Laman

Sabtu, 21 Januari 2017


Pengertian Definisi Polimer

Kata polimer berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu Poly dan meros. Poly artinya banyak sedangkan Meros berarti unit atau bagian. Polimer merupakan senyawa yang besar yang terbentuk dari hasil penggabungan sejumlah (banyak) unit-unit molekul yang kecil. Unit molekul kecil pembentuk senyawa ini disebut monomer. Ini artinya senyawa polimer terdiri dari banyak monomer.
Proses pembentukan polimer (polimerisasi) ada dua yaitu:
1 Polimerisasi adisi
    Terjadi pada monomer yang memiliki ikatan rangkap, dapat berlangsung dengan
     bantuan katalis.Contoh:
     Poli etilena dibentuk dari monomer etilena
    Poli vinil klorida (PVC) dibentuk dari Vinil Klorida
    Poli stirena dibentuk dari Stirena
2 Polimerisasi Kondensasi
    Terjadi jika dalam pembentukan polimer monomer-monomer saling berkaitan dengan
    melepaskan molekul kecil, seperti H2O dan CH3OH. Contoh:
    Protein dibentuk dari asam amino dengan melepaskan H2O
    Nilon 66 dibentuk dari asam adipat dan heksametilen diamin
Penggolongan polimer


Berdasarkan asal polimer:

    Polimer alam: polimer yang tersedia secara alami di alam. Contoh: karet alam (dari monomer-monomer 2-metil-1,3-butadiena/isoprena), selulosa (dari monomer-monomer glukosa), protein (dari monomer-monomer asam amino), amilum, asam nukleat.
    Polimer sintetik: polimer buatan hasil sintetis indukstri/pabrikan. Contoh: nilon (dari asam adipat dengan heksametilena), PVC (dari vinil klorida), polietilena, poliester (dari diasil klorida dengan alkanadiol)


Berdasarkan jenis monomer:

    Homopolimer: terbentuk dari monomer-monomer sejenis. Contoh: polisterina, polipropilena, selulosa, PVC, teflon.
    Kopolimer: terbentuk dari monomer-monomer yang tak sejenis. Contoh: nilon 66, tetoron, dakron, protein (dari berbagai macam asam amino), DNA (dari pentosa, basa nitrogen, dan asam fosfat), bakelit (dari fenol dan formaldehida), melamin (dari urea dan formaldehida)


Berdasarkan penggunaan polimer:

    Serat: polimer yang dimanfaatkan sebagai serat. Misalnya: untuk kain dan benang. Contoh: poliester, nilon, dan dakron.
    Plastik: polimer yang dimanfaatkan untuk plastik. Contoh: bakelit, polietilena, PVC, polisterina, dan polipropilena.


Berdasarkan sifatnya terhadap panas:

    Polimer termoplas/termoplastis: polimer yang melunak ketika dipanaskan dan dapat kembali ke bentuk semula. Contoh: PVC, polietilena, polipropilena
    Polimer termosetting: polimer yang tidak melunak ketika dipanaskan dan tidak dapat kembali ke bentuk semula. Contoh: melamin, selulosa
Secara umum polimer memiliki beberapa sifat seperti berikut:

a. Sifat Termal
Polimer sebagai isolator memiliki sifat termal yang baik meskipun polimer bukanlah konduktor. Jika ditinjau dari jenisnya, polimer yang dipanaskan ada yang menjadi lunak namun ada pulak yang menjadi keras. Perubahan ini penting untuk bahan komponen tertentu.

b. Sifat Kelenturan
Karena sifatnya lentur, polimer mudah diolah menjadi produk yang diinginkan. Namun, polimer alam lebih untuk diolah sesuai keinginan dibandingkan polimer sintetis.

c. Sifat Ketahanan Terhadap Mikroorganisme
Sifat ketahanan terhadap mikroorganisme ini biasanya dimiliki oleh polimer sintetis. Sedangkan polimer alam seperti sutra, wol, dan polimer alam lainnya tidak tahan terhadap mikroorganisme.

d. Sifat Lainnya
Sifat lain yang dimiliki polimer di antaranya, yaitu:
Ringan, dalam artian rasio bobot/volume kecil;
Tahan korosi dan kerusakan terhadap lingkungan yang agresif;
Dimensinya stabil karena memiliki berat molekul besar; dan lainnya.
Referensi
1. Chellme informatika
2. Ardra.biz
3. Soft ilmu
4. Tanya-tanya.com
5. Semarang state university

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.