Laman

Sabtu, 11 Februari 2017

Penyebab Pencemaran Air

Penyebab Pencemaran Air

Ditinjau dari asal polutan dan sumber pencemarannya, pencemaran air dapat dibedakan antara lain :

1. Limbah Radioaktif

           Menurut WNA (2015), tujuan utama dalam mengelola dan membuang limbah radioaktif (atau lainnya) adalah untuk melindungi masyarakat dan lingkungan. Hal tersebut  berarti mengisolasi atau menipiskan limbah sehingga tingkat atau konsentrasi dari setiap radionuklida kembali ke biosfer tidak berbahaya. Untuk itu, hampir semua limbah yang menjalani pengelolaan, beberapa di antaranya membutuhkan perlakuan berupa penguburan secara permanen. Sementar di pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) tidak diperbolehkan menimbulkan pencemaran yang membahayakan. Pada dasarnya semua limbah beracun harus dikelola dengan baik, bukan hanya limbah radioaktif. Sementara di negara-negara yang memiliki kekuatan nuklir, limbah radioaktif kurang dari satu persen  dari total limbah beracun yang dibuang industri.
              Limbah radiokatif bisa menjadi polutan sumberdaya perairan sehingga menimbulkan pencemaran air. Dalam hal ini WNA (2015) mengungkapkan jenis limbah radioaktif :
Limbah dibebaskan  dan  limbah tingkat yang sangat rendah  (VLLW),  mengandung bahan radioaktif pada tingkat yang tidak dianggap berbahaya bagi orang atau lingkungan sekitar;  Limbah tingkat rendah (LLW), dihasilkan dari rumah sakit dan industri, serta siklus bahan bakar nuklir;  Limbah tingkat menengah (ILW), mengandung jumlah  radioaktif yang tinggi  dan sebagian membutuhkan perisai; dan Limbah tingkat tinggi  (HLW),  muncul dari 'pembakaran'  uranium sebagai bahan bakar di reaktor nuklir. 
               Sebagai gambaran bagaimana polutan berupa bahan radiokatif yang menimbulkan pencemaran air, yaitu ketika pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima, Jepang, mengalami kerusakan akibat bencana tsunami tahun 2011. Menurut perhitungan dan pengamatan para ahli nuklir,  limbah radioaktif tersebut sampai ke perairan pesisir Amerika Serikat tahun 2014.  Perhitungan ahli nuklir tersebut mengacu pada  perjalanan segumpal radioaktif di Samudera Pasifik. Dalam hal ini hasil simulasi laut menunjukkan gumpalan radioaktif cesium -137 akan mencemari perairan AS sekitar tahun 2014 dan puncaknya  terjadi pada tahun 2016 (Hsu, 2013).

2. Limbah Pertanian

            Limbah pertanian dapat mengandung polutan insektisida atau pupuk organik. Insektisida dapat mematikan biota sungai. Jika biota sungai tidak mati kemudian dimakan hewan atau manusia, orang yang memakannya akan keracunan. Untuk mencegahnya, upayakan agar memilih insektisida yang berspektrum sempit (khusus membunuh hewan sasaran) serta bersifat biodegradabel (dapat terurai oleh mikroba) dan melakukan penyemprotan sesuai dengan aturan. Jangan membuang sisa obet ke sungai. Sedangkan pupuk organik yang larut dalam air dapat menyuburkan lingkungan air (eutrofikasi). Karena air kaya nutrisi, ganggang dan tumbuhan air tumbuh subur (blooming). Hal yang demikian akan mengancam kelestarian bendungan. bemdungan akan cepat dangkal dan biota air akan mati karenanya. busuk), atau berupa suhu (air menjadi panas). Pemerintah menetapkan tata aturan untuk mengendalikan pencemara air oleh limbah industri. Misalnya, limbah industri harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke sungai agar tidak terjadi pencemaran.

3. Limbah Rumah Tangga

            Limbah rumah tangga yang cair merupakan sumber pencemaran air. Dari limbah rumah tangga cair dapat dijumpai berbagai bahan organik (misal sisa sayur, ikan, nasi, minyak, lemek, air buangan manusia) yang terbawa air got/parit, kemudian ikut aliran sungai. Adapula bahan-bahan anorganik seperti plastik, alumunium, dan botol yang hanyut terbawa arus air. Sampah bertimbun, menyumbat saluran air, dan mengakibatkan banjir.
            Di kota-kota, air got berwarna kehitaman dan mengeluarkan bau yang menyengat. Di dalam air got yang demikian tidak ada organisme hidup kecuali bakteri dan jamur.

4. Limbah Industri

            Adanya sebagian industri yang membuang limbahnya ke air. Macam polutan yang dihasilkan tergantung pada jenis industri. Mungkin berupa polutan organik (berbau busuk), polutan anorganik (berbuaih, berwarna), atau mungkin berupa polutan yang mengandung asam belerang (berbau busuk), atau berupa suhu (air menjadi panas). Pemerintah menetapkan tata aturan untuk mengendalikan pencemara air oleh limbah industri. Misalnya, limbah industri harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke sungai agar tidak terjadi pencemaran. 

Menurut Wardhana (1995), komponen pencemaran air yang berasal dari industri, rumah tangga (pemukiman) dan pertanian dapat dikelompokkan sebagai bahan buangan:

1.    Bahan buangan padat

            adalah adalah bahan buangan yang berbentuk padat, baik yang kasar atau yang halus, misalnya sampah. Buangan tersebut bila dibuang ke air menjadi pencemaran dan akan menimbulkan pelarutan, pengendapan ataupun pembentukan koloidal.

2.    Bahan buangan organic dan olahan bahan makanan

            Bahan buangan organic umumnya berupa limbah yang dapat membusuk atau terdegradasi oleh mikroorganisme, sehingga bila dibuang ke perairan akan menaikkan populasi mikroorganisme. Kadar BOD dalam hal ini akan naik. Tidak tertutup kemungkinan dengan berambahnya mikroorganisme dapat berkembang pula bakteri pathogen yang berbahaya bagi manusia. Demikian pula untuk buangan olahan bahan makanan yang sebenarnya adalah juga bahan buangan organic yang baunya lebih menyengat. Umumnya buangan olahan makanan mengandung protein dan gugus amin, maka bila didegradasi akan terurai menjadi senyawa yang mudah menguap dan berbau busuk (misal. NH3).

3.    Bahan buangan anorganik

            Bahan buangan anorganik sukar didegradasi oleh mikroorganisme, umumnya
adalah logam. Apabila masuk ke perairan, maka akan terjadi peningkatan jumlah ionlogam dalam air. Bahan buangan anorganik ini biasanya berasal dari limbah industri yag melibatkan penggunaan unsure-unsur logam seperti timbal (Pb), Arsen (As), Cadmium (Cd), air raksa atau merkuri (Hg), Nikel (Ni), Calsium (Ca), Magnesium (Mg) dll.

4.    Bahan buangan cairan berminyak

            Bahan buangan berminyak yang dibuang ke air lingkungan akan mengapung menutupi permukaan air. Jika bahan buangan minyak mengandung senyawa yang volatile, maka akan terjadi penguapan dan luas permukaan minyak yang menutupi permukaan air akan menyusut. Penyusutan minyak ini tergantung pada jenis minyak dan waktu. Lapisan minyak pada permukaan air dapat terdegradasi oleh mikroorganisme tertentu, tetapi membutuhkan waktu yang lama.

5.    Bahan buangan berupa panas (polusi thermal)

Perubahan kecil pada temperatur air lingkungan bukan saja dapat menghalau ikan atau spesies lainnya, namun juga akan mempercepat proses biologis pada tumbuhan dan hewan bahkan akan menurunkan tingkat oksigen dalam air. Akibatnya akan terjadi kematian pada ikan atau akan terjadi kerusakan ekosistem. Untuk itu, polusi thermal inipun harus dihindari. Sebaiknya industri-industri jika akan membuang air buangan ke perairan harus memperhatikan hal ini.

6.    Bahan buangan zat kimia

Bahan buangan zat kimia banyak ragamnya, tetapi dalam bahan pencemar air ini
akan dikelompokkan menjadi :
a. Sabun (deterjen, sampo dan bahan pembersih lainnya),
b. Bahan pemberantas hama (insektisida),
c. Zat warna kimia,
d. Zat radioaktif
Selain itu bahan pencemaran air dapat berupa:
1.    Fosfat
       Fosfat berasal dari penggunaan pupuk buatan yang berlebihan dan detergen.
2.    Nitrat dan nitrit
     Kedua senyawa ini berasal dari penggunaan pupuk buatan yang berlebihan dan proses pembusukan materi organik.
3.    Poliklorin bifenil ( PCB)
       Senyawa ini berasal dari pemanfaatan bahan-bahan pelumas, plastik dan alat listrik.
4.    Residu pestisida organiklorin
       Residu ini berasal dari penyemprotan pestisida pada tanaman untuk membunuh seranagga.
5.    Minyak dan hidrokarbon
       Minyak dan hidrokarbon dapat berasal dari kebocoran pada roda dan kapal pengangkut minyak.
6.    Radio nuklida
       Radio nuklida atau unsur radioaktif berasal dari kebocoran tanki penyimpanan limbah radioaktif.
7.    Logam-logam berat
       Logam berat berasal dari industri bahan kimia, penambangan dan bensin.
8.    Limbah pertanian
       Limbah pertanian berasal dari kotoran hewan dan tempat penyimpanan makanan ternak.
9.    Kotoran manusia
       Kotoran manusia berasal dari saluran pembuangan tinja manusia

Bahaya Yang Ditimbulkan

            Bibit penyakit dari hasil polusi air mengandung zat-zat yang bersifat beracun dan bahan radioaktif yangmana dapat merugikan manusia. Kenapa? Karena polutan memerlukan banyak sekali kandungan O2, akan tetapi apabila kekurangan, maka akan terjadi perubahan warna dan pembusukan. Karena proses penguraian terhadap polutan tidak akan sempurna sehingga timbulah polusi pada air.
            Permasalahan terbesar dalam polusi air adalah pembuangan sampah disembarang tempat. Misalnya: pembuangan sampah pada muara sungai, laut, atau got-got kecil rumahan. Ini bisa menimbulkan penyakit.
            Contoh kejadian seperti di Jepang. Zat merkuri yang dibuang oleh sebuah industri plastik ke teluk Minamata terakumulasi dijaringan tubuh ikan dan masyarakat yang mengkonsumsi menderita cacat atau hingga meninggal.
            Kebanyakan kandungan-kandungan yang terkandung dalam polutan berasal dari bahan-bahan kimia yangmana dapat merusak organ tubuh manusia hingga kanker, antara lain: arsenat, uradium, krom, timah, air raksa, benzon, tetraklorida, karbon, dll. Apalagi setiap manusia yang mengomsumsi air yang tercemar secara langsung/tak langsung, maka organ tubuhnya akan berbahaya.
            Bahan logam berat memiliki densitas yang lebih dari 5 gr/cm3 dan yang bersifat tahan urai inilah yang menyebabkan bahan ini semakin terakumulasi didalam perairan. Apabila bahan ini masuk kedalam air yang selanjutnya akan masuk kedalam tubuh manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung maka akan menimbulkan bahaya pada kesehatan.
            Maksud dari secara langsung dan tidak langsung adalah. Bila secara langsung, misalnya air tersebut diminum. Tapi, bila tak langsung seperti barang yangmana sebelumnya sudah terkontaminasi dengan air berpolusi sebelum dibuat dan dikonsumsi, air didalam pembuatan kue, dll.

Sumber referensi :
http://indomaterikuliah.blogspot.co.id/2014/11/pencemaran-air-makalah-pengetahuan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.