Laman

Sabtu, 30 Juli 2016

AEROSOL



AEROSOL
    
     Aerosol secara teknis merujuk pada partikel padat yang ada di udara (juga disebut abu atau partikulat) maupun tetesan cair. Dalam bahasa sehari-hari, aerosol merujuk pada tabung semprot aerosol maupun isi tabung itu.
     Istilah aerosol berasal dari kenyataan bahwa bahan yang "melayang" di udara adalah suspensi (campuran di mana partikel padat, cair, maupun gabungan keduanya disuspensikan di cairan). Untuk membedakan suspensi dari larutan yang sesungguhnya, istilah sol yang semula berkembang berarti meliputi dispersi partikel tipis (sub-mikroscopik) dalam sebuah cairan. Dengan studi dispersi di udara, istilah aerosol berkembang dan kini mencakupi tetesan padat, partikel padat, dan gabungan keduanya.
Dalam literatur lain, aerosol adalah suatu sistem koloid lipofob (hidrofil), dimana fase eksternalnya berupa gas atau campuran gas dan fase internalnya berupa partikel zat cair yang terbagi sangat halus atau partikel-partikelnya tidak padat, ukuran partikel tersebut  lebih  kecil dari 50 mm. jika partikel internal terdiri dari partikel zat cair, system koloid itu berupa awan atau embun. Jika partikel internal terdiri ndari partikel zat padat, system koloid itu berupa asap atau debu.


KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN PEMAKAIAN AEROSOL
II.1 Keuntungan pemakaian aerosol
            Beberapa keistimewaan aerosol farmasi yang dianggap menguntungkan lebih dari bentuk sediaan lain adalah sebagai berikut :
a.  Sebagian obat dapat dengan mudah diambil dari wadah tanpa sisanya menjadi tercemar atau terpapar.
b.  Berdasarkan pada wadah aerosol yang kedap udara, maka zat obat terlindung dari pengaruh yang tidak diinginkan akibat O2 dan kelembapan udara.
c.  Pengobatan topikal dapat diberikan secara merata, melapisi kulit tanpa menyentuh daerah yang diobati.
d.  Dengan formula yang tepat dan pengontrolan katup, bentuk fisik dan ukuran partikel produk yang dipancarkan dapat diatur yang mungkin mempunyai andil dalam efektivitas obat; contohnya, kabut halus yang terkendali dari aerosol inhalasi.
e.  Penggunaan aerosol merupakan proses yang “bersih,” sedikit tidak memerlukan “pencucian” oleh pemakainya.
f. Mudah digunakan dan sedikit kontak dengan tangan
g. Bahaya kontaminasi tidak ada karena wadah kedap udara
h. Iritasi yang disebabkan oleh pemakaian topikal dapat dikurangi
I .Takaran yang dikehendaki dapat diatur
j. Bentuk semprotan dapat diatur

II.2 Kerugian pemakaian aerosol
            Kerugian bentuk sediaan aerosol dalam bentuk MDI (Metered Dose Inhalers) :
a. MDI biasanya mengandung bahan obat terdispersi dan masalah yang sering timbul berkaitan dengan stabilitas fisiknya;
b. Seringnya obat menjadi kurang efektif;
c. Efikasi klinik biasanya tergantung pada kemampuan pasien menggunakan MDI dengan baik dan benar.

JENIS ATAU SYSTEM AEROSOL
III.1 System 2 fase (gas dan cair)
A. Terdiri atas larutan zat aktif dalam propelan cair dan propelan bentuk uap ,
B. sebagai Pelarut digunakan  etanol, propilenglikol, PEG untuk menambah kelarutan zat aktif.
C. Fase gas dan fase cair atau fase gas dan fase padat untuk aerosol yang berbentuk serbuk
D.  fase cair dapat terdiri dari komponen zat aktif / campuran zat aktif dan propelan cair / komponen propelan yang dilarutkan di dalamnya. Yang termasuk system ini antara lain yaitu :
            a. aerosol ruang ( space sprays) : insektisida, deodorant
            b. aerosol pelapis permukaan ( surface coating sprays ) : cat, hair sprays
aerosol system dua fase ini beroperasi pada tekanan 30 – 40 p.s.i.g ( pounds per square in gauge ) pada suhu 21ºC.

III.2 System 3 fase (gas, cair, padat atau cair)
            Terdiri dari suspense atau emulsi zat aktif, propelan cair dan uap propelan. Suspense terdiri dari zat aktif yang dapat di dispersikan dalam system propelan dengan zat tambahan yang sesuai seperti zat pembasah atau bahan pembawa padat seperti talk dan silica koloida.
            Aerosol system 3 fase ini beroperasi pada tekanan 15 p.s.i.g ( pounds per square in gauge) pada suhu 21ºC.


CARA KERJA AEROSOL
Aerosol bekerja dengan dasar sebagai berikut :
A.    Jika suatu gas yang dicairkan berada daalam wadah yang tertutup, maka sebagai dari gas tersebut akan menjadi uap dan sebagian lagi tetap cair. Dalam keaadaan keseimbangan, fase uap naik, fase cair turun.
B.     Komponen zat aktif dari obat dilarutkan / di dispersikan dalam fase cair dri gas tersebut.
C.     Fase uap gas memberi tekanan pada dinding dan pernukaan fase cair.
D.    Jika pada fase cair dimasukan tabung yang pangkalnya melekap pada katup dan hanya ujungnya yang masuk ke fase cair, maka karena tekanan uap tersebut, fase cair akan naik melalui tabung ke lubang katup.
E.     Jika tombol pembuka ( actuator ) ditekan, katup terbuka, fase cair didorong keluar selama actuator ditekan.
F.      Fase gas yang berkurang akan terisi kembali oleh fase cair yang menguap.
G.    Fase cair yang keluar bersama zat aktif, karena titik didihnya terlampaui, akan menguap di udara menyebabkan terjadinya bentuk semprotan atau spray.



PEMERIKSAAN

1 Derajat semprotan
Derajat semprot adalah angka yang menunjukkan jumlah bobot isi aerosol yang disemprotkan dalam satu satuan waktu tertentu dinyatakan dalam gram tiap detik.
Caranya:
·         Pilih tidak kurang dari 4 wadah
·         Tekan actuator masing-masing wadah selama 2 sampai 3 detik
·         Timbang sesama masing-masing wadah, celupkan ke dalam penangas air pada suhu 250 C sampai tekanan tetap
·         Keluarkan wadah dari penangas air dan keringkan
·         Tekan actuator masing-masing wadah selama 5,0 detik, lalu timbang masing-masing wadah
·         Masukkan kembali ke dalam penangas air bersuhu tetap dan ulangi percobaan tiga kali untuk masing-masing wadah
·         Hitung derajat semprotan rata-rata masing-masing wadah dalam gram per detik.
VIII.2 Pengujian kebocoran
            Caranya:
·         Pillih 12 wadah, catat tanggal dan waktu (pembulatan sampai ½ jam)
·         Timbang wadah satu persatu (pembulatan sampai mg), catat bobot sebagai W1
·         Biarkan wadah dalam posisi tegak selama tidak kurang dari 3 hari pada suhu kamar
·         Timbang kembali wadah satu persatu, catat bobot sebagai W2
·         Hitung waktu perobaan dan catatwaktu sebagai T (dalam jam)
·         Hitung derajat kebocoran (Dkb) masing-masing wadah dalam tiap tahun dengan rumus:
Dkb =(W1-W2) x (365/T) x 24
            Bobot tertera dalam etiket
·         Sediaan memenuhi syarat jika DKb rata-rata tiap tahun dari 12 wadah tidak lebih dari 3,5% dan jika tidak satupun bocor lebih dari 5% pertahun
·         Jika satu wadah bocor lebih dari 5% pertahun, tetapkan DKb dengan menggunakan 24 wadah lainnya
·         Sediaan memenuhi syarat jika dari 36 wadah, tidak lebih dari 2 wadah yang bocor lebih dari 5% pertahun dan tidak satupun wadah lebih dari 7% pertahun, dari bobot yang  tertera pada etiket.
VIII.3 Pengujian tekanan
            Caranya:
·         Pilih tidak kurang dari 4 wadah
·         Lepaskan tutup, celupkan dalam penangas air pada suhu tetap 250 C sampai tekanan tetap
·         Keluarkan wadah dari penangas, kocok baik-baik
·         Lepaskan akuator an keringkan
·         Ukur tekanan dengan memasang alat ukur tekanan pada tangkai katup
·         Baca tekanan dalam wadah pada alat pengukur tekanan.




 MIND MAP AEROSOL

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.