Laman

Sabtu, 27 Januari 2018

SIFAT KIMIA PELET KAYU LIMBAH INDUSTRI SEBAGAI SUMBER ENERGI TERBARUKAN


Oleh : @F10-Priyo, @ProyekD01



Abstrak
Tujuan penelitian ini untuk menghasilkan sifat-sifat kimia pelet kayu dan menjadikannya energy terbarukan. Untuk proses dasar pengolahan kayu sampai menjadi pelet kayu, Batang kayu di potong-potong dan di serut sedemikian rupa sampai menjadi serbuk kayu. Serbuk kayu dikeringkan hingga kadar air 12%, selanjutnya diayak menggunakan ayakan yg mempunyai ukuran lubang. Serbuk ditimbang dan diaduk hingga merata. Masukan ke dalam mesin cetak dan di press dengan suhu panas.
Kata Kunci : Limbah kayu, sifat kimia, pelet kayu.

Isi :
Peralatan yang digunakan antara lain alat cetak pelet kayu untuk mencetak pelet, ayakan untuk mengayak serbuk kayu, neraca untuk menimbang bahan perekat dan sebuk, oven untuk uji kadar air dan boom calori meter untuk uji kalori serta alat pertukangan untuk pengolahan bahan baku.

Serbuk kayu dikeringkan hingga kadar air mencapai 10% - 12%, serbuk kayu diayak dengan ukuran lubang ayakan 15 mesh, 25 mesh dan 35 mesh. Serbuk ditimbang sebanyak 25 gr, dicampur dengan tepung kanji 4 gr dan ditambah air seperlunya campuran diaduk hingga merata, masukan ke dalam alat cetak dan dipress dengan press panas dengan suhu masing-masing 60 0C dan 110 0C selama 25 menit. Kemudian pelet kayu didinginkan dan dikeluarkan dari alat cetak. Rancangan percobaan penelitian yang digunakan yaitu rancangan acak lengkap (RAL) pola factorial yang menjadi faktor A (jenis kayu); B (kehalusan serbu) dan C (suatu pengempaan). Parameter uji meliputi : kadar air, berat jenis, kadar abu dengan mengacu pada standard ASTM D 1762 - 84 dan uji kalor dengan menggunakan ASTM D 2015.

Berdasarkan hasil penelitian Effendi Arsad (2013) Hasil uji rata-rata ketiga jenis serbuk kayu tersebut diketahui kadar air tertinggi kayu kembang dan kadar air terendah pada kayu tarap. Kadar abu tertinggi terdapat pada kayu tarap dan terendah pada kayu kembang, berat jenis tertinggi pada kayu tarap dan terendah pada kayu akasia, sedangkan nilai kalor tertinggi terdapat pada kayu akasia dan terendah pada kayu kembang Hal itu dimungkinkan kayu akasia memiliki kelas kuat/kekerasan yang lebih tinggi dibandingkan kayu tarap.






Kadar air pelet kayu dari kayu kembang, kayu akasia dan kayu tarap dengan ukuran partikel 15 mesh, 25 mesh dan 35 mesh dan suhu pemanasan 60oC dan 110oC berkisar antara 9,98% - 4,38% dan nilai kalor nya berkisar antara 3920,13 kal/gr - 4254,91 kal/gr.
 







DAFTAR PUSTAKA

1.      Hidayat, Atep Afia dan M. Kholil. 2017. Kimia, Industri dan Teknologi Hijau.Jakarta: Pantona Media
2.      Hidayat, Atep Afia dan M. Kholil. 2017. Manajemen Lingkungan Dengan Berpikir "Hijau". Jakarta: Penerbit WR
3.      Arsad Effendi, (2014) SIFAT FISIK DAN KIMIA WOOD PELLET DARI LIMBAH INDUSTRI PERKAYUAN SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF. Kementrian Perindustrian Republik Indonesia. Dalam http://id.portalgaruda.org/index.php?ref=browse&mod=viewarticle&article=416148 diakses tanggal 27 Januari 2018
4.      Anonim, 2015. Pohon Industri. Kementrian Perindustrian. http://www.ke-menperin.go.id/pohon-industri
5.      Anonim, 2004. Pemanfaatan Limbah Kayu Bahan Ekspos dengan Menteri Kehutanan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Hasil Hutan Badan Litbang Departemen Kehutanan Bogor.
6.      Anonim, 2010. Wood pellet sebagai sumber energy dari limbah kayu. Siaran Pers No.S.108/PIK-1/2010.
7.      Arifuddin, 2010. Wood Pellet sumber energy terbarukan dari limbah kayu. http://energy-arifuddin.blogspot.com/2010/05/woodpellet-sumberenergiterbarukan
8.      Martosudirjo, Mamat dan Sugiyatno, 1998. Potensi Limbah Pengolahan Kayu dan Biomassa Lainnya sebagai Sumber Listrik di Indonesia. LIPI:Bandung
9.      Tampubolon, AP, 2008. Kajian kebijakan energy biomassa kayu bakar study of fuelwood biomass energy policies. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan. 5 (1) : 29-37. Pusat Litbang Hasil Hutan, Bogor.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.