Laman

Rabu, 27 September 2017

Pupuk-Agrokimia


Disusun Oleh :FAUZI FATHIYAKAN


Penggunaan pupuk dan pestisida di Indonesia mulai meningkat pesat sejak gerakan revolusi hijau tahun 1970 an.

TERMODINAMIKA








@E06-Ridho, @E10-Farhan, @E11-Yan, @ProyekA04,
Disusun Oleh: Ridho Fatahillah Fadli, 
Muhamad Farhan Naufal, 
Yan Setianur Wijaya

Soal :
Grafik P-V dari sebuah siklus carnot terlihat seperti gambar berikut :

Jika kalor yang dilepas kelingkungan 3000 Joule , maka kalor yang diserap system adalah :

1.     3000 J
2.     4000 J
3.     4800 J
4.     6000 J
5.     8000 J

PEMBAHASAN:
 

JAWABAN: C


NOS - Nitrous Oxide System

GAS OKSIDA


@E08-wulan
@proyekA04
oleh: Wulan Dari Mulia










Kita semua pasti pernah menonton perlombaan F1 (Formula one), IRL (Seri IndyCar) atu masih banyak lainnya. Setiap pembalab berlomba-lomba untuk menjadi yang terdepan dengan memaksimalkan laju kecepatan kendaraan mereka dengan menambahkan NOS. Apakah NOS itu? NOS kepanjangan dari Nitrous Oxide System, orang menyebut lainnya adalah nitrous. cara kerjanya, uap dari nitrous masuk ke combustion chamber dan pecah menjadi dua unsur ( nitrogen dan oksigen ).

Menurut Mekanik Mitsubishi(2016), Pada kadar oksigen yang terdapat di senyawa NOS / nitrous adalah melebihi setengah pada kadar oksigen yang ada di udara, kadar oksigen pada NOS adalah 36% dari total berat pada NOS. Nitrous dapat menguap karena dari bentuk yang cair berada dalam tabung bertekanan dan menguap dengan cepat karena tekanan pada atmosphere. Yang membuat nitrous atau NOS dapat berguna mempercepat laju mobil balap adalah karena bercampurnya oksigen pada nitrous tadi dengan senyawa hidrokarbon ( senyawa yang terdapat pada bensin, solar dan bahan bakar lainnya ) pada pembakaran yang akan terjadi, oksigen membantu dengan tekanan tinggi yaitu sekitar 800psi. Dengan kejadian tersebut maka menghasilkan suatu tekanan kompresi yang dapat mendongkrak tenaga mesin. Waktu lamanya suatu nitrous bekerja adalah ketika nitrous ini masih berada pada combustion chamber.
           
Di atas kita sudah membahas tentang NOS yang sudah pasti berasal dari gas oksida. Nah, sekarang apakah anda mengetahui apa itu gas Oksida dengan rumus N2O. Gas ini juga sering disebut dengan gas tertawa, kenapa disebut dengan gas tertawa? Apakah anda dapat menjadi tertawa seketika jika menghitup gas tersebut? Pasti hal ini yang terlintas di benak anda saat pertama kali mendengar tentang istilah ini. Gas Tertawa kenapa orang meneybutnya demikian karena, N2O berdampak pada jaringan kelenjar di selaput otak bila terhirup, yang akan mempengaruhi hormon HAPPY keluar berlebihan, ya ini yang disebut gas ketawa, karena kalau kelenjar ini nolak untuk berhenti, HAPPY nya ketinggian, penginnya tubuh nolak, tapi refleks dari gejolak itu menyebabkan rasa mengelitik urat saraf ketawa. 

Pada suhu ruang, N2O ia berwujud gas tak berwarna dan tidak mudah terbakar. Apabila dihirup atau dicecap terasa sedikit aroma dan rasa manis. N2O pertama kali ditemukan oleh Priestley pada tahun 1772, kemudian di teliti lebih lanjut oleh Sir Humpry Davy pada tahun 1799. Sir Humpry dalam keadaan sadar mencelupkan kepalanya ke dalam 57 liter N2O hingga tak sadarkan diri. Setelah sadar ia berkata “Nothing exists but Thoughts!”. Davy menyamakan efek gas ketawa dengan keracunan gas tingkat tinggi, seperti opium dan alcohol.

N2O tidak hanya terdapat pada indsutri mobil balap saja seperti NOS, tetapi N2O juga punya peranan dalam bidang kedokteran. Pada dalam bidang kedokteran N2O berfungsi sebagai obat bius. Menurut Asa (2011), Pada tahun 1700-an hingga 1800-an anak-anak muda menggunakan gas tawa ini sebagai obat, pada saat itu gas tawa mulai di sosialisasikan dan di kenalkan sebagai sumber kenikmatan atau kebahagiaan. Menurut Maula(2016), dipelopori Horace Wells pada tahun 1844, hingga saat ini gas ketawa digunakan sebagai obat pemati rasa dalam operasi bedah. Gas ketawa digunakan di bidang kedokteran karena memiliki efek membius (anestesia).

Quote Of The Day:



Daftar Pusataka: 
Anonim.2016. Cara Kerja NOS atau Nitrous Pada Mobil Balap. http://www.mekanikmitsubishi.com/cara-kerja-nos-atau-nitrous-pada-mobil-balap.html

Agrokimia (Rodentisida)














@D20-Novia , @ProyekB04
Oleh Novia Nila Sutarman           


Rodentisida adalah racun untuk membasmi hama tikus, baik tikus di sawah atau kebun maupun di permukaan. Dalam pengendalian hama tikus kita memerlukan strategi dan waktu yang tepat, didunia pertanian tikus biasanya akan menyerang bila penanaman padi tidak berselang atau diistirahatkan dulu pada fase vegetatif dan fase generatif, cara pengendalian yang biasa dilakukan oleh para petani dilakukan gropyokan dan pengemposan dengan menggunakan rodensida.

Macam-Macam Rodentisida
Berdasarkan cara penggunaannya rodentisida terdiri dari dua jenis yaitu rodentisida yang harus dicampurkan dengan umpan yang disenangi tikus (seperti; beras, jagung, ketela pohon dan ubi jalar) dan rodentisida siap pakai yaitu umpan yang telah mengandung racun. Penggunaan rodentisida didasarkan atas adanya aktivitas tikus yaitu dengan adanya pengamatan atas jejak tikus, kotoran tikus atau gejala serangan tikus.Masalahnya tikus sangat terampil menghindar terhadap setiap tindakan pengendalian. Oleh karena itu rodentisida yang efektif biasanya dalam bentuk umpan beracun.

Rodentisida digolongan menajdi dua berdasarkan cara kerjanya, yaitu rodentisida akut (kontak) dan rodentisida kronis (antikoagulan/sistemik). Rodentisida akut akan menyebabkan kematian secara cepat, kematian biasanya terjadi 3-14 jam setelah peracunan. Sedangkan rodentisida kronis menyebabkan kematian secara lambat, kematian terjadi beberapa hari kemudian setelah memakan umpan racun kronis tersebut. Kelebihan rodentisida akut yang cepat membunuh tikus juga memiliki kelemahan rodentisida akut yaitu dapat menimbulkan jera umpan, ketika satu atau beberapa tikus mati karena memakan umpan tikus maka gerombolan tikus sudah saling mengkode sehingga tikus tidak akan memakan umpan racun tersebut lagi. Rodentisida kronis menyerang secara sistemik sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama, namun rodentisida kronis memiliki beberapa keunggulan dibandingkan rodentisida akut. Rodentisida kronis tidak menyebabkan jera umpan karena serangan yang lambat sehingga tikus tidak menyadari penyebab kematiannya dan saat diberi umpan racun tersebut tidak akan memiliki efek jera. Tingkat efektifitas pengendalian rodentisida kronis cukup tinggi dan bersifat spesifik sehingga mengurangi bahaya bagi jasad bukan sasaran. Jadi, penggunaan rodentisida yang bersifat sistemik lebih baik dibandingkan dengan rodentisida kontak (akut) karena tidak menimbulkan efek jera umpan.

Cara Membuat Ramuan Alami Rodentisida :
  • Kupas umbi gadung, kemudian haluskan. Setelah umbi gadung halus lalu campurkan semua bahan menjadi satu kemudian diaduk sampai rata.
  • Buat adonan bahan menjadi bentuk pelet kering.
  • Perbandingan umbi dan bahan lain adalah 1 : 10
Aplikasi Pemakaian :

  • Tebarkan pelet di dekat sarang tikus atau di pematang sawah yang di serang hama tikus.

Daftar Link

NITROSELULOSA DARI PELEPAH SAWIT

@E01-Faldy


Nitroselulosa (NC) adalah bahan kimia yang memiliki kadar nitrogen yang bersifat sensitif, dan merupakan bahan baku bahan peledak yang banyak digunakan untuk keperluan militer dan sebagai bahan baku atau bahan penolong untuk proses produksi industri tertentu maupun untuk keperluan lainnya.
Mempunyai rumus molekul (C6H7O2(OH)3)n. Dari rumus molekul ini tampak bahwa unsur-unsur bahan bakar (fuel) yaitu C dan H bergabung dengan unsur oksidator (oxidizer), yaitu O membentuk satu senyawa yang mampu terbakar apabila dikenai energi aktivasi walaupun tanpa kehadiran oksigen dari udara (udara mengandung 21 % oksigen dan 79 % nitrogen). Nitroselulose (<12,6 % N) biasanya dipertahankan basah dan mengandung ± 30 % air agar tidak mudah meledak. Nitroselulosa dengan kadar N lebih tinggi dikenal sebagai guncotton dan mudah meledak meski sedikit basah. Jika kering semua jenis nitroselulosa sangat peka terhadap ledakan dan cukup berbahaya. Nitroselulosa kering diperlukan untuk jenis bahan peledak tertentu, dan ini dibuat dengan pengeringan pelan-pelan dari nitroselulosa basah dalam aliran air hangat

MANFAAT NITROSELULOSA

Pemanfaatan dari nitroselulosa sendiri saat ini sangat luas. Diantaranya pemanfaatan nitroselulosa dapat digunakan sebagai bahan bakar yang bisa digunakan dalam skala rumah tangga maupun dalam skala industri. Nitroselulosa juga dapat digunakan untuk bahan bakar pengganti minyak gas dan juga LPG dalam memasak dengan melarutkan dalam methanol sehingga dihasilkan metanol gel nitroselulosa. Penggunaan lainnya pada era modern ini adalah pengembangan penggunaan nitroselulosa sebagai bahan peledak, maupun sebagai bahan baku penggerak roket.

PEMBUATAN NITROSELULOSA DENGAN PELEPAH SAWIT

·         Bahan yang digunakan adalah limbah pelepah sawit, ekstrak abu tandan kosong sawit (TKS), enzim xylanase, buffer pH 5 (Acetate Buffer), aquadest, asam asetat (CH3COOH), asam sulfat (H2SO4) 98%, asam sulfat (H2SO4) 72%, heksan, NaOH 17,5%, kalium dikromat (K2Cr2O7) 0,5 N, indikator feroin (C12H8N2)3FeSO4), dan ferrous ammonium sulfat (Fe(NH4 )2 (SO4) 26H2O) 0,1 N.
·         Persiapan
Persiapan dan Analisa Bahan Baku Selulosa diperoleh dari pelepah sawit. Pelepah sawit dibersihkan dari lidi dan daunnya, kemudian dihaluskan menjadi ukuran yang lebih kecil. Bahan baku dikeringkan sampai kadar air sisa ±10%. Kemudian dilakukan analisa komponen kimia pelepah sawit. Analisis komponen kimia bahan baku bertujuan untuk mengetahui komposisi kimia yang terdapat dalam bahan baku, yang terdiri dari kadar air (SNI 08-7070-2005), kadar selulosa – α (SNI 0444-2009), hemiselulosa (SNI 01- 1561-1989), dan kadar lignin (SNI 0492- 2008).
·         Hidrolisis
Hidrolisis merupakan tahap pertama dalam pemasakan. Hidrolisis bertujuan untuk mempercepat penghilangan pentosan (hemiselulosa) dalam bahan baku pada waktu pemasakan. Kondisi hidrolisis pada suhu maksimum 1000C, rasio bahan baku terhadap larutan pemasak ekstrak abu tandan kosong sawit (TKS) 1:10 dan waktu pemasakan 1 jam. Setelah proses hidrolisis, filtrat dikeluarkan dan dilanjutkan dengan proses delignifikasi.
·         Delignifikasi
Delignifikasi pelepah sawit bertujuan untuk mendapatkan selulosa yang memiliki kadar lignin rendah. Proses delignifikasi dilakukan setelah proses hidrolisis. Hasil hidrolisis disaring dan dicuci dengan air panas untuk menghilangkan lindi hitam. Residu ditambahkan dengan larutan pemasak ekstrak abu tandan kosong sawit (TKS) yang baru dengan nisbah padatan larutan 1:5, kondisi delignifikasi pada suhu 1000C dan waktu 30 menit. Selanjutnya residu dicuci hingga pH netral.
·         Proses Pemurnian dengan Enzim Xylanase
Sampel hasil hidrolisis sebanyak 5 gram dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer 100 mL, dan ditambahkan 125 mL aquadest. Kemudian dilakukan variasi pH (pH 4, 5, 6), variasi suhu (50oC, 60oC, 70oC), variasi volume enzim (1 ml, 2 ml, 3 ml) dan variasi waktu (60 menit, 90 menit, 120 menit). Setelah proses pemurnian, sampel didinginkan dan disaring. Residunya dicuci sampai pH netral dan dikeringkan dalam oven pada suhu 105oC.
·         Analisa Hasil Pemurnian
Setelah proses pemurnian selesai, dilakukan analisa kadar ekstraktif (TAPPI T 222 cm-98), kadar lignin (SNI 0492-2008), dan kadar selulosa-α (SNI 0444-2009).





DAFTAR PUSTAKA :
Erlangga, B., Tafdhila, I., Mahfud., and Prihartini, P., 2012. Pembuatan Nitroselulosa dari Kapas (Gossypium Sp.) dan Kapuk (Ceiba Pentandra) Melalui Reaksi Nitrasi, Jurnal Teknik ITS, Vol. 1, No. 1.
Hartaya, K., 2010. Pembuatan Nitroselulosa dari Bahan Selulosa Sebagai Komponen Utama Propelan Double Base, Bogor: Pusat Teknologi Dirgantara Terapan LAPAN.
Naim, B., 2015. Dalam: http://www.scisi.co.id/scisi/commodity/index/3, Diakses Tanggal: 26 September 2017.
Putri, M.F., Sari, D.P., Caesari, A., and Miranda, G., 2015. BIOBLEACHING PELEPAH SAWIT SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN NITROSELULOSA MENGGUNAKAN ENZIM XYLANASE, Jurnal Teknik Kimia Universitas Riau.

Rahmada, A., Pramodya, P., Prihartini, P., and Mahfud., 2013. Pembuatan Nitroselulosa dari Kapas (Gossypium sp.) dan Jerami (Oryza sativa) Melalui Reaksi Nitrasi, Jurnal Teknik Pomits, Vol. 2, No. 2.

Selasa, 26 September 2017

Natrium Hidroksida (Industri Anorganik)

Natrium Hidroksida (Industri Anorganik)

 Disusun oleh : Yan Setianur @E11-Yan, @ProyekA04

Pengertian dan Sifat

Natrium Hidroksida ( NaOH ) merupakan salah satu senyawa ion yang bersifat basa kuat, kaustik dan memiliki sifat korosif dan higroskopik ( suka menyerap air ). Dalam kehidupan kita sehari-hari,senyawa ini biasa kita sebut dengan nama "soda api" atau "kaustik soda",namun untuk nama resmi atau nama perdagangnganya senyawa ini biasa disebut dengan nama "Sodium Hidroksida". Tingkat kelarutan senyawa natrium hidroksida di dalam air cukup tinggi. Pada suhu 0 C, kelarutan natrium hidroksida berada pada kisaran 418 g/L. Pada suhu  20 C, kelarutan natrium hidroksida berada pada kisaran 1150 g/L.Jika dilihat dari data diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa senyawa ini memiliki tingkat kelarutan yang sangat tinggi.

Kegunaan

Senyawa alkali ini dapat dimanfaatkan dalam berbagai jenis produk yang digunakan di rumah serta di bidang manufaktur dan  industri lainnya. Di sekitar rumah,natrium hidroksida digunakan untuk membuatyang sabun digunakan untuk mandi, mesin pencuci piring dan pencuci pakaian mengandung beberapa jumlah natrium hidroksida. pembersih rumah tangga untuk karpet dan ubin juga mungkin memiliki beberapa sejumlah kecil senyawa juga. Jumlah tersebut sebenarnya digunakan dalam jenis produk sangat sedikit, sehingga sangat tidak mungkin bahwa kontak dengan kulit akan menyebabkan  iritasi.
Natrium hidroksida digunakan dalam banyak industri. Salah satunya adalah digunakan dalam pembuangan gas dengan cara menghilangkan asam sebelum membuang gas tersebut ke udara atau lingkungan terbuka. Misalnya gas yang dikeluarkan dari pembakaran bahan bakar fosil yang mengandung banyak gas digunakan secara luas adalah menghilangkan gas tersebut dengan larutan natrium dan kalsium hidroksida. Teknik ini juga digunakan dalam proses pemurnian bahan kimia seperti pada pemurnian bauksit di bawah ini
Penggunaan utama lain dari natrium hidroksida adalah dalam pembuatan kertas dari kayu. Dalam proses kertas yang paling sering digunakan adalah proses Kraft, kayu diperlakukan dengan larutan yang mengandung campuran antara natrium sulfida dan natrium hidroksida. Sebagian besar bahan yang tidak diinginkan dari kayu seperti lignin, larut dalam campuran larutan tersebut, sedangkan selulosa bahan utama kertas yang relatif murni dapat disaring. Dan selulosa setelah pemurnian ini  lebih lanjut menjadi dasar kertas.
Kegunaan lain termasuk produksi surfaktan, sabun dan pemutih, untuk pemutih biasanya diproduksi dengan melewatkan gas klorin ke dalam larutan natrium hidroksida, yang menghasilkan larutan yang mengandung natrium klorat (I) (natrium hipoklorit)

Natrium hidroksida digunakan dalam pembuatan bahan kimia organik, salah satu yang paling penting adalah epoxypropana (propilena oksida), yang digunakan selanjutnya untuk membuat poliuretan. Propena diperlakukan dengan klorin dalam air untuk membuat campuran 1-chloropropan-2-ol dan 2-chloropropan-1-ol. Bentuk Epoxypropane terbentuk pada penambahan larutan baik natrium hidroksida atau kalsium hidroksida.

Bahaya

·                     Iritasi berat bila terhirup, bersin, radang tenggorokan/pilek, bahkan pneumonitis berat.
·                     Tertelan : luka bakar serius pada mulut, tenggorokan dan perut. Kerusakan pada jaringan dan kematian. Pendarahan, mual, diare, tekanan darah rendah.
·                     Kontak pada mata : korosif, iritasi dan luka bakar yang dapat berakibat pada kerusakan penglihatan secara permanen, bahkan pada kebutaan.

                                                                                            


 Daftar Pustaka: