Laman

Sabtu, 27 Januari 2018

Pemanfaatan Limbah Rumput Laut dari Industri Farmasi

Oleh : Samuel Aditya Oka H. (@F12-Samuel) 


Abstrak :

Kimia organik merupakan cabang kimia yang lebih fokus pada kajian mengenai struktur , sifat, komposisi, reaksi dan sintesis senyawa organik. Senyawa organik tersusun oleh unsur utama berupa karbon dan hydrogen, namun dapat mengandung unsur – unsur seperti nitrogen, oksigen, fosfor, halogen dan belerang. Aplikasi senyawa organik dalam kehidupan sehari – hari sangat luas, mulai dari makanan, bahan bakar, kebutuhan rumah tangga, tekstil, obat – obatan dan desinfektan, pestisida, parfum, bahan peledak, pewarna dan lain sebagainya. Atep Afia dan M. Kholil (2017)

Kata Kunci : Sargassum Polycystum, Kimia Organik

Isi :
Di Negara lain, limbah rumput laut sudah dimanfaatkan sebagai pupuk. Negara Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki kekayaan laut yang luas dan menyimpan kekayaan bahan organik terutama dari jenis rumput laut. Ganggang coklat (phaeophyceae) merupakan salah satu jenis rumput laut yang banyak terdapat di lautan Indonesia dan memiliki prospek yang bagus untuk dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Dengan berlimpahnya rumput laut tersebut, diharapkan dapat menghasilkan pupuk organik yang baik bagi tanaman, tanah dan lingkungan.
Berdasarkan hasil penelitian Hafsah, Alida dan Supriadi (2013), Dari hasil uji kontras pemberian pupuk cair rumput laut berpengaruh tidak nyata terhadap pH tanah. Hal ini diduga karena kadar Al dalam tanah yang menyebabkan pH tanah masam dan kandungan rumput laut tidak dapat mengikat Al dikarenakan pupuk cair rumput laut banyak mengandung unsur hara mikro dan tidak adanya faktor – faktor yang mempengaruhi peningkatan pH tanah. Perlakuan yang dilakukan menggunakan pupuk cair rumput laut bahan ini tidak ada yang dapat memberi pengaruh nyata terhadap pH tanah. Pemberian pupuk cair rumput laut dari hasil uji kontras berpengaruh tidak nyata terhadap C – organik tanah. Hal ini diduga karena pemberian pupuk cair rumput laut dekomposisinya berjalan lambat sehingga kandugan C – organik  setelah pemberian perlakuan tidak meningkat nyata sehingga belum dapat menaikkan kandungan C – organik  tanah secara nyata. Walaupun demikian, pemberian bahan organik dan pupuk organik tetap perlu dilakukan karena pemberian bahan organik dan pupuk organik ini lebih mempertimbangkan pengaruhnya terhadap sifat kimia tanah karena mempunyai peranan penting seperti mencegah keracunan besi dan aluminium pada tanah – tanah yang bereaksi masam serta dapat meningkatkan ketersediaan fosfat di dalam tanah, peningkatan kadar humus di dalam tanah akan meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK). Pemberian pupuk cair rumput laut juga berpengaruh tidak nyata terhadap N – total tanah. Hal ini diduga karena jumlah dosis yang diberikan dan kadar nitrogen dipengaruhi oleh sifat unsur nitrogen yang mobil dan akibat temperatur yang tidak stabil dapat mempengaruhi kondisi Nitogen dalam tanah. Ada perbedaan yang nyata akibat perbedaan konsentrasi pupuk cair rumput laut terhadap P - tersedia tanah. Hal ini diduga fermentasi pupuk cair rumput laut menghasilkan asam – asam organik yang menghasilkan anion organik yang dapat mengikat logam – logam seperti Al, Fe, dan Ca sehingga ion – ion akan bebas dari pengikatan logam tersebut sehingga fosfat tersedia di dalam tanah. Pemberian pupuk air rumput laut berpengaruh tidak nyata terhadap K – tukar tanah. Hal ini dikarenakan adanya pencucian. Unsur K sangat mobil sehingga mudah tercuci dan tidak tersedia dalam tanah. Pemberian pupuk cair rumput laut berpengaruh tidak nyata terhadap C/N tanah. Ratio C/N tanah yang rendah menunjukkan bahwa pupuk organik yang diberikan telah termineralisasi atau terdekomposisi. Ada perbedaan yang nyata akibat pemberian konsentrasi pupuk cair rumput laut terhadap bobot basah tajuk tanaman. Hal ini disebabkan karena adanya kandungan zat pengatur tumbuh seperti auksin, sitokonin, dan giberelin yang dapat meningkatkan produksi tanaman. Ada perbedaan yang nyata akibat pemberian konsentrasi pupuk cair rumput laut terhadap bobot basah akar tanaman. Hal ini disebabkan karena adanya pengaruh pemberian tingkat dosis pupuk cair rumput laut membantu pertumbuhan tanaman dan perakaran tanaman aktif bergerak mencari sumber hara di dalam tanah. Ada perbedaan yang nyata akibat pemberian konsentrasi pupuk cair rumput laut terhadap berat kering tajuk tanaman. Hal ini dikarenakan suhu dalam oven yang tidak merata saat melakukan pengeringan pada tajuk tanaman tersebut dan kandungan air pada tanaman sawi tinggi serta pemberian pupuk cair rumput laut mengandung sedikit N yang mempengaruhi pertumbuhan jumlah daun. Ada perbedaan yang nyata akibat pemberian konsentrasi pupuk cair rumput laut terhadap bobot kering akar tanaman. Hal ini dikarenakan konsentrasi pemberian pupuk cair rumput laut yang berbeda mempengaruhi pertumbuhan akar di dalam tanah.
Kesimpulannya pemberian pupuk cair rumput laut berbeda tidak nyata terhadap pH tanah, N - total tanah, K tukar tanah, C – organik tanah, dan C/N tanah. Namun berbeda nyata terhadap P – tersedia tanah, bobot basah tajuk tanaman, bobot basah akar tanaman, bobot kering tajuk tanaman, dan bobot kering akar tanaman.

Daftar Pustaka

Hidayat, Atep Afia dan Muhammad Kholil.2017. Kimia, Industri dan Teknologi Hijau. Pantona Media.Jakarta.

Nst, Hafsah Winda, Alida Lubis dan Supriadi.2013. PEMANFAATAN LIMBAH SARGASSUM POLYCYSTUM DARI INDUSTRI FARMASI SEBAGAI PUPUK CAIR SERTA PENGARUHNYA TERHADAP SIFAT KIMIA TANAH ULTISOL DAN PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI. Dalam http://download.portalgaruda.org/article.php?article=110393&val=4122&title=PEMANFAATAN%20LIMBAH%20Sargassum%20polycystum%20DARI%20INDUSTRI%20FARMASI%20SEBAGAI%20PUPUK%20CAIR%20SERTA%20PENGARUHNYA%20TERHADAP%20SIFAT%20KIMIA%20TANAH%20ULTISOL%20DAN%20PERTUMBUHAN%20TANAMAN%20SAWI . Diunduh tanggal 27 Januari 2018.

Anonim 2010. Rumput Laut (Dalam http://tentang rumput laut. com/2010/12). Diakses pada tanggal 27 Januari 2018.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.