Laman

Kamis, 01 Desember 2016

PENCEMARAN AIR DI SUNGAI JENEBERANG PROVINSI SULAWESI SELATAN



Sulawesi Selatan adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di bagian selatan Sulawesi. Ibu kotanya adalah Makassar, dahulu disebut Ujungpandang.
Geografi :
Provinsi Sulawesi Selatan terletak di 0°12' - 8° Lintang Selatan dan 116°48' - 122°36' Bujur Timur. Luas wilayahnya 45.764,53 km². Provinsi ini berbatasan dengan Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat di utara, Teluk Bone dan Sulawesi Tenggara di timur, Selat Makassar di barat dan Laut Flores di selatan.
Pada kesempatan kali ini, saya akan membahas tentang pencemaran air di sungai Jeneberang kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Aliran sungai sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia sehari-hari seperti :
1.       Sumber Air Minum Dan Air Bersih
Sebagian besar sumber air yang dikelola oleh PDAM berasal dari air sungai, yang kemudian dimanfaatkan oleh manusia untuk minum, mencuci, mandi, menyiram tanaman dan berbagai kegiatan lainnya. Begitupun di pedesaan yang bisa secara langsung menggunakan air sungai yang masih jernih untuk berbagai keperluan. maka bila air sungai tercemar maka akan menyebabkan krisis air bersih.

2.       Sebagai Sumber Energi Listrik
Dibeberapa daerah aliran air sungai dimanfaatkan sebagai sumber energi listrik, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).

3.       Sebagai Jalur Transportasi
Diberbagai daerah yang belum tersedia jalanan beraspal atau jembatan penyebrangan, sungai digunakan sebagai jalur transportasi dan pusat perekonomian. Seperti Sungai Martapura di Banjarmasin yang dimanfaatkan sebagai pasar terapung sekaligus jalur transportasi.

4.       Sebagai Tempat Budidaya Ikan Air Tawar, Udang, dan Kepiting
Sejak dulu masyarakat yang bermukim di pinggiran sungai memanfaatkan sungai sebagai tempat untuk membudidayakan ikan air tawar seperti ikan nila, patin, dan ikan mas. Dan diwaktu-waktu tertentu mereka membudidayakan udang serta kepiting. Hal ini tentu sangat membantu perekonomian masyarakat disekitarnya.

5.       Sebagai tempat rekreasi dan wisata
Diberbagai tempat seperti aliran Sungai di Bantimurung, Maros , Sulawesi Selatan dimanfaakan sebagai tempat rekreasi dan wisata yang menarik banyak minat masyarakat untuk mengunjunginya. Jadi sungai yang dikelola dengan baik ternyata bisa dijadikan tempat alternatif rekreasi keluarga.

6.       Sebagai Sarana Olah Raga
Di sungai-sungai yang memiliki arus yang deras ternyata bisa dimanfaatkan sebagai tempat olah raga arung jeram dan kayak. Dan ternyata olah raga arung jeram ini banyak diminati oleh wisatawan asing, seperti di Sungai Citarik yang merupakan sungai yang selalu ramai dikunjungi oleh turis untuk berarung jeram.
7.       Sebagai Tempat Eksplorasi Pengetahuan dan Riset Penelitian
Bagi pelajar sekolah sungai bisa dijadikan tempat untuk mengeksplorasi keberagaman ekosistem yang berada di lingkungan sekitar sungai. Dan untuk mahasiswa sungai bisa dijadikan obyek riset penelitian untuk beraneka ragam kelompok ilmu.

Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Danau, sungai, lautan dan air tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan polutan. Berbagai macam fungsinya sangat membantu kehidupan manusia. Pemanfaatan terbesar danau, sungai, lautan dan air tanah adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya berpotensi sebagai objek wisata.
Sungai Jeneberang merupakan sungai legendaris di Kabupaten Gowa. Jeneberang merupakan satu dari 15 sungai besar yang ada di Gowa. Hulunya berasal dari Gunung Bawakaraeng, mengalir membelah wilayah Kab. Gowa dan bermuara antara Barombong dan Tanjung Bayang, panjang dari hulu ke hilir 75 km.


Sungai Jeneberang mengalir dari Timur ke Barat membelah
wilayah Gowa.Foto: Darmawan Denassa

Aliran Sungai Jeneberang  dibendung di Bendungan Raksasa Bili-Bili, terletak 40 km dari hulu. Hasil bendungan ini menjadi bahan baku air minum, irigasi, dan pembangkit listrik. Beberapa perangkat bendungan  seperti sabo dam,  consolidation dam, dan sand pocket terdapat di sepanjang sungai khususnya sebelum wilayah genangan.
Tahun 2004 (24/3) salah satu kaldera bagian barat Bawakaraeng runtuh, material lumpur, pasir, dan bebatuan memenuhi Jeneberang hingga terjadi sedimentasi jutaan kubik sebelum bendungan Bili-Bili hingga memenuhi wilayah genangan. Sejak tahun itu air sungai lebih sering berwarna coklat.
Jeneberang melewati delapan kecamatan di Gowa (Tinggimoncong, Parigi, Parangloe, Manuju, Bontomarannu, Pallangga, Sombaopu, Barombong)  dan tiga kecamatan di Makassar  (Tamalate, Barombong, dan Mariso).
Air Sungai Jeneberang tercemar berat
Kualitas air Sungai Jeneberang yang selama ini menjadi salah satu sumber baku air minum untuk wilayah Makassar dan sekitarnya, cukup memprihatinkan. Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Sulawesi Selatan (Sulsel) bahkan melabeli kualitas air sungai yang melintasi Kabupaten Gowa dan dua kecamatan di Makassar ini, sangat buruk.
 Berdasarkan data dari BLHD Sulsel per akhir 2013, mutu air Sungai Jeneberang berada pada tingkat cemar berat. Parameternya mengacu pada hasil uji TSS, BOD, NO2, H2S, dan CI yang berada di atas baku. Kondisi ini diperparah dengan lahan hutan di sekitar Sungai Jeneberang yang luasnya sekitar 2.462 hektare, tergolong kritis.
 Kepala BLHD mengungkapkan, umumnya pencemaran air sungai Jeneberang ini berasal dari erosi di pinggiran sungai yang disebabkan oleh penebangan hutan. Pencemaran juga diakibatkan oleh aktivitas pertambangan yang dilakukan di pinggiran sungai. Hal inilah yang mengakibatkan terjadinya peningkatan sedimentasi di aliran sungai.
Masalah lain yang dihadapi adalah aktivitas masyarakat di sekitar sungai yang berakibat pada pencemaran sungai sepanjang 73 kilometer itu. Misalnya pertanian, limbah rumah tangga, hotel, dan tempat wisata.
Di Kecamatan Malino dan Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa, serta Kecamatan Tamalate misalnya, banyak perumahan dan pasar yang menyumbang limbah domestik ke badan sungai. Sumber pencemar lainnya juga adalah hewan ternak. Kotoran ternak yang masuk ke air sungai menyebabkan kualitas air memburuk. Limbah pemotongan hewan juga banyak merusak kualitas air di sungai ini.
Pelaku pertanian dan perkebunan juga diminta untuk tidak menggunakan pupuk secara berlebihan dan beralih menggunakan pupuk organic.
Penyebab terjadinya sungai jenebarang tercemar adalah:
1.       Membuang sampah di sungai
2.       erosi di pinggiran sungai (disebabkan oleh penebangan hutan).
3.       Aktivitas Pertambangan
4.       Pertanian dan Perkebunan
5.       Limbah rumah tangga
6.       Limbah industri
7.       Hewan ternak (kotoran Ternak)
SUMBER :
http://thegowacenterku.blogspot.co.id/2013/02/sungai-jeneberang.html






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.