Laman

Selasa, 21 November 2017

Pentingnya Peran Mikroorganisme Dalam Dekomposisi Limbah

Oleh Fateh Halmar

Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang berukuran sangat kecil sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantuan. Mikroorganisme disebut juga organisme mikroskopik. Mikroorganisme seringkali bersel tunggal (uniseluler) maupun bersel banyak (multiseluler). Namun, beberapa protista bersel tunggal masih terlihat oleh mata telanjang dan ada beberapa spesies multisel tidak terlihat mata telanjang.
Virus juga termasuk ke dalam mikroorganisme meskipun tidak bersifat seluler. Ilmu yang mempelajari mikroorganisme disebut  mikrobiologi. Orang yang bekerja di bidang ini disebut mikrobiolog. 

Mikroorganisme biasanya dianggap mencakup semua prokariota, protista, dan alga renik. Fungi, terutama yang berukuran kecil dan tidak membentuk hifa, dapat pula dianggap sebagai bagiannya, meskipun banyak yang tidak menyepakatinya. Kebanyakan orang beranggapan bahwa yang dapat dianggap mikroorganisme adalah semua organisme sangat kecil yang dapat dibiakkan dalam cawan petri atau inkubator di dalam laboratorium dan mampu memperbanyak diri secara mitosis.

Tidak semua mikroorganisme itu merugikan manusia. Banyak juga mikroorganisme yang sangat menguntungkan manusia. Mulai dari membantu manusia di bidang kesehatan, makanan, pertanian, dan mengurai limbah. Sangat penting sekali bukan peranan mikroorganisme bagi kehidupan manusia.

Yang akan di bahas disini adalah pentingnya peran mikroorganisme dalam dekomposisi limbah.

Apa sih proses dekomposisi itu ?

Proses dekomposisi senyawa organik oleh mikroba merupakan proses berantai. Senyawa organik yang bersifat heterogen bercampur dengan kumpulan jasad hidup yang berasal dari udara, tanah, air, dan sumber lainnya, lalu di dalamnya terjadi proses mikrobiologis. Beberapa hal yang harus diperhatikan agar proses tersebut berjalan lancar adalah perbandingan nitrogen dan karbon (C/N rasio) di dalam bahan, kadar air bahan, bentuk dan jenis bahan, temperatur, pH, dan jenis mikroba yang berperan didalamnya. Indikator yang menunjukkan bahwa proses dekomposisi senyawa organik berjalan lancar adalah adanya perubahan pH dan temperatur. Proses dekomposisi akan berjalan dalam empat fase, yaitu mesofilik, termofilik, pendinginan, dan masak.

Pengomposan merupakan salah satu contoh proses pengolahan sampah secara aerobik dan anaerobik yang merupakan proses saling menunjang untuk menghasilkan kompos. Sampah yang dapat digunakan dengan baik sebagai bahan baku kompos adalah sampah organik, karena mudah mengalami proses dekomposisi oleh mikroba-mikroba.

Daftar Pustaka :
  1. Aminah Asngad dan Suparti, 2005. Model Pengembangan Pembuatan Pupuk Organik Dengan Inokulan (Studi Kasus Sampah Di Tpa Mojosongo Surakarta). Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 6, No. 2, 2005: 101-113
  2. Budiyanto, Agus Krisno. 2004. Mikrobiologi Terapan. Malang : Universitas Muhammadiyah Malang
  3. Djuarnani,dkk, 2005. Cara cepat membuat kompos. Agromedia Pustaka. Jakarta Selatan
  4. Harianto, Bagus, 2007. Cara praktis membuat kompos. Agromedia. Jakarta Selatan.
  5. Hadiwijoto,S, 1999. Penanganan dan pemanfaatan sampah. Yayasan Idayu. Jakarta
  6. Isroi. 2008. KOMPOS. Makalah. Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan    Indonesia, Bogor.
  7. https://aguskrisnoblog.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.