Laman

Senin, 09 Oktober 2017

Pencemaran Air di Teluk Kendari Sulawesi Tenggara

@ProyekB06, D08-ARIEF
Oleh Muhammad Arief Afifuddin

Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Danau, sungai, lautan dan air tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. (Ensiklopedia,2017)
Kendari adalah ibu kota Provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia. Kendari diresmikan sebagai Kotamadya (kini kota) dengan UU RI No. 6 Tahun 1995 tanggal 27 September 1995. Kota ini memiliki luas 296,00 km² (29.600 Ha) dan berpenduduk 289.966 jiwa (2010). (Ensiklopedia,2017)
Kawasan pesisir teluk kendari yang ¾ bagian didominasi oleh kawasan pesisir teluk kendari, memiliki potensi pencemaran yang sangat besar. Kondisi ini dipengaruhi oleh bentuk teluk yang semi tertutup yang seluruh aktivitas daratan akan bermuara kearah pantai teluk kendari bagian dalam. Tidak adanya basuhan yang mengarah kearah lautan menjadikan daerah pesisir teluk kendari menyimpan bahan pencemar kedasar sediment pantai. (Iskandar Kasim, 2011)
Evaluasi Status pencemaran Teluk Kendari (Utama K. Pangeran, 1994) :
1.      Adanya pencemaran bahan oragnik yang cukup tinggi di Perairan Teluk Kendari dengan status pencemaran di Teluk Kendari tercemar sedang 
2.      Pencemaran di teluk Kendari dapat dibagi dalam empat kelompok berdasarkan karakteristik fisik kimia dan biologi yang dipengaruhi oleh aktivitas disekitar perairan Teluk Kendari. Semakin jauh dari garis pantai dan semakin kearah laut lepas, kualitas perairan ini semakin baik
3.      Kualitas perairan Teluk Kendari akan terus menurun sejalan dengan pertambahan penduduk dan aktivitas pembangunan.
Beberapa penyebab pendangkalan dan pencemaran Teluk Kendari antara lain ;
1.      Pendangkalan Teluk Kendari akibat sedimentasi Sungai Wanggu, Kambu dan Mandonga (penyumbang sedimen terbesar adalah sungai Wanggu > 80%).  
2.      Pemanfaatan lahan yang kurang terkendali akibat perambahan hutan (TAHURA, Nanga-Nanga dan Boro-boro) dan  penambangan bahan galian pasir kuarsa bagian utara Teluk Kendari
3.      Banyak lahan-lahan kosong yang belum dimafaatkan secara maksimal di sekitar kawasan teluk (TAHURA dan Nanga-Nanga)
4.      Area dermaga tradisional yang kurang terawat dan tidak efektif penggunaannya
5.      Kurangnya pemeliharaan ruang terbuka hijau
6.      Kualitas perairan semakin buruk karena sedimentasi, pencemaran limbah rumah tangga dan aktivitas pelabuhan (kapal)
7.      Timbulnya pencemaran akibat aktivitas penduduk kota dan daerah hulu sungai yang bermuara di Teluk Kendari melalui angkutan sedimen yang yang mengendap di muara
8.      Sistem pertanian/pengairan dibagian hulu DAS yang menggunakan pestisida atau obat-obatan lainnya
9.      Aktivitas petambangan yang destruktif seperti pengambilan terumbu karang dan batu pasir untuk fondasi bangunan dan darmaga
10.  Penataan kawasan Teluk Kendari belum tertata menurut tata ruang kota (pembangunan perumahan dan bangunan lainya kurang memperhatikan sempadan sungai dan terkesan tampak kumuh dan tidak tertata).

DAFTAR PUSTAKA
Ensiklopedia,2017. Pencemaran Air. Wikipedia dalam https://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_air (diakses tanggal 9 Oktober 2017)
Ensiklopedia. 2017. Kota Kendari. Wikipedia dalam https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Kendari (diakses tanggal 9 Oktober 2017)
Kasim, Iskandar. 2011. Pencemaran Teluk Kendari. Wordpress dalam https://swakandar.wordpress.com/2011/01/14/pencemaran-teluk-kendari/ (diakses tanggal 9 Oktober 2017)
Lamadi,ardi.2012. Kota Kendari. blogspot dalam  http://ardi-lamadi.blogspot.com/2012/01/logo-kota-kendari-dan-logo-provinsi.html  (diakses tanggal 9 Oktober 2017)
Pangeran,Utama. 1994. Pencemaran Teluk Kendari. Wordpress dalam https://swakandar.wordpress.com/2011/01/14/pencemaran-teluk-kendari/ (diakses tanggal 9 Oktober 2017)
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.