Laman

Sabtu, 17 Februari 2018

Pengolahan Air Limbah

Oleh : Dedy Suryana (@F21-Dedy)








 Abstrak

Manusia dalam kehidupannya sehari-hari tidak lepas dari berbagai aktivitas yang dapat menyebabkan bertambahnya kuantitas limbah cair dan salah satu sumber penghasilnya adalah rumah tangga. Meningkatnya aktivitas manusia di rumah
tangga menyebabkan semakin besarnya volume limbah yang dihasilkan dari waktu ke waktu. Volume limbah rumah tangga meningkat 5 juta m3 pertahun dengan peningkatankandungan rata-rata 50% (Haryoto, 1999 dalam Yusuf, 2008).
Keadaan tersebut menyebabkan terjadinya pencemaran yang banyak menimbulkan
kerugian bagi manusia dan lingkungan. Sumber utama air limbah rumah tangga dari masyarakat berasal dari Indonesia membuang ratusan ribu ton deterjen yang mengandung fosfor serta bahan organik seperti sisa makanan, dan sebagainya ke saluran air, yang akibatnya juga mencemarkan perairan (Khiatuddin, 2003). Air
limbah yang mengandung bahan organik dapat membusuk atau terdegradasi oleh mikroorganisme  sehingga bila dibuang ke badan air akan meningkatkan populasi mikroorganisme, sehingga akan menaikkan kadar BOD sedangkan sabun dan deterjen yang mengakibatkan naiknya pH air.

Kata Kunci : Air Limbah, Limbah Cair

Isi

Jenis Pengolahan Air Limbah

Dibedakan menjadi tiga jenis yaitu : pengolahan secara fisik, kimiawi dan biologi.
Pengolahan secara fisik :
Pengolahan secara fisik tidak dapat di terapkan untuk berbagai pengolahan limbah. Dalam pengolahan limbah secara fisik, polutan akan di pisahkan dengan cara di endapkan. Hasil yang dicapai sangant terbatas dan memerlukan waktu yang cukup lama.
Pengolahan secara kimiawi :
Pengolahan limbah secara kimiawi dilakukan dengan menambahkan bahan-bahan kimia kedalam air limbah. Dalam hal ini yang sangat penting adalah menentukan jenis bahan-bahan kimia yang diperlukan.
Dalam pengolahan limbah secara kimiawi, waktu dan area yang di perlukan jauh lebih kecil dibandingkan pengolahan limbah secara fisik dan biologi. Air limbah yang mengandung zat-zat kimia termasuk logam berat, sangat tepat bila pengolahan limbah dilakukan secara kimiawi.
Pengolahan secara biologi :
Pengolahan limbah secara biologi terutama memanfaatkan kerja mikroorganisme. Dalam pengolahan limbah secara biologi, polutan yang degradabel yang segera dapat dihilangkan. Polutan yang degradabel merupakan makanan bagi bakteri, sehingga dalam waktu singkat bakteri akan berkembangbiak dan menghabiskan makanan yang ada didalam air limbah.
Proses penghancuran polutan secara biologi dapat dipercepat dengan memacu pertumbuhan bakteri.
Bakteri akan tumbuh dan berkembang dengan pesat, apabila kondisi yang sesuai bagi kehidupan bakteri terpenuhi. Kondisi yang sesuai antara lain adalah pH air limbah sekitar 7, dan suhu air limbah sekitar 350 C.

Pengolahan limbah secara biologi sangat baik, tetapi memerlukan waktu yang lama dan area yang luas.

Proses pengolahan air limbah pada banyak perusahaan terdiri dari 5 tahapan, antara lain:

1. Tahap pengolahan air limbah dalam bentuk fisik.
Artinya, semua zat padat dihilangkan pada tahap ini, sehingga tersisa zat cair saja.
2. Tahap pengolahan fisik lanjutan.
Kali ini, dilakukan pemurnian air yang lebih dalam lagi, agar semua zat pada yang tercampur didalam air limbah benar-benar hilang.
3. Tahap ketiga adalah pengolahan air limbah tahap lanjutan.
Tahap ini diperlukan untuk menghilangkan zat-zat yang tidak dapat dihilangkan pada 2 tahap pertama.
4. Tahap keempat adalah tahap pemurnian.
Biasanya, pengolahan air limbah tahap ini sudah mulai memasuki tahap ionisasi dan penyerapan karbon. Sehingga, air benar-benar aman untuk dibuang dan diuraikan di alam.
5. Tahap terakhir adalah tahap pengolahan sisa-sisa 4 proses pengolahan sebelumnya.
Sisa-sia  4 Proses pengolahan air limbah yang pertama biasanya berbentuk seperti lumpur. Lumpur ini akan diolah dan dihilangkan, seperti dengan dikeringkan, dibakar dan lainnya. Setelah itu, lumpur sisa-sia pengolahan aman untuk dibuang ke alam.
Namun, ada juga sistem pengolahan air limbah yang bertujuan untuk memurnikan air agar air dapat dikonsumsi kembali oleh manusia. Akan tetapi, proses ini sangat beresiko, karena belum tentu semua zat berbahaya dapat dihilangkan. Meskipun jumlahnya kecil, bila dikonsumsi terus menerus, maka akan dapat terakumulasi dan menimbulkan penyakit.
Sistem pengolahan air limbah jenis ini biasanya dilakukan pada daerah-daerah yang benar-benar kekurangan air. Namun, di Indonesia proses pemurnian air limbah untuk kebutuhan air minum tidak dilakukan.

Daftar Pustaka

Hidayat, Atep Afia dan Muhammad Kholil. 2017. Kimia, Industri dan Teknologi Hijau. Pantona Media. Jakarta.

Diunduh Tanggal 16 Februari 2018.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.