.

Sabtu, 18 Februari 2017

Energi Terbarukan yang Ada Di Indonesia



Energi terbarukan adalah energi yang bersumber dari alam dan secara berkesinambungan dapat terus diproduksi tanpa harus menunggu waktu jutaan tahun layaknya energi berbasis fosil.
Sumber alam yang dimaksud dapat berasal dari matahari, panas bumi (geothermal), angin, air (hydropower), gelombang laut dan berbagai bentuk dari biomassa. Sumber energi tersebut tidak dapat habis dan dapat terus diperbarukan.
Energi terbarukan sering dianggap sebagai cara terbaik untuk mengatasi pemanasan global dan perubahan iklim. Energi terbarukan akan mengurangi penggunakan bahan bakar fosil yang terus kita bakar, mengurangi pembakaran bahan bakar fosil berarti juga mengurangi emisi karbon dioksida dan memberikan dampak perubahan iklim yang lebih rendah.
Sebenarnya ada banyak alasan untuk memilih energi terbarukan dibandingkan bahan bakar fosil, tetapi kita tidak boleh lupa bahwa energi terbarukan masih belum siap untuk sepenuhnya menggantikan bahan bakar fosil. Di tahun-tahun mendatang hal itu pasti terjadi, tetapi tidak untuk sekarang. Hal yang paling penting untuk dilakukan sekarang adalah mengembangkan teknologi yang berbeda bagi energi terbarukan guna memastikan bahwa saat datangnya hari dimana bahan bakar fosil habis, dunia tidak perlu khawatir dan energi terbarukan sudah siap untuk menggantikannya.


Tenaga surya, tenaga angin, biomassa dan tenaga air adalah teknologi yang paling sesuai untuk menyediakan energi didaerah-daerah terpencil. Energi terbarukan lainnya termasuk panas bumi dan energi pasang surut adalah teknologi yang tidak bisa dilakukan di semua tempat.
Sumber energy terbarukan, di antaranya yaitu :

Energi surya (energi matahari)

Energi surya adalah energi yang dikumpulkan secara langsung dari cahaya matahari.Tentu saja matahari tidak memberikan energi yang konstan untuk setiap titik di bumi, sehingga penggunaannya terbatas. Sel surya sering digunakan untuk mengisi daya baterai, di siang hari dan daya dari baterai tersebut digunakan di malam hari ketika cahaya matahari tidak tersedia.Tenaga surya dapat digunakan untuk:
  • Menghasilkan listrik menggunakan sel surya
  • Menghasilkan listrik Menggunakan menara surya
  • Memanaskan gedung secara langsung
  • Memanaskan gedung melalui pompa panas
  • Memanaskan makanan Menggunakan oven surya
Angin

Angin merupakan salah satu sumber energi yang tak pernah ada habisnya. Selama bumi ini masih ada, maka angin akan tetap ada selamanya karena ketersediaannya tidak terbatas. Angin sendiri seringkali dimanfaatkan dalam teknologi kincir angin, khususnya di negara dengan intensitas angin sangat banyak. Angin ini nantinya akan mendorong turbun dari kincir angin yang bisa menghasilkan energi listrik. Bagaimana dengan Indonesia? Beberapa daerah di Indonesia diketahui memiliki kecepatan angin rata-rata yang bahkan melebihi angka 5 m/s, seperti misalnya daerah di Indonesia Timur. Dengan keadaan yang demikian seharusnya Indonesia mampu untuk memanfaatkan kelebihannya dalam memanfaatkan angin sebagai sumber energi.

Panas Bumi (Energi Geotermal)

Panas bumi merupakan salah satu bentuk energi yang tersimpan dalam bentuk panas di dalam perut Bumi. Panas tersebut berasal dari inti Bumi yang temperaturnya mencapai lebih dari 5000 derajat Celcius. Panas yang berasal dari inti Bumi itu mengalir ke arah permukaan hingga akhirnya perlahan hilang ke angkasa. Dalam memanfaatkan panas Bumi sebagai energi, cara yang dilakukan adalah dengan menggunakan air yang disirkulasikan ke dalam bebatuan tempat sumber panas Bumi berada. Air yang terkena aliran panas akan mendidih hingga akhirnya menghasilkan uap. Uap air tersebut dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin hingga listrik akhirnya dihasilkan. Di Indonesia sendiri, potensi panas bumi sangat tinggi, namun pemanfaatannya masih jauh dari kata optimal.

Air (hydropower)

Hidropower merupakan sumber energi terbarukan dimana energi yang dihasilkan berasal dari pergerakan air. Air yang bergerak, seperti jatuhnya air terjun akibat gravitasi dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin yang selanjutnya energi gerak tersebut diubah menjadi energi listrik. Secara geografis, Indonesia memiliki banyak sungai yang dapat dimanfaatkan untuk dapat menghasilkan energi. Potensi hidropower di Indonesia untuk dapat menghasilkan listrik mencapai angka 70000 MegaWatt. Namun, angka sebesar itu belum termanfaatkan seluruhnya, hanya sekitar 6 persen atau 3500 MW saja yang baru dihasilkan. Saat ini, sekitar 20% konsumsi listrik dunia dipenuhi dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Di Indonesia saja terdapat puluhan PLTA, seperti : PLTA Singkarak (Sumatera Barat), PLTA Gajah Mungkur (Jawa Tengah).

Biomassa

Biomassa adalah jenis energi terbarukan yang mengacu pada bahan biologis yang berasal dari organisme yang hidup atau belum lama mati. Sumber biomassa antara lain bahan bakar kayu, limbah dan alkohol. Tumbuhan biasanya menggunakan fotosintesis untuk menyimpan tenaga surya, udara, dan CO2. Bahan bakar bio (biofuel) adalah bahan bakar yang diperoleh dari biomassa - organisme atau produk dari metabolisme hewan, seperti kotoran dari sapi dan sebagainya. Ini juga merupakan salah satu sumber energi terbaharui.

Energi Gelombang Laut

Lautan menyediakan beberapa bentuk energi terbarukan, dan masing-masing didorong oleh kekuatan yang berbeda. Energi dari gelombang laut dan pasang surut dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik, dan energi termal laut-dari panas yang tersimpan dalam air laut-dapat juga diubah menjadi listrik. Meskipun pada masa sekarang, energi laut memerlukan teknologi yang mahal dibandingkan dengan sumber energi terbarukan lainnya, tapi laut tetap penting sebagai sumber energi potensial untuk masa depan.

Kendala pengembangan Energi terbarukan di Indonesia

Pemanfaatan sumber daya energi terbarukan sebagai bahan baku produksi energi listrik mempunyai kelebihan antara lain;
  1. relatif mudah didapat,
  2. dapat diperoleh dengan gratis, berarti biaya operasional sangat rendah,
  3. tidak mengenal problem limbah,
  4. proses produksinya tidak menyebabkan kenaikan temperatur bumi, dan
  5. tidak terpengaruh kenaikkan harga bahan bakar (Jarass,1980).
Akan tetapi bukan berarti pengembangan pemanfaatan sumber daya energi terbarukan ini terbebas dari segala kendala. Khususnya di Indonesia ada beberapa kendala yang menghambat pengembangan energi terbarukan bagi produksi energi listrik, seperti:
  1. harga jual energi fosil, misal; minyak bumi, solar dan batubara, di Indonesia masih sangat rendah. Sebagai perbandingan, harga solar/minyak disel di Indonesia Rp.380,-/liter sementara di Jerman mencapai Rp.2200,-/liter, atau sekitar enam kali lebih tinggi.
  2. rekayasa dan teknologi pembuatan sebagian besar komponen utamanya belum dapat dilaksanakan di Indonesia, jadi masih harus mengimport dari luar negeri.
  3. biaya investasi pembangunan yang tinggi menimbulkan masalah finansial pada penyediaan modal awal.
  4. belum tersedianya data potensi sumber daya yang lengkap, karena masih terbatasnya studi dan penelitian yang dilkakukan.
  5. secara ekonomis belum dapat bersaing dengan pemakaian energi fosil.
  6. kontinuitas penyediaan energi listrik rendah, karena sumber daya energinya sangat bergantung pada kondisi alam yang perubahannya tidak tentu.
Potensi sumber daya energi terbarukan, seperti; matahari, angin dan air, ini secara prinsip memang dapat diperbarui, karena selalu tersedia di alam. Namun pada kenyataannya potensi yang dapat dimanfaatkan adalah terbatas. Tidak di setiap daerah dan setiap waktu; matahari bersinar cerah air jatuh dari ketinggan dan mengailr deras serta angin bertiup dengan kencang Di sebabkan oleh keterbatasan-keterbatasan tersebut, nilaii sumber daya energi sampal saat ini belum dapat begitu menggantikan kedudukan sumber daya energi fosil sebagai bahan baku produksi energi listrik. Oleh sebab itu energi terbarukan ini lebih tepat disebut sebagai energi aditif, yaitu sumber daya energi tambahan untuk memenuhi peningkatan kebutuhan energi listrik, serta menghambat atau mengurangi peranan sumber daya energi fosil.

Strategi Pengembangan Energi Terbarukan di Indonesia
 
Berdasar atas kendala-kendala yang dihadapi dalam upaya mengembangkan dan meningkatkan peran energi terbarukan pada produksi energi listrik khususnya, maka beberapa strategi yang mungkin diterapkan, antara lain:
  1. meningkatkan kegiatan studi dan penelitian yang berkaitan dengan; pelaksanaan identifikasi setiap jenis potensi sumber daya energi terbarukan secara lengkap di setiap wilayah; upaya perumusan spesifikasi dasar dan standar rekayasa sistem konversi energinya yang sesuai dengan kondisi di Indonesia; pembuatan "prototype" yang sesuai dengan spesifikasi dasar dan standar rekayasanya; perbaikan kontinuitas penyediaan energi listrik; pengumpulan pendapat dan tanggapan masyarakat tentang pemanfaatan energi terbarukan tersebut.
  2. menekan biaya investasi dengan menjajagi kemungkinan produksi massal sistem pembangkitannya, dan mengupayakan agar sebagian komponennya dapat diproduksi di dalam negeri, sehingga tidak semua komponen harus diimport dari luar negeri. Penurunan biaya investasi ini akan berdampak langsung terhadap biaya produksi.
  3. memasyarakatkan pemanfaatan energi terbarukan sekaligus mengadakan analisis dan evaluasi lebih mendalam tentang kelayakan operasi sistem di lapangan dengan pembangunan beberapa proyek percontohan .
  4. meningkatkan promosi yang berkaitan dengan pemanfaatan energi dan upaya pelestarian lingkungan.
  5. memberi prioritas pembangunan pada daerah yang meliki potensi sangat tinggi, baik teknis maupun sosio-ekonomisnya.
  6. memberikan subsidi silang guna meringankan beban finansial pada tahap pembangunan. Subsidi yang diberikan, dikembalikan oleh konsumen berupa rekening yang harus dibayarkan pada setiap periode waktu tertentu. Dana yang terkumpul dari rekening tersebut digunakan untuk mensubsidi pembangunan sistem pembangkit energi listrik di wilayah lain.
Manfaat Energi Terbarukan.
  • Tersedia secara melimpah.
  • Lestari dan tidak akan habis.
  • Ramah lingkungan ( rendah atau tidak ada limbah dan polusi )
  • Sumber energi bisa dimanfaatkan secara cuma-cuma dengan investasi teknologi yang sesuai.
  • Tidak memerlukan perawatan yang banyak dibandingkan dengan sumber-sumber energi konvensional dan     mengurangi biaya operasi.
  • Membantu mendorong perekonomian dan menciptakan peluang kerja.
  • “Mandiri energi” – tidak perlu mengimpor bahan bakar fosil dari Negara ketiga.
  • Lebih murah dibandingkan energi konvensional dalam jangka panjang, bebas dari fluktuasi harga pasar terbuka bahan bakar fosil.
  • Beberapa teknologi mudah digunakan ditempat-tempat terpencil.
  • Distribusi, energi bias diproduksi diberbagai tempat tidak tersentralisir.







Referensi :
http://informasitips.com/apa-itu-energi-terbarukan

https://himka1polban.wordpress.com/chemlib/makalah/energi-terbarukan/

https://alamendah.org/2014/09/09/8-sumber-energi-terbarukan-di-indonesia/

https://id.wikipedia.org/wiki/Energi_terbarukan

https://andikahendra.wordpress.com/2012/01/12/manfaat-dan-kerugian-energi-terbarukan/

http://benergi.com/macam-macam-sumber-energi-terbarukan-dan-tak-terbarukan

Zuhal,1995, Policy & Development Programs on Rural ElectriScation for next 10 years, Ditjen.Listrik & Pengembangan Energi, Departemen Pertambangan dan Energi, Jakarta.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.