Laman

Sabtu, 30 Juli 2016

Industri Eleokimia



                        INDUSTRI ELEOKIMIA

INDUSTRI PROSES KIMIA
Industri proses kimia adalah industri yang mengolah bahan baku / bahan mentah menjadi suatu hasil / produk dengan memanfaatkan proses-proses kimia. Proses-proses kimia yang dilakukan dalam industri proses kimia adalah reaksi kimia dan peristiwa kimia fisik.
Yang termasuk ke dalam industri proses kimia adalah :

Industri kimia dasar: yaitu industri proses kimia yang menghasilkan produk zat kimia dasar, seperti Asam Sulfat (H2SO4) dan Ammonia (NH3)
Industri pengolahan minyak bumi atau petroleum refinery:Pada industri ini biasanya dihasilkan komponen-komponen bahan bakar minyak (BBM), seperti : bensin, kerosene, bahan bakar penerbangan, solar, minyak diesel. Di samping itu dihasilkan juga produk-produk selain komponen bahan bakar minyak (non BBM), seperti, pelumas, wax, aspal, solvent maupun produk petrokimia.
Industri petrokimia:yaitu industri yang mengolah zat atau bahan yang berasal dari fraksi minyak bumi, seperti : Etilen (C2H4) dan Propilen (C3H6).
Industri pengolahan logam
Industri oleokimia:yaitu industri yang mengolah zat atau bahan yang berasal dari fraksi minyak atau lemak nabati atau hewani, seperti pabrik CPO (Crude Palm Oil).
Industri agrokimia: yaitu industri yang memproduksi aneka pupuk dan bahan kimia untuk budidaya pertanian, seperti pestisida, urea, ammonium sulfat.
Industri makanan dan minuman, seperti : susu, gula, garam.
Industri bahan pewarna dan pencelup.
Industri bahan peledak
Industri pulp dan kertas
Industri semen dan keramik
Industri karet, kulit dan plastik

INDUSTRI ELEOKMIA
Oleokimia merupakan bahan kimia yang berasal dari minyak/lemak alami,
baik tumbuhan maupun hewani. Pada saat ini, permintaan akan produk oleokimia
semakin meningkat. Hal ini disebabkan produk oleokimia mempunyai beberapa
keunggulan dibandingkan produk petrokimia, seperti harga, sumber yang dapat
diperbaharui, dan produk yang ramah lingkungan. Pada saat ini industri oleokimia
masih berbasis kepada minyak/trigliserida sebagai bahan bakunya. Hal ini terjadi
karena secara umum para pengusaha masih ragu untuk terjun secara langsung ke
industri oleokimia. Masih sangat jarang dijumpai sebuah industri yang mengolah
bahan baku langsung menjadi bahan kimia tanpa melalui trigliserida. Padahal
secara ekonomi dan teknik, banyak produk dari bahan alami yang bisa diolah
langsung dari bahan nabati tanpa melalui trigliserida. Contohnya adalah
pengolahan secara langsung buah kelapa sawit menjadi asam lemak. Selama ini
asam lemak dari kelapa sawit selalu diolah dari minyak/trigliserida. Padahal dari
segi teknik dan ekonomi akan lebih efisien untuk mengolah secara langsung buah
sawit menjadi asam lemak melalui pengaktifan enzim lipase yang terkandung
pada buah sawit. Hal ini juga bisa ditemukan pada bahan baku nabati lainnya
(Samardi 2009).
Produk-produk Oleokimia
Fatty acid (asam lemak): Asam lemak merupakan oleokimia yang paling banyak diperlukan. Secara umum, produksi asam lemak di dunia lebih besar dibandingkan konsumsinya. Asam lemak yang berasal dan Amerika dan Eropa pada umumnya disintesis dali tallow, minyak kelapa, minyak kedelai, minyak rapeseed dan lain-lain. Asam lemak dapat dibuat degan cara splitting CPO atau PKO pada suhu dan tekanan tinggi. Selanjutnya asam lemak tersebut didistilasi atau difraksionasi untuk memperoleh asam lemak dengan kemurnian tinggi. Sementara itu produk sampingnya yang berupa gliserin setelah dimurnikan akan menghasilkan gliserin yang sesuai dengan standar farmasi.  Produk-produk turunan dan asam lemak sepeti fatty ester, fatty alcohol, dan fatty amina lainnya digunakan untuk menggantikan produkproduk petrokimia.

Fatty ester: Fatty ester sebagian besar (± 80%) diubah menjadi fatty alcohol, yang kemudian diproses lebih lanjut menjadi produk hilir terutam a suftaktan. Di samping itu fatty ester juga digunakan sebagai bahan bakar pengganti minyak diesel. Metil ester dapat dibuat dengan cara transesterifikasi CPO atau PKO dengan methanol pada suhu 60°C dan tekanan satu atmosfir. Selanjutnya dilakukan distilasi dan fraksionasi untuk memperoleh metal ester dengan kemurnian tinggi. Produk samping yang dihasilkan pada proses mi adalah gliserin yang dapat digun akan sebagai bahan baku industri farmasi dan kosmetik.

Fatty alkohol: Fatty alkohol merupakan oleokimia dasar yang paling banyak digunakan sebagai bahan baku surfaktan seperti fatty alkohol sulfat (FAS), fatty alkohol etoksilat (FAE) dan fatty alkohol etoksi sulfat (FAES). Sekitar 70% fatty alcohol digunakan untuk membuat surfakt an nonionic dan anionic. Fatty alkohol dapat dibuat dan asam lemak maupun metal ester dengan cara hidrogenasi pada suhu dan tekanan tinggi menggunakan katahis kimia. Selanjutnya dilakukan distilasi untuk menghasilkan fatty alkohol dengan kemurnian tinggi.

Fatty amina: Fatty amina merupakan turunan nitrogen dan paling banyak digunakan untuk membuat senyawa ammonium quartener seperti senyawa distearyl-dimethylammonium yang digunakan sebagai pelembut pakaian dan hair conditioners.

Gliserin: Gliserin dapat dibuat dan minyak atau lemak alami sebagai hasil samping dan asam lemak, ester atau sabun, Meskipun merupakan produk samping, ghiserin umumnya mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Mulai tahun 1980-2010, produksi ghiserin sintetik (dan minyak bumi) mulai menurun, sementra produksi ghiserin alami semakin meningkat.

Bioemollient dan asam lemak sawit: Industri kosmetik merupakan konsumen minyak nabati dan asam lemak yang sangat potensial Salah satu bahan baku kosmetik yang banyak digunakan dalam hampir seluruh formulasi produk kosmetik adalah emollient. Fungsi emollient adalah sebagai pelembut dan pelembab kuhit pada produk kosmetik yang berbentuk krim, lotion, lipstick dan sabun. Produk emollient yang dibuat dan minyak sawit disebut bioemollient, mempunyai keunggulan yang tidak dijumpai pada produk sintetis dan minyak bumi. Emollient disintesis dengan cara esterifikasi antara asam lemak dengan alkohol.

Biodiesel sawit: Biodiesel sawit dapat dibuat dan hampir semua fraksi sawit seperti CPQ, palm kernel oil (PKO), refined bleached and deo dorized palm oil (RBDPO) dan olein. Pada prinsipnya biodiesel atau metal ester diproduksi melalui reaksi transesterifikasi antara trigliserid a pada minyak sawit dengan methanol menjadi metil ester dan ghiserol dengan bantuan katalis basa. Ghiserol akan terpisah di bagian bawah reaktor sehingga dengan mudah dapat dipisahkan. Ester yang terbentuk selanjutnya dicuci dengan air untuk menghilangkan sisa kal atis dan methanol. Proses dapat dilakukan secara curah (bach) atau disambung (continuous) pada suhu 50-70°C. Faktor penting yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bahan baku adalah kandungan asam lemak bebas dan harga. Untuk asam lemak yang mengandung asam lemak bebas > 1% perlu dilakukan perlakuan pendahuluan berupa penetralan atau penghilangan asam lemak (deasidifikasi). Proses mi dapat dilakukan dengan penguapan, saponifikasi atau esterifikasi asam dengan katalis padat.Biodiesel atau metal ester dapat diolah lebih lanjut menjadi berbagai produk oleokimia yang biasanya dibuat dan asam lemak nabati. Apabila harga jual biodiesel kurang menarik, pengolahan lebih lanjut biodiesel menjadi produk-produk oleokimia merupakan salah satu alternatif pemanfaatan biodiesel

Daftar pustaka
Modul 4
Indonesia Palm Oil Exhibitionhttps://pameransawit.wordpress.com/2014/11/25/oleokimia/
http://arhidayat.staff.uii.ac.id/2008/08/02/pengertian-industri-kimia/

1 komentar:

  1. diatas Disebutkan " Masih sangat jarang dijumpai sebuah industri yang mengolah bahan baku langsung menjadi bahan kimia tanpa melalui trigliserida" dari beberapaa artikel yang saya bacaa Trigliserida adalah sebuah gliserida, yaitu ester dari gliserol dan tiga asam lemak. Trigliserida merupakan penyusun utama minyak nabati dan lemak hewani , yang dimaksud proses Trigleserida pada artikel diatas apa yah ?
    Mohon Penjelasanya.
    Terima Kasih

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.