Laman

Rabu, 27 Juli 2016

Kedekatan Kimia dengan Psikologi



                Dari Kutipan Modul Kimia dan Lingkungan Industri yang disusun (Hidayat, 2015)  “Manusia Merupakan makhluk berfikir , Dan Berfikir menggunakan organ tubuh manusia yang namanya Otak .



Menurut berbagai berbagai macam pengkajian proses berfikir itu serangkaian proses biokimia . perilaku manusia turut dipengaruhi oleh berbagai macam reaksi Biokimia terutama terjadi didalam organ otaknya . sebelumnya kita harus mengetahui apa itu BioKimia ? BioKimia berasal dari 2 kata  yaitu Bios berasal dari bahasa Yunani “Hidup” dan Kimia adalah ilmu alam yang secara khusus mempelajari tentang perubahan Materi , jadi BioKimia dapat disimpulkan ilmu alam yang mempelajari perubahan materi yang terjadi pada makhluk hidup .





          Apa anda pernah merasa jatuh cinta ? pernahkah anda memikirkannya mengapa rasa sayang dan cinta timbul dalam hati anda ? dan mengapa rasa itu sangat menggebu-gebu ? bagaimana rasa cinta muncul dan mengapa bias timbul ? Banyak yang mengatakan “Jatuh Cinta berjuta rasanya” ada juga yang mengatakan “Love is Blind” .

          Apa kalian tahu kalau jatuh cinta dapat dijelaskan secara ilmiah dengan menggunakan ilmu kimia , berdasarkan penelitian, ada sebuah senyawa yang diinisiasi dalam tubuh manusia saat seseorang itu jatuh cinta. senyawa ini bisa menjadi salah satu faktor dalam keharmonisan rumah tangga dan kebahagiaan hidup. salah satu senyawanya adalah phenilethylamine. senyawa yang lain adalah “hormon-hormon kebahagiaan” yang bertanggung jawab atas segala kejungkirbalikan manusia ketika falling in love yaitu :



1.  Pheromones : bikin naksir seseorang, bikin ngelamunn.. dan membayangkan dia terus
 2. Oxytocin : bikin kangennn, pengen liat orangnya bentar ajah—liat doang beberapa detik
 3. Vasopressin : bikin setia, “you know you are the only one..”
 4. Norepinephrine : bikin semangat, hepi, ceria, bahagia, pengen senyum terus, jadi makin canti/tampan.



          Kata feromon (pheromone) berasal dari bahasa yunani yaitu phero artinya Membawa dan mone yaitu sensasi, Definisi dari senyawa feromon adalah suatu zat kimia yang berasal darii kelenjar endokrin dan dimiliki oleh semua makhluk untuk mengenali jenisnya, lawan jenisnya , individu lain luar dirinya, dan kelompok lain . Zat ini sangat membantu didalam proses reproduksi makhluk hidup. Pada manusia zat feromon dihasilkan oleh kelenjar endokrin yang ebrada diketiak , wajah , kulit dan kemaluan, senyawa pheromone ini akan aktif ketika yang bersangkutan telah memasuki usia yang cukup , Zat feromon bersifat kasat mata , tidak berbentuk tidk dapat dirasakan Panca Indera  manusia dan menguap. Banyak Ahli yang mengatakan bahwa senyawa pheromone memiliki andil dalam menimbulkan raa ketertarikan kepada lawan jenis , Rasa Sayang , Cinta Rindu bahkan seks , itu semua ditimbulkan oleh senyawa pheromone. 



        Pada dasarnya proses pemberian respon dari hipotalamus untuk melakukan perubahan psikologis emosi saat berdekatan dengan orang yang dikasihi tidaklah sesederhana yang dibayangkan. Disini setelah senyawa feromon bertindak sebagai inisiator, maka selanjutnya hipotalamus akan merangsang pembentukan senyawa kimia lain yaitu senyawa phenyletilamine (PEA), dopamine, norepinephrine, senyawa endorfin, dan senyawa oksitosin.




Senyawa-senyawa inipun akan bertindak sesuai fungsinya masing-masing. Senyawa PEA, dopamine, dan norepinephrine memberikan respon tersipu-sipu atau malu ketika berpandangan dengan orang yang dicintai. Senyawa endorfin (endogenous morhine) akan menimbulkan perasaan aman, damai, dan tentram. Sedangkan senyawa oksitosin berperan dalam membuat rasa cinta itu rukun dan mesra diantara keduanya.
Selanjutnya efek dari senyawa feromon dan senyawa-senyawa kimia lain terhadap tubuh manusia dapatlah disamakan dengan efek narkoba. Senyawa-senyawa ini akan membuat seseorang kecanduan sehingga ingin melihat pasangannya atau orang idamannya sesering mungkin.




Perasaan jatuh cinta ini selang beberapa waktu akan menghilang sedikit demi sedikit. Hal ini disebabkan produksi senyawa tersebut tidak berlangsung terus menerus, kemampuan tubuh menghasilkan senyawa itu mulai berkurang setelah dua sampai empat tahun. Akibatnya, rasa tertarik pada seseorang pun mulai meluntur, terutama ketika tubuh tidak lagi memenuhi kebutuhan PEA. Pada saat rasa ketertarikan itu kian meluntur, maka otak akan tetap berusaha untuk memproduksi senyawa oksitosin selama kedua pasangan berusaha untuk saling menyayangi dan setia.


           
            Referensi:
Ø  Modul Kimia dan Lingkungan Industri (Hidayat,2015)
Ø  http://ilmysjourney.tumblr.com/post/32320306961/reaksi-kimia-orang-jatuh-cinta
Ø  http://drhasto.blogspot.co.id/2012/01/jatuh-cinta-itu-permainan-hormon.html
Ø  http://infodanpengertian.blogspot.co.id/2016/02/pengertian-biokimia-menurut-para-ahli.html
Ø  https://web.facebook.com/notes/puisi-artikel-sbgai-ungkapan-isi-hati-islami/yuk-bahas-cinta-secara-ilmiah/10150396287762083/?_rdr

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.