Laman

Senin, 28 November 2016

Apa yang Terjadi dengan Papua ku?




Oleh  : Anna Lusiana (Mahasiswa Teknik Industri Universitas Mercu Buana Jakarta, Angkatan 2016)

Papua terkenal dengan keindahan alam yang dimilikinya. Banyak ilmuan-ilmuan dari penjuru dunia datang untuk melakukan penelitian flora maupun fauna di papua. Namun saat ini banyak yang telah berubah dari papua ku yang indah ini.


Apa yang berubah?  Keindahan alam di papua Kenapa bisa berubah?  Banyak binatang punah dan kerusakan lingkungan. 
Mari kita bahas lebih lanjut mengenai penyebab kerusakan lingkungan di papua. Adapun faktor utamanya disebabkan oleh campur tangan manusia dan pencemaran secara alamiah. Selanjutnya yang tergolong faktor pencemaran yang disebabkan oleh alam sendiri seperti pencemaran air khususnya di beberapa Danau yang sudah dari alamnya tercemar diantaranya Sungai Mamberamo, sungai Maro dan sungai Digul. Namun yang menjadi perhatian serius terhadap pencemaran yang dampaknya dari manusia yang dikenal dengan Limbah Bahan Berbahaya Beracun (LB3).   
Di Papua juga terjadi pencemaran udara, terutama di daerah perkotaan. Hal ini disebabkan oleh sumber - sumber CO yang bersumber dari bahan bakar berupa bensin atau solar baik dari pabrik maupun penggunaan kendaraan bermotor.


Selain itu, pencemaran lingkungan juga disebabkan oleh aktivitas pertambangan dan limbah ternak. Berdasarkan hasil analisis lingkungan tahun 2011 lalu, ditemukan Sungai Mamberamo di Papua tercemari oleh mineral besi (Fe) dan bakteri Escherichia coli yang melebihi kadar batas. Mineral besi di beberapa titik pantau mencapai 0.5-0.8 miligram per liter, lebih tinggi dari batas 0.3 miligram per liter. Sementara E. coli ditemukan sampai 22 MPN per 100 mililiter.
Kebiasaan memelihara ternak babi di sepanjang daerah aliran sungai, diduga membuat bakteri E. coli berkembang biak. Banyak kasus diare di Papua. Kadar air hujan lebih baik diminum daripada air sungai. Beberapa warga memilih meminum air mineral kemasan. Namun di pegunungan harga air kemasan bisa mencapai Rp25.000 untuk 1,5 liter.
Selanjutnya faktor pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas pertambangan terutama oleh PT. Freeport Indonesia. PT Freeport Indonesia merupakan salah satu perusahaan pertambangan terbesar di Indonesia bahkan di dunia. Pertambangan PT Freeport  di Indonesia berupa jenis Galian Emas, Perak, Tembaga dan material ikutan lainnya. Tepatnya  di Grasberg dan Eastberg, Pegunungan Jaya Wijaya. Luas Konsesi 1,9 juta ha (Grasberg) dan 100 Km2 (Eastberg). PT Freeport Indonesia menghasilkan banyak devisa bagi Negara tetapi juga pencemaran lingkungan, terutama lingkungan sekitar. Pencemaran yang terjadi di Freeport di antaranya pencemaran tanah dan air.
        Pencemaran di sungai Ajkwa, Kabupaten Mimika, Papua. Tidak hanya memusnahkan beragam biota sungai, seperti berbagai jenis ikan, flora sungai dan fauna, tapi juga membuat masyarakat setempat mengalami kesulitan air bersih. Bahkan, masyarakat sulit menanam sagu dan tanaman sejenis akibat rusaknya tanah. Kedalaman sungai yang semula 50 meter sekarang menjadi 5 meter, akibat dari pendangkalan sungai. Dampak lain dari PT. Freeport Indonesia adalah Es di puncak gunung Jaya Wijaya mencair. Jika tidak ada tindakan dari pemerintah gunung es satu-satunya di Indonesia akan mencair dan hilang.
           
Penanggulangan dan Pencegahan
Ada beberapa hal yang perlu dilakukan sebagai bentuk penanggulangan dan pencegahan yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat sekitar :    
1.      Tindak tegas hukum terhadap pihak manapun yang sengaja membuang limbah berbahaya dan kotoran ternak pada aliran sungai.
2.      Untuk mengantisipasi terjadinya pencemaran udara yang diakibatkan oleh penggunaan bahan kimia, papua memiliki satu alat monitor udara yang dikenal dengan alat "Emisi". walaupun tidak secanggih dengan daerah maju lainnya setidaknya alat tersebut bisa digunakan untuk mengukur tingkat pencemaran yang disebabkan oleh penggunaan kendaraan bensin maupun solar
3.      Kementerian Lingkungan Hidup memberikan bantuan kepada nelayan di Kabupaten Manokwari berupa satu unit Bangunan Pengolahan Limbah Padat Ikan untuk diolah menjadi tepung ikan sebagai bahan baku pakan ikan, udang dan ternak. Adanya model unit Pengelolaan Limbah Padat Ikan seperti ini diharapkan tidak saja mengurangi dampak pencemaran lingkungan tapi juga menambah tingkat perekonomian para nelayan.



Daftar Referensi:
Anonim. 2006. Jayapura : Pencemaran Lingkungan Ada yang Secara Alamiah. Konservasipapua.blogspot.co.id (diakses 28 november 2016)
Ananta, Rosi. 2013. Pencemaran Lingkingan Di tanah Papua. Bonces88.blogspot.co.id (diakses 28 November 2016)
Samantha, Gloria. 2012. Kualitas sungai di papua turun karena kontaminasi. Nationalgeographic.co.id (diakses 28 november 2016)
Anonim.2016. Upaya Pengendalian Pencemaran Lingkungan Dan Persampahan Di Papua Barat. Menlh.go.id (diakses 28 november 2016)

1 komentar:

  1. @A13-RIFKA

    POINT 3

    Penulisan daftar pustakanya sepertinya salah sist

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.