Laman

Jumat, 16 Februari 2018

Industri Ramah Lingkungan

INDUSTRI RAMAH LINGKUNGAN



Aktifitas industri tentunya akan menghasilkan limbah baik secara langsung maupun tidak langsung. Limbah yang dihasilkan tentunya akan berdampak pada lingkungan dan masyarakat sekitar. Polusi udara yang dihasilkan misalnya, asap hitam hasil pembakaran pabrik yang bergerak di pembuatan besi dan alumunium sering mengkhawatirkan masyarakat sekitar, asap sisa pembakaran membawa polutan berbahaya yang berdampak buruk bagi kesehatan.

Solusi yang dapat dilakukan untuk menghindari pencemaran lingkungan akibat limbah pabrik adalah dengan Green Chemical Process. Green Chemical Process (Proses Kimia Hijau) merupakan sebuah alternatif baru untuk mengatasi berbagai masalah lingkungan yang dihasilkan dari aktifitas produksi pabrik agar keberadaan industri dan produk-produk yang dihasilkan akan menjadi lebih bersahabat bagi lingkungan terutama masyarakat sekitar. Kelestarian alam turut menjadi salah satu prioritas dari pengoperasian proses kimia hijau ini. Hal-hal yang menjadi bahan pertimbangan dalam industri hijau adalah perancangan proses dan pilihan bahan kimia yang dipakai, perancangan pabrik, hingga proses pengolahan limbah.

Bahan baku yang dipilih dalam melakukan produksi sangat dianjurkan memilih bahan baku yang bersifat terbarukan (renewable) dan juga dapat didaur ulang (recycleable). Dalam menggunakan energi, terutama bagi pabrik-pabrik yang sering melakukan sistem pembakaran untuk menghasilkan produk yang diinginkan sangat disarankan untuk meminimalisir energi yang terbuang (heat integration) yang dapat menyebabkan pemanasan global, dan sangat dianjurkan untuk sebisa mungkin menggunakan bahan bakar nabati (biofuel), atau bisa juga menggunakan energi matahari.

Bahkan, jika memungkinkan, gas CO2 yang terbuang dapat ditangkap kembali (CO2 capture) agar sebisa mungkin meminimalisir pencemaran lingkungan. Metode ini, dapat digunakan pada industri-industri kimia yang bergerak di bidang Petrokimia seperti PT Krakatau Steel. Cara lain untuk meminimalisir limbah udara adalah dengan digunakannya fiter udara yang berfungsi untuk menangkap debu / partikel yang keluar dari cerobong atau stack. Berikut ini beberapa macam filter udara, meliputi :
 
Pengendapan siklon 
Adalah alat yang digunakan untuk mengendapkan debu atau abu yang ikut dalam gas buangan atau udara dalam ruang pabrik yang berdebu. Prinsip kerja pengendap siklon adalah pemanfaatan gaya sentrifugal dari udara atau gas buang yang sengaja dihembuskan melalui tepi dinding tabung siklon, sehingga partikel yang relatif berat akan jatuh ke bawah. Debu, abu atau partikel yang dapat diendapkan oleh siklon adalah berukuran antara 5 – 40 mikro. Makin besar ukuran debu, semakin cepat partikel diendapkan.
Filter basah

Adalah alat yang digunakan untuk membersihkan udara kotor dengan cara menyemprotkan air dari bagian atas alat, sedangkan udara kotor dari bagian bawah alat. Pada saat udara kotor kontak dengan air, maka debu akan ikut semprotan air untuk turun ke bawah.  Bila ingin hasil yang lebih baik, dapat digabungkan pengendap siklon dengan filter basah. Penggabungan kedua alat ini menghasilkan alat penangkap debu yang dinamakan pengendap siklon filter basah.

Pengendap sistem Gravitasi

Adalah alat yang digunakan untuk membersihkan udara kotor yang ukuran partikelnya relatif cukup besar, sekitar 50 mikro atau lebih. Prinsip kerja alat ini adalah dengan mengalirkan udara kotor ke alat, sehingga pada waktu terjadi perubahan kecepatan secara tiba-tiba, debu akan jatur terkumpul ke bawah akibat gaya beratnya sendiri. Kecepatan pengendapan tergantung pada dimensi alat yang digunakan.

Pengendap elektrostatik

Adalah alat yang digunakan untuk membersihkan udara kotor dalam jumlah (volume) besar dan waktu yang singkat, sehingga udara yang keluar dari alat ini relatif bersih. Alat ini berupa tabung silinder, dimana dindingnya diberi muatan positif, sedangkan tengahnya ada sebuah kawat, yang merupakan pusat silinder, sejajar dinding tabung, diberi muatan negatif. Adanya tegangan yang berbeda akan menimbulkan corona discharga di daerah sekitar pusat silinder. Hal ini menyebabkan udara kotor seolah-olah mengalami ionisasi. Kotoran menjadi ion negatif yang akan ditarik dinding tabung, sedangkan udara bersih akan berada di tengah silinder kemudian terhembus keluar.

Dengan menerapkan Green Chemical Process, diharapkan pabrik-pabrik yang bergerak di bidang industri kimia dapat lebih memperhatikan keramahan lingkungan dalam menghasilkan produknya. Sudah saatnya tercipta industri kimia yang ramah akan lingkungan, sehingga tidak mengganggu keasrian alam, dan profesi-profesi masyarakat seperti bertani, berkebun, nelayan dapat terjaga.

Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.