Laman

Rabu, 27 September 2017

Agrokimia (Rodentisida)














@D20-Novia , @ProyekB04
Oleh Novia Nila Sutarman           


Rodentisida adalah racun untuk membasmi hama tikus, baik tikus di sawah atau kebun maupun di permukaan. Dalam pengendalian hama tikus kita memerlukan strategi dan waktu yang tepat, didunia pertanian tikus biasanya akan menyerang bila penanaman padi tidak berselang atau diistirahatkan dulu pada fase vegetatif dan fase generatif, cara pengendalian yang biasa dilakukan oleh para petani dilakukan gropyokan dan pengemposan dengan menggunakan rodensida.

Macam-Macam Rodentisida
Berdasarkan cara penggunaannya rodentisida terdiri dari dua jenis yaitu rodentisida yang harus dicampurkan dengan umpan yang disenangi tikus (seperti; beras, jagung, ketela pohon dan ubi jalar) dan rodentisida siap pakai yaitu umpan yang telah mengandung racun. Penggunaan rodentisida didasarkan atas adanya aktivitas tikus yaitu dengan adanya pengamatan atas jejak tikus, kotoran tikus atau gejala serangan tikus.Masalahnya tikus sangat terampil menghindar terhadap setiap tindakan pengendalian. Oleh karena itu rodentisida yang efektif biasanya dalam bentuk umpan beracun.

Rodentisida digolongan menajdi dua berdasarkan cara kerjanya, yaitu rodentisida akut (kontak) dan rodentisida kronis (antikoagulan/sistemik). Rodentisida akut akan menyebabkan kematian secara cepat, kematian biasanya terjadi 3-14 jam setelah peracunan. Sedangkan rodentisida kronis menyebabkan kematian secara lambat, kematian terjadi beberapa hari kemudian setelah memakan umpan racun kronis tersebut. Kelebihan rodentisida akut yang cepat membunuh tikus juga memiliki kelemahan rodentisida akut yaitu dapat menimbulkan jera umpan, ketika satu atau beberapa tikus mati karena memakan umpan tikus maka gerombolan tikus sudah saling mengkode sehingga tikus tidak akan memakan umpan racun tersebut lagi. Rodentisida kronis menyerang secara sistemik sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama, namun rodentisida kronis memiliki beberapa keunggulan dibandingkan rodentisida akut. Rodentisida kronis tidak menyebabkan jera umpan karena serangan yang lambat sehingga tikus tidak menyadari penyebab kematiannya dan saat diberi umpan racun tersebut tidak akan memiliki efek jera. Tingkat efektifitas pengendalian rodentisida kronis cukup tinggi dan bersifat spesifik sehingga mengurangi bahaya bagi jasad bukan sasaran. Jadi, penggunaan rodentisida yang bersifat sistemik lebih baik dibandingkan dengan rodentisida kontak (akut) karena tidak menimbulkan efek jera umpan.

Cara Membuat Ramuan Alami Rodentisida :
  • Kupas umbi gadung, kemudian haluskan. Setelah umbi gadung halus lalu campurkan semua bahan menjadi satu kemudian diaduk sampai rata.
  • Buat adonan bahan menjadi bentuk pelet kering.
  • Perbandingan umbi dan bahan lain adalah 1 : 10
Aplikasi Pemakaian :

  • Tebarkan pelet di dekat sarang tikus atau di pematang sawah yang di serang hama tikus.

Daftar Link

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.