Laman

Jumat, 02 Februari 2018

JENIS - JENIS BAHAN PENYUSUN PEWARNA ALAMI PADA MAKANAN


ABSTRAK
Sekarang Banyak beraneka ragama makanan , dan semakin menarik jenisnya dan bermacam - macam terutama jika dilihat dengan mata , warna yang beragam membuat orang makin penasaran rasa makanan tersebut karena warna dalam makanan dapat meningkatkan penerimaan konsumen tentang sebuah produk. Namun, kurangnya tingkat pengetahuan masyarakat tentang jenis - jenis bahan pewarna makanan sangatlah kurang , sangatlah penting mengetahui jenis pewarna makanan , apakah alami atau sintetis karena penggunaan pewarna sintetis harus dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku karena dapat merugikan kesehatan.  menyebabkan berbagai penyakit bila terlalu banyak masuk pada tubuh.
Kata Kunci : Makanan, pewarna sintetis, analisis kadar warna
Kata kunci : Pewarna makanan, bahan alami , bahan sintetis, kesehatan manusia
PEMBAHASAN

Terdapat banyak jenis bahan pewarna, tetapi tidak semua pewarna itu dapat digunakan pada makanan. Ada dua jenis pewarna makanan, yaitu pewarna alami dan pewarna buatan.

1. Bahan Pewarna alami (natural colour)

Pewarna alami merupakan bahan pewarna yang diambil dari tumbuh tumbuhan atau batu-batuan secara langsung. Misalnya,

a. zat warna klorofil dari daun suji dan daun pandan yang menghasilkan warna hijau untuk mewarnai kue, seperti kue lapis dan kue pisang;

b. zat warna kurkumin yang berasal dari kunyit yang menghasilkan warna kuning untuk memberi warna pada tahu, minuman ringan, dan nasi kuning;

c. zat warna kapxantin yang dikandung oleh cabai merah untuk memerahkan rendang dan sayur ikan;

d. zat warna antosianin yang dikandung bit menghasilkan warna abu-abu violet pada keadaan basa dan warna merah pada keadaan asam;

e. zat warna coklat pada karamel dihasilkan dari reaksi karamelisasi sukrosa pada pemanasan sekitar 170 C;

f. zat warna kuning pada wortel disebut beta-karoten untuk memberi warna kuning pada makanan;

g. beberapa zat warna alami lainnya, seperti sari jeruk yang menghasilkan warna kuning, riboflavin, paprika, dan ekstrak kulit anggur.

Zat Pewarna Alami
1. Anato
2. Beta-Apo-8’Karotenoat
3. Etil Beta-Apo-8’Karotenoat
4. Xantasantin
5. Karamel, Amonia Sulfit Proses
6. Karmin
7. Beta Karoten
8. Klorofil
9. Klorofil Tembaga Komplex

Ukuran penggunaan zat pewarna harus memerhatikan ambang batas penggunaannya yang menggunakan satuan bpj (bagian per juta). Misalnya, beta-karoten mempunyai ambang 33 bpj.

2. Bahan Pewarna buatan (sintetis atau synthetic colour)

Pewarna buatan adalah bahan pewarna yang dibuat secara kimia oleh pabrik industri kimia. Pewarna ini biasanya dijual di pasaran dengan tanda khusus pada label atau kemasannya.

Tanda itu dapat berbentuk tulisan FD&C (food, drugs, and cosmetics), tetapi yang baku berbentuk M. Beberapa contoh pewarna sintetis, misalnya biru berlian, yellow nomor 5 dengan ambang 7,5 bpj per hari.

Zat Pewarna Sintetis
1. Biru Berlian
2. Coklat HT
3. Eritrosin
4. Hijau FCF
5. Hijau S
6. Indigotin
7. Karmoisin
8. Kuning FCF
9. Kuning Kuinolin

Ada beberapa zat pewarna yang dilarang untuk mewarnai makanan, misalnya magenta untuk tekstil dan butter yellow. Zat pewarna yang dilarang lainnya tercantum pada Tabel berikut ini.

Tabel: Zat Pewarna yang dilarang

Penggunaan zat pewarna yang dilarang ini dapat menyebabkan penyakit kanker, kerusakan ginjal, kerusakan hati, dan gangguan pencernaan. Hal ini disebabkan zat pewarna tersebut mengandung bahan kimia yang tidak dapat dicerna tubuh sehingga mengendap di dalam tubuh. Selain bpj, ambang batas pemakaian menggunakan satuan mg/kg.

KESIMPULAN
Zat warna alami dapat menggantikan warna sintetis karena mempunyai banyak keuntungan dibandingkan dengan warna sintetis, yaitu
§ Tidak beracun oleh karena itu aman digunakan dalam makanan, obat obatan, kosmetik dan tekstil.
§ Ramah lingkungan karena sifatnya biodegradable.
§ Berasal dari sumber terbarukan (bukan dari fraksi minyak bumi).

DAFTAR PUSTAKA
Azizahwati,. Maryati,. Heidi. 2007. Analisis Zat Warna Sintetik Terlarang Untuk Makanan Yang Beredar Di Pasaran. [ Jurnal Ilmu Kefarmasian. Vol. IV, No. 1, 7 – 25 ] Departemen Farmasi FMIPA. Universitas Indonesia. Depok.
Puspita Febrindari, Ayu. [Online]. Tersedia di: http://www.scribd.com/doc/97894726/Eritrosin. Diakses pada tanggal 28 Mei 2014.
Sumarlin, La Ode. 2009. Identifikasi Pewarna Sintetis Pada Produk Pangan Yang Beredar di Jakarta dan Ciputat. [ Jurnal ] Progam Studi Kimia. FST. Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Suyatma, DEA, Dr. Ir. Nugraha E. 2009. Analisis Warna. [ Materi Kuliah ] Departemen ITP, FATETA IPB. Bogor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.