoleh dari limbah rumah tangga; kotoran cair dari peternakan ayam, sapi, babi; sampah organik dari pasar; industri makanan dan sebagainya. Selain potensi yang besar, pemanfaatan energi biogas dengan digester biogas memiliki keuntungan, yaitu mengurangi efek rumah kaca, mengurangi bau tidak sedap, mencegah penyebaran penyakit, menghasilkan panas dan daya (mekanisme atau energi listrik), serta hasil samping berupa pupuk cair dan padat.

Daftar Pustaka
Hidayat, Atep Afia dan Muhammad Kholil, 2017, Kimia Industri dan Teknologi Hijau, Pantona Media Jakarta.

Surjosatyo, Adi, 2010, Pembakaran Gas Hasil Gasifikasi Biomassa di Premixed Gas Burner dengan Metoda 3D Computational Fluid Dynamic, Jurnal Teknik Mesin, Vol 12, No 1, Universitas Kristen Petra, Surabaya. Dalam http://download.portalgaruda.org/article.php?article=3653&val=349&title=Pembakaran%20Gas%20Hasil%20Gasifikasi%20Biomassa%20di%20Premixed%20%20Gas%20Burner%20dengan%20Metoda%203D%20Computational%20Fluid%20Dynamic

Subekti, Sri, 2011, Pengolahan Limbah Cair Tahu Menjadi Biogas Sebagai Bahan Bakar Alternatif, Prosiding Seminar Nasional Sains Dan Teknologi Fakultas Teknik, Vol 1, No 1, Universitas Wahid Hasyim, Semarang. Dalam http://download.portalgaruda.org/article.php?article=133909&val=5634&title=PENGOLAHAN%20LIMBAH%20CAIR%20TAHU%20MENJADI%20BIOGAS%20%20SEBAGAI%20BAHAN%20BAKAR%20ALTERNATIF


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.