Laman

Minggu, 31 Juli 2016

SUMBER PENCEMARAN ALAMIAH

Sumber pencemar alamiah merupakan sumber pencemar yang berasal dari alam dan bukan disebabkan karena manusia dan aktivitasnya. Pencemaran udara alami terjadi karena masuknya zat pencemar ke dalam udara/atmosfer, akibat proses-proses alam seperti asap kebakaran hutan, debu gunung berapi, pancaran garam dari laut, debu meteroid, dan sebagainya.

Letusan Gunung Berapi
Indonesia adalah salah satu negara yang banyak memiliki gunung berapi (sekitar 137 gunung berapi dan 30% masih dinyatakan aktif). Oleh karena itu, Indonesia mudah mengalami pencemaran udara secara alami.Ukuran butir-butir dari abu vulkanik yang berasal dari letusan gunung berapi sangat bervariasi dan berbeda.  Partikel  yang ukurannya keci, yaitu sebesar 0,001 mm – 2 mm atau bahkan lebih kecil, akan tertiup oleh angin karena ukurannya sangat kecil dan ringan dan akan terbawa dengan jarak beberapa kilometer dari sumber letusan. Dampak abu vulkanik yang dikeluarkan oleh letusan gunung berapi dapat menyebabkan gangguan pernapasan pada anak-anak, orang dewasa, atau mereka yang sudah memiliki penyakit pernapasan.


Selain abu vulkanik, letusan gunung juga menghasilkan gas-gas vulkanik.  Gas-gas vulkanik yang dikeluarkan akibat letusan gunung berapi bersifat toksik, yaitu berupa H2O, CO2, CO, NO2, H2S, SO2, HF. Di tempat-tempat terdekat, gas SO2 dapat menyebabkan hujan asam. Letusan gunung berapi dapat menghasilkan polusi gas dan abu yang sangat banyak sehingga sinar matahari dapat terhalang, dan berakibat turunnya temperatur pada daerah yang terkena efek letusan.

Kebakaran Hutan
Semua kebakaran hutan menghasilkan karbon monoksida, sulfur dioksida, nitrogen dioksida, ozon, dan partikelkarbon monoksida, sulfur dioksida, nitrogen dioksida, ozon, dan partikel. Karbon monoksida, yang merupakan gas beracun, dapat dihasilkan dalam jumlah besar selama kebakaran hutan.


Partikulat, yang merupakan campuran jelaga, tar, dan zat organik yang mudah menguap, baik padat maupun cair, yang dihasilkan dalam jumlah besar dalam kebakaran hutan. Partikulat, yang bisa lebih kecil dari diameter 2,5 mikrometer, jika dihirup, dapat merusak jaringan paru-paru dan menyebabkan masalah pernapasan dan kardiovaskular. Nitrogen oksida dilepaskan pada suhu lebih dari 1.500 derajat Celcius. Oleh karena itu nitrogen oksida dilepaskan dalam jumlah yang signifikan hanya selama kebakaran paling parah.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.