Laman

Sabtu, 03 Februari 2018

Ancaman Polimer Sintetik Bagi Kesehatan Manusia


Abstrak
Polimer Sintetis merupakan polimer buatan manusia. Penggunaan polimer sintetis sangat memudahkan, nyaman dan praktis namun memiliki dampak buruk. Polimer sintetis berdampak buruk untuk kesehatan manusia yng disebabkan dari penggunaan pelembut, pembakaran dan penggunaan zat warna plastic.

Kata Kunci : Polimer, Dampak, Kesehatan manusia


Dalam kehidupan sehari – hari kita tidak lepas dari polimer sintetis. Menurut Labtek (2011) dalam Hidayat dan Kholil (2017) Polimer adalah senyawa yang bermassa molekul relative besar dan terdiri atas monomer-monomer.

Polimer sintetis sendiri merupakan polimer yang bukan dari alam, dan merupakan buatan manusia contohnya seperti yang sering kita jumpai yaitu pklastik. Menurut Ahmad (2009) menyatakan polimer sintetis yang pertama kali yang dikenal adalah bakelit yaitu hasil kondensasi fenol dengan formaldehida, yang ditemukan oleh kimiawan kelahiran Belgia Leo Baekeland pada tahun 1907

Berbagai macam barang kebutuhan kita sebagain besar berbahan sintetis mulai dari kantong plastik untuk belanja, plastik pembungkus makanan dan minuman, kemasan plastik, alat-alat listrik, alat-alat rumah tangga, dan alat-alat elektronik. Setiap kita belanja dalam jumlah kecil, misalnya diwarung, selalu kita akan mendapatkan pembungkus plastik dan kantong plastik (keresek). Barang-barang tersebut merupakan polimer sintetis yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme. Akibatnya, barang-barang tersebut akan menumpuk dalam bentuk sampah yang tidak dapat membusuk.

Keberadaan Polimer tentu sangat memudahkan, praktis dan nyaman. Namun penggunaan polimer sisntetik memiliki sisi lain dari kemudahan yang diberikan oleh bahan-bahan yang terbuat dari polimer sintetis diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Dampak Penggunaan Pelembut pada Polimer Sintetis
Kebanyakan plastik seperti PVC, agar tidak bersifat kaku dan rapuh ditambahkan dengan suatu bahan pelembut (plasticizers). Bahan pelembut ini kebanyakannya terdiri atas kumpulan ftalat (ester turunan dari asam ftalat).
Menurut (Sheftel, 2000) dalam Hadi (2006), Beberapa contoh pelembut adalah epoxidized soybean oil (ESBO), di(2-ethylhexyl)adipate (DEHA), dan bifenil poliklorin (PCB) yang digunakan dalam industri pengepakan dan pemrosesan makanan, acetyl tributyl citrate (ATBC) dan di(-2ethylhexyl) phthalate (DEHP) yang digunakan dalam industri pengepakan film.
Namun, penggunaan bahan pelembut ini yang justru dapat menimbulkan masalah kesehatan. Sebagai contoh, penggunaan bahan pelembut seperti PCB sekarang sudah dilarang pemakaiannya karena dapat menimbulkan kematian jaringan dan kanker pada manusia (karsinogenik)

2. Dampak Pembakaran Plastik
Bahaya lain yang dapat mengancam kesehatan kita adalah jika kita membakar bahan yang terbuat dari plastik. Seperti kita ketahui, plastik memiliki tekstur yang kuat dan tidak mudah terdegradasi oleh mikroorganisme tanah. Oleh karena itu seringkali kita membakarnya untuk menghindari pencemaran terhadap tanah dan air di lingkungan kita. Namun pembakaran plastik ini justru dapat mendatangkan masalah tersendiri bagi kita. Plastik yang dibakar akan mengeluarkan asap toksik yang apabila dihirup dapat menyebabkan sperma menjadi tidak subur dan terjadi gangguan kesuburan. Pembakaran PVC akan mengeluarkan DEHA yang dapat mengganggu keseimbangan hormon estrogen manusia. Selain itu juga dapat mengakibatkan kerusakan kromosom dan menyebabkan bayi-bayi lahir dalam kondisi cacat.

3.       Dampak penggunaan zat warna plastic pada makanan
Kontaminasi zat warna plastik dalam makanan memiliki dampak yang sangat berbaha bagi manusia. Sebagai contoh adalah penggunaan kantong plastik hitam (kresek) untuk membungkus makanan seperti gorengan dan lain-lain. Menurut Arcana (2003) dalam Hadi (2006) menyatakan bahwa zat pewarna hitam ini kalau terkena panas (misalnya berasal dari gorengan), bisa terurai, terdegradasi menjadi bentuk radikal. Zat racun itu bisa bereaksi dengan cepat, seperti oksigen dan makanan. Kalaupun tak beracun, senyawa tadi bisa berubah jadi racun bila terkena panas. Bentuk radikal ini karena memiliki satu elektron tak berpasangan menjadi sangat reaktif dan tidak stabil sehingga dapat berbahaya bagi kesehatan terutama dapat menyebabkan sel tubuh berkembang tidak terkontrol seperti pada penyakit kanker.

Daftar Pustaka
Hidayat, Atep Afia dan Muhammad Kholil.2017. Kimia Industri dan Teknologi Hijau. Pantona Media.
Hadi Sapto Nugroho. 2006. Ancaman Polimer Sintetik Bagi Kesehatan Manusia (Bagian I). Makalah Intitut Pertanian Bogor. Diunduh tanggal 3 Februari 2018.  http://repository.binus.ac.id/content/K0134/K013428838.doc
Efan Ahmad. 2009. Polimer. Modul Universitas Muhammadiyah Jember jurusan Teknik Mesin. Diunduh tanggal 3 Februari 2018. https://ahmadefancenter.files.wordpress.com/2011/04/bahan-ajar-polimer.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.