Laman

Sabtu, 20 Agustus 2016

Perlukah Green Building ?


Konsep green building atau bangunan ramah lingkungan didorong menjadi tren dunia bagi pengembangan properti saat ini.
Bangunan ramah lingkungan ini punya kontribusi menahan laju pemanasan global dengan membenahi iklim mikro.
llkC

“Poin terbesar dalam konsep ini adalah penghematan air dan energi serta penggunaan energi terbarukan,” kata Rana Yusuf Nasir dari Ikatan Ahli Fisika Bangunan Indonesia (IAFBI), sebagai salah satu pembicara dalam diskusi panel “Pemanasan Global-Apa yang Dapat Dilakukan Dunia Properti?”, Jumat (24/8) di Jakarta.
Menurut Rana, di Indonesia akses energi terbarukan masih lemah. Suplai energi listrik untuk properti hanya mengandalkan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang belum menggunakan sumber energi terbarukan.


Di Amerika Serikat, lanjut Rana, berbagai perusahaan penyuplai energi listrik dengan berbagai pilihan bahan bakar, termasuk bahan bakar terbarukan. Pengembang yang memilih energi listrik dari sumber terbarukan akan memperoleh poin terbesar dalam konsep green building.

Pembicara dalam diskusi panel tersebut di antaranya Yandi Andri Yatmo (Ikatan Arsitek Indonesia-Jakarta), Meiko Handoyo (Dewan Pimpinan Daerah Real Estat Indonesia-Jakarta), Simon Molenberg (Director Tourism, Real Estate and Construction Asia Region), dan Stephanus D Satriyo (Asosiasi Manajemen Properti Indonesia).

Di banyak negara, bagi Meiko, penerapan konsep green building terbukti menambah nilai jual. Namun, di Indonesia masih butuh proses edukasi panjang. Di Indonesia bahkan muncul kerancuan bahwa bangunan ramah lingkungan itu mahal, sulit, dan tidak feasible secara bisnis.
“Para pengelola gedung sebagai pengguna energi cukup besar kini memiliki tanggung jawab mengurangi pemanasan global dengan cara-cara menghemat energi, air, bahan bakar, dan sebagainya,” kata Satriyo. Kegiatan diskusi panel yang difasilitasi PT Colliers International Indonesia dan PT Cisco System Indonesia itu sekaligus untuk mengenalkan acuan green building melalui konsep Leadership in Energy and Environtmental Design (LEED).
Menurut Rana, penerapan konsep LEED pada hakikatnya sebagai upaya pemberian penghargaan atas karya properti ramah lingkungan atau yang memegang konsep green building. Konsep LEED memperkenalkan 85 poin penilaian yang memiliki peringkat tersertifikasi, silver, gold, dan platinum.

Menurut Rana, yang juga menjadi Ketua Himpunan Ahli Tata Udara dan Refrigerasi tersebut, penerapan LEED untuk pembangunan properti juga mensyaratkan secara mutlak beberapa hal, seperti efisiensi penggunaan air, penggunaan energi secara minimum, atau upaya perlindungan lapisan ozon.
Sementara itu, menurut Rana, pemilik atau pembangun properti di Indonesia hingga sekarang belum ada yang memiliki sertifikasi LEED. Beberapa negara, seperti India, China, Dubai, dan Vietnam, juga sudah cukup banyak menerapkan konsep LEED. Sertifikasi LEED pada awalnya dirumuskan Green Building Council Amerika Serikat.

Menurut Yandi, dunia pendidikan dan profesi arsitektur selama ini cenderung melihat arsitektur sebagai bangunan yang berdiri sendiri. “Kita perlu memperluas pengertian tentang arsitektur ini. Tolok ukur green building membuka kesempatan untuk menempatkan bangunan dalam jaringan yang lebih luas, terkait aspek-aspek iklim, sumber daya alam, sosial, dan budaya,” kata Yandi Andri Yatmo.
Menurut dia, “Pendidikan berperan penting dalam pemahaman tentang sustainability.” Isu utama menyangkut bangunan ramah lingkungan, kata Yandi, di antaranya adalah membangun hanya yang diperlukan dan tidak menggunakan lebih dari yang diperlukan, menganut prinsip keterkaitan, serta memandang profesi arsitek sebagai “pengurus bumi” (steward of the earth).

Strategi desain yang dapat diterapkan antara lain, tambah Yandi, pemanfaatan material berkelanjutan, keterkaitan dengan ekologi lokal, keterkaitan antara transit dan tempat tinggal, rekreasi dan bekerja, serta efisiensi penggunaan air, penanganan limbah, dan mengedepankan kondisi lokal baik secara fisik maupun secara sosial.

Mengapa Penghijauan itu Penting?

Pertanyaan ini pastinya ada dibenak kita, kenapa penghijauan itu penting. Sebenarnya alasan itu sungguh banyak dan tak mungkin dijelaskan satu-persatu secara rinci. Namun, berhubung kita lagi membahas bangunan ramah lingkungan, akan saya jabarkan mengapa penghijaun itu penting bagi bangunan dan manusia didalamnya.
Ada beberapa alasan mengapa Bangunan Ramah Lingkungan sangat penting.
  1. Green Building menghemat energi. Hal ini dipengaruhi oleh desain bangunan, ventilasi udara, penggunaan solar panel.
  2. Penggunaan air yang lebih hemat. Seluruh sistem yang menggunakan air, terutama pada toilet, didesain menghemat penggunaan air, seperti flush pada toilet, teknologi water sense pada dish washers, dan masih banyak lagi.
  3. Green Building menyehatkan untuk manusia. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat kelembaban udara, ventilasi yang sangat memadai, dan filtrasi udara.
  4. Green Building mengurangi sampah / limbah yang ditimbulkan manusia. Hal ini dikarenakan, hampir seluruh bahan bangunan yang digunakan berasal dari daur ulang yang dimana ini memenuhi konsep penyelamatan lingkungan yang sangat sederhana, yaitu Reduce, Reuse, dan Recycle.
  5. Green Building berperan mengurangi emisi karbon. Dari poin-poin ke-4 diatas, semuanya berperan dalam mengurangi emisi karbon yang dibuang. Sebagai contoh, kaca pada kaseluruhan bangunan, dan  penggunaan solar panel, secara otomatis mengurangi tingkat penggunaan listrik yang dihasilkan pembangkit tenaga listrik yang membutuhkan begitu banyak bahan bakar, dan menghasilkan polusi udara.

Apa Itu Bangunan Ramah Lingkungan?

Konsep green building atau bangunan ramah lingkungan didorong menjadi gaya dunia bagi pengembangan properti saat ini, karena bangunan ramah lingkungan ini memiliki kontribusi dapat menahan laju pemanasan global dengan membenahi iklim mikro.
Fakta akibat pemanasan global menyebabkan terus berkembangnya produk industri dalam dunia arsitektur dan bahan bangunan saat ini. Green building adalah suatu praktek membuat struktur dan menggunakan proses yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan sumber daya yang seefisien mungkin di seluruh siklus hidup suatu bangunan, dari saat mendesain, melakukan konstruksi, membangun, memelihara bangunan, melakukan renovasi dan dekonstruksi bangunan. Konsep green building sendiri menekankan peningkatan efisiensi dalam penggunaan air, energi, dan material bangunan.
Green building dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan dampak bangunan baru terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Sebagai contoh, memanfaatkan sinar matahari melalui teknik tenaga surya atau menggunakan tanaman dan pohon-pohon kecil sebagai atap bangunan sehingga terlihat hijau.
Desain green building akan memperhatikan banyaknya ruang terbuka untuk memaksimalkan sirkulasi udara dan cahaya alami, sedikit mungkin menggunakan penerangan lampu dan AC pada siang hari. Selain itu, akan diperhatikan juga bahwa bangunan tersebut hemat energi, membatasi lahan terbangun, sederhana, memiliki mutu yang baik, efisiensi material serta material yang digunakan ramah lingkungan. Rancangan umum saat ini adalah atap-atap bangunan dikembangkan menjadi taman atap yang memiliki nilai ekologis tinggi, yaiktu mengurangi suhu udara dan pencemaran serta menambah ruang hijau.
Penggunaan material bahan bangunan yang tepat juga berperan besar dalam menghasilkan bangunan berkualitas yang ramah lingkungan. Beberapa produsen bahan bangunan telah membuat produk dengan inovasi baru yang meminimalkan terjadinya kontaminasi lingkungan, mengurangi pemakaian sumber daya alam yang tak terbarukan, dan menghemat penggunaan energi secara keseluruhan.
Kesimpulannya adalah, konsep green building yang dikembangkan saat ini akan menjaga lingkungan tetap hijau, selaras, dan harmonis dengan mereka yang tinggal di dalamnya.

Pendekatan Umum Untuk Merancang Green Building

Salah satu pendekatan umum yang dapat digunakan untuk merancang green building adalah sebagai berikut:
Langkah pertama: “To Know Where You Are”
Langkah pertama adalah mengenali lokasi tempat Anda tinggal. Langkah ini mempertanyakan bagaimana kualitas lingkungan hidup di sekitar Anda dan bagaimana kemungkinan tingkat kualitas hidup yang akan dapat dicapai.
Langkah kedua: “Size Does Matter”
Berlawanan dengan pandangan umum bahwa semakin besar ruangan semakin baik bagi penggunanya, terutama pada bangunan rumah tinggal, pada pendekatan green building tidak selalu demikian. Ruangan yang lebih besar tidak lebih baik, karena makin kecil bangunan maka akan makin lebih baik kontrol aspek lingkungan terhadap bangunan tersebut.
Langkah ketiga: “Make Sure Yourself”
Langkah ketiga adalah menyadari dan meyakinkan diri kita sendiri bahwa kita memang ingin membangun bangunan yang ramah lingkungan. Kesadaran ini menjadi salah satu faktor penting karena akan membantu kita fokus pada usaha perancangan yang realistis, dalam artian melakukan penghematan energi dan perlindungan terhadap berbagai sumber alam yang akan dipakai.
Langkah keempat: “Learn The Alternative Way”
Langkah keempat lebih banyak bersifat teknis, yaitu mempelajari alternatif metode membangun dan menggunakan material yang tepat guna serta ramah lingkungan.

Daftar Pustaka  

Nataliani, Ratna. 2014. Apa Itu Bangunan Hijau?
Anonim. What Is a Green Building?
 Anonim. 2013. "Green Building" Bangunan ramah lingkungan syaratkan efisiensi
Amran, Qotadah. 2014. Green Building

12 komentar:

  1. Nandar (009)
    (1)saya sangat mendukung ide untuk membuat bangunan ramah lingkungan.. tidak seperti jakarta saat ini yang bangunan dimana-mana berdempetan dan sangat kumuh..
    (2)apakah setiap bangunan dapat dibuat bangunan ramah lingkungan.. ?

    BalasHapus
  2. Nandar (009)
    (1)saya sangat mendukung ide untuk membuat bangunan ramah lingkungan.. tidak seperti jakarta saat ini yang bangunan dimana-mana berdempetan dan sangat kumuh..
    (2)apakah setiap bangunan dapat dibuat bangunan ramah lingkungan.. ?

    BalasHapus
  3. Vindi Afriyadi(070)
    KOmentar: Menurut Saya Green Building ini sangat wajib sekali untuk Kita apabila kita ingin membangun pembangunan apapun itu seperti rumah dan lain sebagainya bahkan perusahaan sekalipun...Karena Green Building akan menimbulkanbanyak efek positif dan mengurangi efek negatif dari sebuah bangunan tersebut...tetapi sangat di sayangkan sekali saat ini masih banyak yg tidak memikirkan hal itu.

    Pertanyaan:
    Bagamaina kriteria green building yang baik dan sesuai?

    BalasHapus
  4. Kenny (076)
    Kebanyakan green building di buat hanya karena tidak terlalu banyak menggunakan kaca sebagai dinding, membangun kebun / taman di dalam maupun di luar bangunan yang membuat bangunan tersebut bisa di bilang sebagai green building yang membuat itu semua sudah biasa kita dengar.

    Apakah ada terobosan baru yang konvensional untuk gedung-gedung di perkotaan yang bisa menjadikan bangunan tersebut menjadi Green building ? dan apakah rumah masyarakat dapat dijadikan dan di sebut juga sebagai green building ?

    BalasHapus
  5. Samsul Hadi (037)
    Menarik yang anda bahas, green building yang di idam idamkan bangsa kita harus direalisasikan terlebiha dahulu oleh pengembang terpercaya maupun pemerintah. karena pada dasarnya masyarakat kita sangat sulit masuk ke dalam suatu kondisi dan teknologi baru sehingga perlu dipancing guna green building dapat tercapat. pembangunan kawasan rumah dan kerjasama dengan ikatan karyawan manufaktu di indonesia guna menyelaraskan green bulding merupakan langkah yang dapat ditempuh pemerintah, pemberian subsidi dan KPR yang ringan terhadap customer green bulding akan menjadikan green bulding suatu tren masa kini di bidang property.


    Green building belum populer karena masyarakat belum memahami perbedaan green building dan convensional building, bagaimana cara merealisasikan green building kepada masyarakat indonesia apakah dengan menjerumuskannya langsung atau dengan penyuluhan-penyuluhan. terimakasih.

    BalasHapus
  6. Hendrik (034)
    (1) Zaman sekarang para deplover kontrakan bangunan sekarang kurang memperhatikan lingkungan sekitarnya apabila melakukan proyek bangunan. Mereka masih banyak tidak menerapkan konsep Green Building sehingga banyak masyarakat yang disekitar proyek mereka terkena dampak dari proyek mereka. Saran saya kepada para kontrakan bangunan, mari kita terapkan Green Building agar masyarakat disekitarnya tidak terkena dampaknya.
    (2) Pertanyaan saya: Terobosan dan langkah-langkah apa yang tepat dilakukan pemerintah dan kontraktor dalam melakukan Green Building serta bisakah Green Building diterapkan di daerah-daerah pedesaan?

    BalasHapus
  7. Adit(042)
    Ide ini sangat perlu untuk keadaan sekarang, karena sudah sangat tidak baik untuk alam dan makhluk hidup yang ditinggali.

    Tapi apakah sudah diberikan penyuluhan pada warga warga sekitar ?

    BalasHapus
  8. raafi (064)

    dengan adanya bangunan ramah lingkungan ini sangat mengurangi yang namanya pemanasan global yang terjadi sekarang ini.

    apakah harus ditempat tertentu saja membuat bangunan yg ramah lingkungan ini ?

    BalasHapus
  9. Stefanie (023)
    Konsep green building perlu diterapkan bagi para pebisnis properti juga arsitek saat mendirikan suatu bangunan baik rumah atau yang lainnya agar dapat mencegah pemanasan global.
    Aspek apa saja yang diperlukan dalam green building?

    BalasHapus
  10. FIRMANSYAH-106, Tugas 10

    Komentar :
    Sangat bagus dan dapat diterapkan di masing masing negara, penerapan disain bangunan memang sangat penting sebaiknya pembangunan yang berkelnjutan.

    Pertanyaan :

    Apakah green building sudah diterapkan di negara kita , Berikan contohnya jika sudah ?

    BalasHapus
  11. penerapan apa saja yang sudah di implementasikan serta perkembangannya, jika ada jelaskan struktur dan cara kerjanya

    BalasHapus
  12. penerapan apa saja yang sudah di implementasikan serta perkembangannya, jika ada jelaskan struktur dan cara kerjanya

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.