Laman

Minggu, 02 Oktober 2016

Lambang Lewis dan Struktur Oktet





Lambang Lewis dan Struktur Oktet di temukan atau dirumuskan oleh Walter Kossel dan Gilbert Lewis, sekitar ada tahun 1916, kedua orang tersebut menyatakan bahwa terdapat hubungan antara stabilnya gas mulia dengan cara atom-atom unsur saling berikatan.
Lewis mengemukakan bahwa “Jumlah elektron terluar dari dua atom yang berikatan, akan berubah sedemikian rupa sehingga susunan elektron kedua atom tersebut sama dengan susunan elektron gas mulia”.
Lewis juga menyatakan bahwa unsur-unsur selain gas mulia dapat membentuk molekul, dimana konfigurasi elektron dari masing-masing atom dalam molekul yang dibentuknya menyerupai konfigurasi elektron gas mulia. Gagasan tersebut kemudian berkembang menjadi suatu teori sebagai berikut :
a) Elektron pada kulit terluar mempunyai peran besar dalam pembentukan ikatan kimia.
b) Ikatan yang terbentuk dapat disebabkan perpindahan satu atau lebih elektron dari suatu atom ke atom lain.
c) Ikatan yang terbentuk dapat juga disebabkan pemakaian bersama pasangan elektron di antara atom-atom yang berkaitan
d) Perpindahan atau pemakaian bersama elektron berlangsung sedemikian rupa sehingga setiap atom yang terlibat mempunyai konfigurasi elektron serupa atom gas mulia.

       Contoh Lambang Lewis

 











Cara penulisan lambang lewis
Penulisan struktur lewis mengikuti tahap-tahap sebagai berikut:
1.     Tulislah kerangka struktur dari senyawa bersangkutan, yang teridiri dari lambang kimia atom-atom yang terlibat dan menempatkan atom-atom yang berikatan secara berdekatan satu sama lain. Tahap ini cukup mudah dikerjakan untuk senyawa yang sederhana, tetapi untuk senyawa yang lebih rumit harus ada informasi yang sudah diketahui atau dengan membuat kerangka yang paling mungkin. Secara umum, atom dengan keelektronegatifan terkecil menempati posisi di tengah (pusat). Hidrogen dan fluorin biasanya menempati posisi ujung pada struktur lewis.
2.     Hitunglah jumlah total elektron valensi dari semua atom yang terlibat. Untuk anion poliatomik, tambahkan juga perlu muatan negatifnya ke dalam jumlah elektron valensi. (misalnya, untuk ion CO32- kita tambahkan 2 elektron karena muatan 2- menunjukan bahwa terdapat dua elektron tambahan daripada yang diberikan oleh atom netral). Untuk kation poliatomik jumlah elektron valensi dikurangi jumlah muatan positifnya. (misalnya, untuk kation NH4+ jumlah elektron valensi dikurangi satu karena muatan 1+ menandakan lepasnya satu elektron dari atom netral).
3.     Gambarlah ikatan kovalen tunggal antara atom pusat dengan semua atom di sekitarnya. Lengkapi oktet dari semua atom yang terikat pada atom pusat. (ingat bahwa kulit valensi atom hidrogen maksimum ditempati hanya oleh dua elektron.) elektron dari atom pusat atau atom sekitar harus dituliskan sebagai pasangan elektron bebas jika elektron tersebut tidak terlibat dalam pembentukaan ikatan. Jumlah total elektron yang digunakan untuk ikatan adalah jumlah yang telah dihitung pada tahap 2 di atas.
4.     Jika aturan oktet belum tercapai pada atom pusat, gunakan pasangan elektron bebas dari atom-atom di sekitarnya untuk menambahkan ikatan rangkap dua atau rangkap tiga di antara atom pusat dan atom di sekitarnya sampai aturan terpenuhi

3       Pengecualian dan Kegagalan Aturan Oktet
Walaupun aturan oktet banyak membantu dalam meramalkan rumus kimia senyawa biner sederhana, akan tetapi aturan itu ternyata banyak dilanggar dan gagal dalam meramalkan rumus kimia senyawa dari unsur-unsur transisi dan postransisi. Pengecualian aturan oktet dapat dibagi dalam tiga kelompok sebagai berikut.

1. Senyawa yang tidak mencapai aturan oktet.
Senyawa yang atom pusatnya mempunyai elektron valensi kurang dari 4 termasuk dalam kelompok ini. Hal ini menyebabkan setelah semua elektron valensinya dipasangkan tetap belum mencapai oktet. Contohnya adalah BeCl2, BCl3, dan AlBr3.











2. Senyawa dengan jumlah elektron valensi ganjil.
Contohnya adalah NO2, yang mempunyai elektron valensi (5 + 6 + 6) = 17. Kemungkinan rumus Lewis untuk NO2 sebagai berikut.









3. Senyawa yang melampaui aturan oktet.
Ini terjadi pada unsur-unsur periode 3 atau lebih yang dapat menampung lebih dari 8 elektron pada kulit terluarnya (ingat, kulit M dapat menampung hingga 18 elektron). Beberapa contoh adalah PCl5, SF6, ClF3, IF7, dan SbCl5.

Perhatikan rumus Lewis dari PCl5, SF6, dan ClF3 berikut ini.

  Kegagalan Aturan Oktet
      Aturan oktet gagal meramalkan rumus kimia senyawa dari unsur transisi maupun postransisi. Unsur postransisi adalah unsur logam setelah unsur transisi, misalnya Ga, Sn, dan Bi. Sn mempunyai 4 elektron valensi, tetapi senyawanya lebih banyak dengan tingkat oksidasi +2. Begitu juga Bi yang mempunyai 5 elektron valensi, tetapi senyawanya lebih banyak dengan tingkat oksidasi +1 dan +3. Pada umumnya, unsur transisi maupun unsur postransisi tidak memenuhi aturan oktet.
      DAFTAR PUSTAKA 
      Saputro, Wahid Tri (2013). “Lambang Lewis dan Struktur Oktet”. 2 Oktober 2016.
Anonim (2016) . “Kaidah Oktet”. 2 Oktober 2016.
https://id.wikipedia.org/wiki/Kaidah_oktet
Anonim (2016). “ Struktur Lewis”. 2 Oktober 2016.
https://id.wikipedia.org/wiki/Struktur_Lewis#Penulisan_struktur_lewis
Anonim (2016). “Aturan / Kaidah Oktet dan Duplet, Ikatan Kovalen, Contoh, Pengertian, Soal, Kunci Jawaban, Unsur Kimia”. 2 oktober 2016.
http://perpustakaancyber.blogspot.co.id/2013/03/aturan-kaidah-oktet-dan-duplet-ikatan-kovalen-contoh-pengertian-soal-kunci-jawaban-unsur-kimia.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.