Laman

Sabtu, 11 November 2017

BAKTERI INDIKATOR POLUSI


   Mikroorganisme indikator adalah sekelompok mikroorganisme yang digunakan sebagai petunjuk kualitas air. Mikroorganisme indikator telah digunakan untuk mendeteksi dan menghitung kontaminasi tinja di air, makanan, dan sampel lainnya. Salah satu dari indikator tersebut yang akan dibahas dalam artikel ini adalah 'indikator polusi'.

A. PENGERTIAN INDIKATOR POLUSI

   Tingkat polusi dilingkungan perlu diketahui supaya bisa ditentukan langkah-langkah penanggulangan dampaknya. Namun, bagaimanakah cara untuk mengetahui tingkat polusi pada lingkungan? untuk mengetahuinya, dibutuhkan suatu pengukuran terhadapfaktor-faktor fisik, kimia atau biologi yang menunjukkan adanya degradasi atau kerusakan pada lingkungan yang tercemar. Faktor-faktor ini disebut dengan indikator polusi. Dengan melakukan pengukuran terhadap indikator polusi maka dapat diketahui apakah konsentrasi polutan sudah melebihi ambang batas (baku mutu), sehingga membahayakan bagi organisme lainnya, atau masih di bawah ambang batas.
   Bakteri indikator polusi adalah bakteri yang dapat digunakan sebagai petunjuk adanya polusi fetes, atau kotoran manusia, maupun hewan, karena organisme tersebut merupakan organisme komensalyang terdapat disaluran pencernaan manusia ataupun hewan. 
   Air yang tercemar kotoran manusia maupun hewan, tidak dapat digunakan untuk keperluan minum, memasak, mandi, mencuci, dan lain sebagainya. karena dianggap mengandung mikroorganisme patogen yang berbahaya bagi manusia, terutama patogen penyebab patogen infeksi saluran pencernaan.
   Udara yang tercemar oleh kotoran hewan maupun manusia pun polusi. karena bisa mengganggu pernafasan manusia.
   
B. INDIKATOR POLUSI DALAM FISIKA, KIMIA, DAN BIOLOGI

   Tingkat polusi di lingkungan perlu diketahui supaya bias mentukan Iangkah-langkah  penanggulangan dampaknya. Untuk mengetahuinya, dibutuhkan suatu pengukuran terhadap faktor-faktor fisik, kimia, atau biologi yang menunjukkan adanya degradasi atau kerusakan pada lingkungan yang tercemar. Faktor-faktor ini disebut dengan indikator polusi.

1. Secara Fisika
=>Polusi Udara : sifat-sifat udara yang dapat diamati, udara yang bersih seharusnya tidak berwarna dan tidak berbau,udanya warna atau bau pada udara menunjukkan adanya polutan.
=>Polusi Air : kekeruhan, bau, warna, dan suhu, dapat menjadi indikator bagi polusi., Air yang bersih seharusnya jernih (tidak keruh), tidak berbau, tidak berwarna, dan suhunya relatif sedang. Kekeruhan air berhubungan dengan konsentrasi partikel padat yang tersusupensi dalam air. Kekeruhan air dapat diukur secara sederhana menggunakan alat yang disebut cakram Secchi (secchi disc). Cakram Secchi ditandai dengan warna hitam dan putih. Cakram masih dapat dilihat dengan jelas menunjukkan tingkat penetrasi cahaya pada perairan tersebut. Bau dan warna atau perubahan suhu ekstrirr pada air dapat menunjukkan keberadaan senyawa kimia atau polutan tertentu dalam air.
=>Polusi Tanah : Contoh indikator fisik yang menunjukkan kualitas tanah, antara lain warna tanah, kedalaman lapisan atas tanah, kepadatan tanah, porositas dan tekstur tanah, dan endapan pada tanah.

2. Secara Kimia
=>Polusi Udara : indeks standar pencemar udara (ISPU) memberi informasi tingkat pencemaran udara yang merupakan hasil pemantauan ¬konsentrasi rata-rata berbagai polutan udara selama periode 24 jam. Jenis polutan yang dipantau antara lain karbon monoksida (CO), sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NO), ozon (03), da¬materi partikulat (debu). Peningkatan konsentrasi senyawa-senyawa polutan di udara merupakan indikator bagi tingkat polusi udara.
=>Polusi Air : Kandungan senyawa-senyawa kimia dalam air dapat menjad. indikator terjadinya pencemaran/polusi air. Contohnya :
  1. Kandungan Nutrisi :  Nutrisi yang terlarut di air seperti unsur nitrogen, fosfor, dan karbon dibutuhkan untuk pertumbuhan organisme fotosintetik di perairan.
  2. Kandungan Logam berat : timbal, merkuri, sanida, dan kadmium, menunjukkan telah terjadi polusi air.
  3. Oksigen Terlarut (dissolved oxygen/DO) : Pengukuran oksigen terlarut akan menunjukkan volume oksigen yang terlarut di air. Masuknya zat polutan, seperti buangan pupuk atau sampah organik, dapat menurunkan volume oksigen terlarut. Jumlah oksigen terlarut di air sebaiknya antara 4,0 hingga 12,0 rng/L.
  4. Kebutuhan Oksigen Biokimia (Biochemical Oxygen Demand/ BOD)  : BOD berhubungan dengan DO,  Semakin rendah kadar oksigen terlarut DO) dalam air, semakin tinggi kadar BOD dalam air tersebut.pengukuran terhadap BOD secara tidak langsung menunjukkan kadar DO.
  5. pH/ tingkat keasaman : pH air yang normal adalah antara 6,5 hingga 9,0. Masuknya polutan yang bersifat asam dapat menurunkan nilai pH air dengan ekstrim (sangat asam atau sangat basa).
=>Polusi Tanah : pH, salinitas, kandungan senyawa kimia organik, fosfor nitrogen, logam berat, dan radioaktif merupakan contoh indikate¬kimia bagi tingkat polusi tanah.

3. Secara Biologi
=>Polusi Udara : Makhluk hidup yang rentan pada perubahan konsentrasi zat polutan di udara dapat dijadikan indikator biologi.Contoh indikator biologi untuk mengamati tingkat polusi udara adalah lumut kerak (Lichenes). Lumut kerak merupakan simbiosis antara algae fotosintetik atau cyanobakteria dengan fungi. Lumut kerak terdiri atas beberapa kelompok yang masing-masing memiliki tingkat sensitivitas berbeda terhadap polutan udara. Oleh karena itu, keberadaan kelompok lumut kerak tertentu di suatu wilayah dapat menjadi indikator bagi tingkat polusi udara di wilayah. lumut kerak Usnea sp. dan Evernia sp. tidak akan dapat bertahan hidup Iiikit konsentrasi sulfur dioksida di udara terlalu tinggi.
=>Polusi Air : Jumlah dan susunan organisme dalam air sangat berhubungan dengan tingkat polusi air. Beberapa fitoplankton, seperti diatom dan dinoflagelata, dan zooplankton dari kelompok rotifera, rentan terhadap polutan sehingga keberadaannya di perairan mengindikasikan kondisi air yang cukup bersih. Sebaliknya keberadaan protozoa parasit dan bakteri koliform dalam air mengindikasikan telah terjadi polusi air. Tingginya jumlah bakteri koliform pada perairan menunjukkan bahwa perairan tersebut telah tercemar kotoran/ tinja manusia dan hewan. Keberadaan bakteri koliform pada perairan dapat mengindikasikan adanya mikroorganisme patogen, seperti protozoa parasit, bakteri patogen, dan virus, yang juga biasa terdapat pada manusia dan hewan.
=>Polusi Tanah : Cacing tanah merupakan salah satu indikator biologi pada pengukuran tingkat polusi tanah. Keberadaan cacing tanah dapat meningkatkan kandungan nutrisi pada tanah yang akan menyuburkan tanah. Populasi cacing tanah dipengaruhi oleh kondisi tanah habitatnya, seperti kondisi suhu, kelembapan, pH, salinitas, aerasi, dan tekstur tanah.

C. Indikator Polusi Udara

a. Indikator Fisik
   Indikator fisik yang dapat digunakan untuk mengetahui adanya polusi udara adalah sifat-sifat udara yang dapat diamati. Udara yang bersih seharusnya tidah berwarna dan tidak berbau. Adanya warna atau bau pada udara menunjukkan adanya polutan. Meski demikian, banyak polutan udara yang tidak berwarna dan tidak berbau sehingga sulit dideteksi secara fisik.

b. Indikator Kimia
   Pernahkah kamu melihat papan indeks standar pencemar udara (ISPU)? Papan ISPU dipasang dijalan utama berbagai kota besar di Indonesia untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai kualitas udara di wilayah sekitarnya. Data yang ditampilkan pada papan ISPU merupakan hasil pemantauan konsentrasi rata-rata berbagai polutan udara selama periode 24 jam, jenis polutan yang dipantau antara lain karbon monoksida (CO), sulfur dioksida (SO2), ozon (O2) dan materi partikulat (debu).
   Konsentrasi senyawa-senyawa polutan itu sendiri di udara dapat menjadi indikator polusi udara yaitu indikator kimia. Kandungan senyawa kimia di udara secara normal terutama adalah N2 (nitrogen). Senyawa gas lainnya termasuk gas-gas polutan, hanya terdapat dalam konsentrasi relatif sangat sedikit. Oleh karena itu, peningkatan konsentrasi senyawa-senyawa polutan di udara merupakan indikator bagi tingkat polusi udara.

c. Indikator Biologi
   Makhluk hidup yang rentan pada perubahan konsentrasi zat polutan di udara dapat dijadikan indikator biologi.
   Contoh indikator biologi untuk mengamati tingkat polusi udara adalah lumut keras (Lichenes). Lumut kerak merupakan simbiosis udara algee fotosintetik atau cyanobakteria dengan fungi. Makhluk hidup ini dapat kamu temukan banyak menempel di batang pohon atau di permukaan batuan. Mengapa lumut kerak dapat menjadi indikator polusi udara ? lumut kerak terdiri atas beberapa kelompok yang masing-masing memiliki tingkat sensitivitas berbeda terhadap polutan udara. Oleh karena itu, keberadaan kelompok lumut kerak tertentu disuatu wilayah dapat menjadi indikator bagi tingkat polusi udara di wilayah tersebut. 

D. Indikator Polusi Air

a. Indikator Fisik
   Sifat-sifat air, seperti kekeruhan, bau, warna, dan suhu, dapat menjadi indikator bagi polusi. Air yang bersih seharusnya jernih (tidak keru), tidak berbau, tidah berwarna dan suhunya relatif sedang. Perubahan pada sifat-sifat fisik, air bersih yang tersebut di atas menandakan air telah tercemar polutan. Tingkat kekeruhan air berhubungan dengan konsentrasi partikel pada yang tersusupensi dalam air. Kekeruhan air dapat diukur secara sederhana menggunakan alat yang disebut cakram Secchi (secchi disc). Cakram Secchi ditandai dengan warna hitam dan putih. Kedalaman air dimana cakram masih dapat dilihat dengan jelas menunjukkan tingkat penetrasi cahaya pada perairan tersebut. Bau dan warna air dapat diamati secara langsung, sedangkan suhu dapat diukur dengan termometer. Adanya bau dan warna atau perubahan suhu ekstrim pada air dapat menunjukkan keberadaan senyawa kimia atau polutan tertentu dalam air.

b. Indikator Kimia
   Kandungan senyawa kimia dalam air dapat menjadi indikator terjadinyapencemaran/polusi air. Berikut ini beberapa contohnya :

-          Kandungan Nutrisi
Nutrisi yang terlarut diair seperti unsur nitrogen, fosfor dan karbon dibutuhkan untuk pertumbuhan organisme fotosintetik diperairan. Masukkan sampah organik atau larian pupuk pertanian yang menggunakan bahan nitrogen dan fosfor akan meningkatkan kandungan nutrisi di perairan. Kandungan nutrisi di perairan yang terlalu tinggi dapat menjadi salah satu penyebab polusi air yang membahayakan berbagai biota air. 

-          Kandungan Logam Berat
Keberadaan logam berat dan air, seperti timbal, merkuri, sianida, dan kadmium, menunjukkan telah terjadi polusi air. Kandungan logam berat dalam air melebihi baku mutu dapat berdampak negatif bagi biota air dan kesehatan manusia.

-          Oksigen Terlarut (dissolved oxygen/DO)
Oksigen dibutuhkan oleh kebanyakan biota air. Pengukuran oksigen terlarut akan menunjukkan volume oksigen yang terlarut di air. Masuknya zat polutan, seperti buangan pupuk atau sampah organik, dapat menurunkan volume oksigen terlarut. Jumlah oksigen terlarut di air sebaiknya antara 4,0 hingga 12,0 mmg/l.

-          Kebutuhan Oksigen Biokimia (biochemical oxygen demand/BOD)
BOD sangat berhubungan dengan DO. BOD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh makhluk hidup di dalam air untuk kebutuhan repirasinya. Semakin rendah kadar oksigen terlarut (DO) dalam air, semakin tinggi kadar BOD dalam air tersebut. Pengukuran terhadap BOD secara tingkat langsung menunjukkan kadar DO.

-          pH
Nilai pH air menunjukkan tingkat keasaman atau kebasaan air. Nilai pH air yang normal adalah antara 6,5 hingga 9,0. Masuknya polutan yang sifat asam dapat menurunkan nilai air dengan ekstrim (sangat asam atau sangat basah).

c. Indikator Biologi
   Jumlah dan susunan dalam air sangat berhubungan dengan tingkat polusi air. Beberapa fitoplankton, seperti diatom dan dinoflagelata dan zooplankton dari kelompok rotifera, rentan terhadap polutan sehingga keberadaannya di perairan mengindikasikan kondisi air yang cukup bersih. Sebaliknya keberadaan protozoa parasit dan bakteri koliform dalam air mengindikasikan telah terjadi polusi air.        
   Tujuan jumlah bakteri koliform pada perairan menunjukkan bahwa perairan tersebut telah tercemar kotoran/tinja manusia dan hewan. Keberadaan bakteri koliform pada perairan dapat mengindikasikan adanya mikroorganisme patogen, seperti protozoa parasit, bakteri patogen dan virus, yang juga biasa terdapat pada manusia dan hewan.

 E. Indikator Polusi Tanah

a. Indikator fisik
   Contoh indikator fisik yang menunjukkan kualitas tanah, antara lain warna tanah, kedalaman lapisan atas tanah, kepadatan tanah, porositas dan tekstur tanah, dan endapan pada tanah. Berbagai polutan tanah dapat merubah sifat-sifat fisik tanah sehingga menurunkan kualitasnya.

b. Indikator Kimia
   Nilai pH, salinitas, kandungan senyawa kimia organik, fosfor, nitrogen, logam berat, dan radioaktif merupakan contoh indikator kimia bagi tingkat polusi tanah. Nilai pH yang terlalu tinggi atau rendah dan salinitas serta kandungan berbagai senyawa kimia yang terlalu tinggi mengindikasikan telah terjadi polusi tanah.

c. Indikator Biologi
   Cacing tanah merupakan salah satu indikator biologi pada pengukuran tingkat polusi tanah. Keberadaan cacing tanah dapat meningkatkan kandungan nutrisi pada tanah yang akan menyuburkan tanah. Populasi cacing tanah dipengaruhi oleh kondisi tanah habitatnya, seperti kondisi suhu, kelembapan, pH, salinitas, aerasi dan tanah. Polusi tanah akan menyebabkan perubahan kondisi tanah yang dapat mengakibatkan kematian pada cacing tanah.

Sekian artikel dari saya, semoga bermanfaat!



10 komentar:

  1. D17-Nabila
    menurut anda seberapa pentingkah edukasi tentang pencemaran ini? jika penting mohon jelaskan mengapa

    BalasHapus
    Balasan
    1. penting. karena menurut saya edukasi ini menuntut kepada kesehatan untuk bumi dalam mencegah terjadinya indikator polusi ini.

      Hapus
  2. @D02-Anastasia

    Bakteri apa yang plaing menyebabkan polusi ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. yang paling berperan dalam penyebab polusi ini adalah asap-asap seperti asap kendaraan, asap pabrik, dan asap rokok. pembakaran lahan atau hutan serta timbunan sampah juga sangat berperan dalam penyebab polusi.

      Hapus
  3. @D14-Humairoh

    Bakteri apa yang menyebabkan pencemaran air?

    BalasHapus
    Balasan
    1. bakteri yang menyebabkan pencemaran air ada bakteri patogen yang terdiri dari: salmonella, shigella, dan vibrio cholerae.

      Hapus
  4. D28-Selvy
    Sifat - sifat fisik tanah seperti apa yang dapat menurunkan kualitas tanah

    BalasHapus
  5. @D13-Mega
    Bagai mana cara anda meminimalisir Keberadaan bakteri koliform pada perairan yang dapat mengindikasikan adanya mikroorganisme patogen?

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.