Laman

Sabtu, 17 Februari 2018

GREEN PANEL SEBAGAI TEKNOLOGI HIJAU DAN PENAMBAH NILAI ESTETIKA RUANGAN

Oleh : Siti Fatimatuzzahra (f08-Siti)


Abstrak

Kondisi udara yang semakin panas akibat global warmjng dirasakan manusia sampai pada skala bangunan, yaitu dengan bertambah panasnya suhu ruang. Hal tersebut menimbulkan perasaan kurang nyaman ketika berada did dalam ruangan tanpa bantuan alat pendingin ruang mekanis, seperi air conditioner (AC). Istilah Green Panel dalam penelitian ini adalah panel yang terbuat dari material besi, berfungsi sebagai secondary skin (lapisan dinding kedua) yang melindungi ruangan di dalamnya dari terik matahari langsung, serta sebagai upaya penghijauan bangunan atau menajdi media rambatan bagi tanaman.

Kata Kunci : Green Panel, Global Warminng

 
Isi Pembahasan

 
Perkembangan permukiman di Indonesia saat ini belum dapat mengefisiensikan sumber daya energi dengan cara terbarukan. Konsumsi energi listrik yang digunakan untuk pendinginan bangunan dengan menggunakan penyegar udara mekanis yaitu air conditioner (AC) sudah mencapai tingkat 65% (Puslitbang Permukiman dalam Kusumawati 2011). Pendinginan ini dilakukan untuk menciptakan kenyamanan termal dalam bangunan. Sebenarnya kenyamanan tidak hanya diciptakan melalui teknologi modern. Kenyamanan dapat dibentuk melalui keberadaan elemen alami seperti tanaman (Savitri 1999). Tanaman dalam lanskap memiliki dua fungsi utama yaitu climatological uses dan engineering uses. Climatological uses terkait rekayasa faktor iklim untuk menciptakan kenyamanan. Sementara engineering uses berupa rekayasa fisik oleh tanaman untuk mereduksi polusi dan bunyi, efek glare radiasi, dan lain sebagainya (Miller 1988).

Dua isu utama yang menjadi perhatian masyarakat dunia saat ini adalah isu pemanasan global (global warming) dan krisis energy. Dampak global warming bahkan dirasakan manusia sampai pada ruang lingkup terkecil, yaitu pada skala bangunan. Penghuni bangunan (manusia) merasakan meningkatnya suhu dalam ruangan (indoor) karena masuknya panas sinar matahari yang semakin terik. Hal tersebut menimbulkan perasaan kurang nyaman ketika berada di dalam ruangan tanpa bantuan alat pendingin mekanis, seperti air conditioner (AC). Ketergantungan masyarakat terhadap  AC tentu berlawanan dengan upaya hemat energy untuk menanggulangi isu global lainnya, yaitu krisis energy.

Upaya menciptakan lingkungan berkelanjutan untuk mengatasi krisis energy dan dampak kekurangnyamanan ruang akibat global warming dapat dilakukan mulai dari skala terkecil, yaitu skala bangunan. Dalam bidang arsitektur, muncul istilah green architecture untuk mendefinisikan desain arsitektur yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Permasalahan di perkotaan adalah keterbatasan lahan dan nilai ekonomi yang tinggi. Akibatnya keberadaan tanaman dalam bentuk ruang terbuka hijau sulit untuk dipertahankan. Oleh karena itu, diperlukan metode yang dapat mendukung pemenuhan kenyamanan tanpa menghilangkan harmonisasi antara alam dan manusia. Misalnya, penerapan green architecture dalam pemanfaatan ruang. 

Beberapa contoh penerapan konsep green architecture diantaranya adalah sky greening yaitu upaya penghijauan pada atap dan dinding bangunan (Lim, 2007). Penghijauan pada atap bangunan dikenal luas dengan istilah roof garden. Adapun upaya penghijauan pada dinding bangunan dapat dilakukan melalui pemsangan green panel, yaitu bidang dinding “kedua” (berupa panel) yang ditanami berbagai tanaman. Fungsi green panel selain upaya penghijauan bangunan (menambah ruang terbuka hijau), juga berfungsi sebagai secondary dkin (lapis sinding kedua) yang melindungi ruangan di dalamnya dari terik matahari. 

Green panel merupakan dinding kedua (secondary skin) yang ditanami berbagai jenis tanaman dan berfungsi mengurangi radiasi matahari pada bangunan (Utami et al. 2008) sehingga dapat menciptakan iklim mikro yang nyaman. Panel juga dapat meningkatkan kualitas visual estetika bangunan melalui kombinasi tanamannya. Berdasarkan pemikiran tersebut, diperlukan kajian lebih lanjut untuk mengetahui manfaat penerapan green panel pada bangunan rumah tinggal ditinjau dari fungsi ekologis dan nilai visual estetika.

Jenis Tanaman dan Penurunan Suhu 

Green panel dapat menurunkan suhu bangunan rumah tinggal. Hal ini dikarenakan radiasi matahari pada permukaan dinding akan diserap tanaman untuk kegiatan fotosintesis dan penguapan. Penurunan suhu juga disebabkan oleh efek bayangan (shading) dari tajuk tanaman yang menghalangi pemanasan permukaan dinding.

SIMPULAN 

Penerapan green panel memberi manfaat dari segi fungsi dan estetika visual (eco-aesthetics). Manfaat fungsi yaitu peningkatan kenyamanan termal bangunan, dan manfaat estetika terkait psikologis berupa peningkatan nilai seni dan visual bangunan.

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Atep Afia dan Kholil, Muhammad, 2017, Kimia, Industri dan Teknologi Hijau, Jakarta.
Utami, Fitriya dan Kaswanto, 2008, Penerapan Konsep Bangunan Ramah Lingkungan Melalui Konstruksi Green Panel Sebagai Alternatif Peningkatan Kenyamanan dalam Ruang, Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia hal 204-2012.
Serlan, Wiwik dan Gunawan, Andi, 2013, Eco-Aestethic Green Panel Pada Bangunan Rumah Tinggal, Jurnal Lanskap Indonesia Vol 5 No 2.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.