AEROSOL
Aerosol secara teknis merujuk pada partikel padat yang ada di udara (juga disebut abu atau partikulat) maupun tetesan cair. Dalam bahasa sehari-hari, aerosol merujuk pada tabung semprot aerosol maupun isi tabung itu.
Istilah aerosol berasal dari kenyataan bahwa bahan yang "melayang" di udara adalah suspensi (campuran di mana partikel padat, cair, maupun gabungan keduanya disuspensikan di cairan). Untuk membedakan suspensi dari larutan yang sesungguhnya, istilah sol yang semula berkembang berarti meliputi dispersi partikel tipis (sub-mikroscopik) dalam sebuah cairan. Dengan studi dispersi di udara, istilah aerosol berkembang dan kini mencakupi tetesan padat, partikel padat, dan gabungan keduanya.
Dalam literatur lain,
aerosol adalah suatu sistem koloid lipofob (hidrofil), dimana fase eksternalnya
berupa gas atau campuran gas dan fase internalnya berupa partikel zat cair yang
terbagi sangat halus atau partikel-partikelnya tidak padat, ukuran partikel
tersebut lebih kecil dari 50 mm. jika partikel internal terdiri
dari partikel zat cair, system koloid itu berupa awan atau embun. Jika partikel
internal terdiri ndari partikel zat padat, system koloid itu berupa asap atau
debu.
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN PEMAKAIAN
AEROSOL
II.1
Keuntungan pemakaian aerosol
Beberapa keistimewaan aerosol farmasi yang dianggap menguntungkan lebih dari
bentuk sediaan lain adalah sebagai berikut :
a. Sebagian obat dapat dengan mudah diambil dari wadah tanpa sisanya menjadi tercemar atau terpapar.
b. Berdasarkan pada wadah aerosol yang kedap udara, maka zat obat terlindung dari pengaruh yang tidak diinginkan akibat O2 dan kelembapan udara.
c. Pengobatan topikal dapat diberikan secara merata, melapisi kulit tanpa menyentuh daerah yang diobati.
d. Dengan formula yang tepat dan pengontrolan katup, bentuk fisik dan ukuran partikel produk yang dipancarkan dapat diatur yang mungkin mempunyai andil dalam efektivitas obat; contohnya, kabut halus yang terkendali dari aerosol inhalasi.
e. Penggunaan aerosol merupakan proses yang “bersih,” sedikit tidak memerlukan “pencucian” oleh pemakainya.
a. Sebagian obat dapat dengan mudah diambil dari wadah tanpa sisanya menjadi tercemar atau terpapar.
b. Berdasarkan pada wadah aerosol yang kedap udara, maka zat obat terlindung dari pengaruh yang tidak diinginkan akibat O2 dan kelembapan udara.
c. Pengobatan topikal dapat diberikan secara merata, melapisi kulit tanpa menyentuh daerah yang diobati.
d. Dengan formula yang tepat dan pengontrolan katup, bentuk fisik dan ukuran partikel produk yang dipancarkan dapat diatur yang mungkin mempunyai andil dalam efektivitas obat; contohnya, kabut halus yang terkendali dari aerosol inhalasi.
e. Penggunaan aerosol merupakan proses yang “bersih,” sedikit tidak memerlukan “pencucian” oleh pemakainya.
f.
Mudah digunakan dan sedikit kontak dengan tangan
g.
Bahaya kontaminasi tidak ada karena wadah kedap udara
h.
Iritasi yang disebabkan oleh pemakaian topikal dapat dikurangi
I
.Takaran yang dikehendaki dapat diatur
j.
Bentuk semprotan dapat diatur
II.2
Kerugian pemakaian aerosol
Kerugian bentuk sediaan aerosol dalam bentuk MDI (Metered Dose Inhalers) :
a. MDI biasanya mengandung bahan obat terdispersi dan masalah yang sering timbul berkaitan dengan stabilitas fisiknya;
b. Seringnya obat menjadi kurang efektif;
c. Efikasi klinik biasanya tergantung pada kemampuan pasien menggunakan MDI dengan baik dan benar.
a. MDI biasanya mengandung bahan obat terdispersi dan masalah yang sering timbul berkaitan dengan stabilitas fisiknya;
b. Seringnya obat menjadi kurang efektif;
c. Efikasi klinik biasanya tergantung pada kemampuan pasien menggunakan MDI dengan baik dan benar.
JENIS ATAU SYSTEM AEROSOL
III.1
System 2 fase (gas dan cair)
A.
Terdiri atas larutan zat aktif dalam propelan cair dan propelan bentuk uap ,
B.
sebagai Pelarut digunakan etanol, propilenglikol, PEG untuk menambah
kelarutan zat aktif.
C.
Fase gas dan fase cair atau fase gas dan fase padat untuk aerosol yang
berbentuk serbuk
D.
fase cair dapat terdiri dari komponen zat aktif / campuran zat aktif dan
propelan cair / komponen propelan yang dilarutkan di dalamnya. Yang termasuk
system ini antara lain yaitu :
a. aerosol ruang ( space sprays) : insektisida, deodorant
b. aerosol pelapis permukaan ( surface coating sprays ) : cat, hair sprays
aerosol
system dua fase ini beroperasi pada tekanan 30 – 40 p.s.i.g ( pounds per square
in gauge ) pada suhu 21ºC.
III.2
System 3 fase (gas, cair, padat atau cair)
Terdiri dari suspense atau emulsi zat aktif, propelan cair dan uap propelan.
Suspense terdiri dari zat aktif yang dapat di dispersikan dalam system propelan
dengan zat tambahan yang sesuai seperti zat pembasah atau bahan pembawa padat
seperti talk dan silica koloida.
Aerosol system 3 fase ini beroperasi pada tekanan 15 p.s.i.g ( pounds per
square in gauge) pada suhu 21ºC.
CARA KERJA AEROSOL
Aerosol
bekerja dengan dasar sebagai berikut :
A. Jika suatu gas yang
dicairkan berada daalam wadah yang tertutup, maka sebagai dari gas tersebut
akan menjadi uap dan sebagian lagi tetap cair. Dalam keaadaan keseimbangan,
fase uap naik, fase cair turun.
B.
Komponen
zat aktif dari obat dilarutkan / di dispersikan dalam fase cair dri gas
tersebut.
C.
Fase
uap gas memberi tekanan pada dinding dan pernukaan fase cair.
D. Jika pada fase cair
dimasukan tabung yang pangkalnya melekap pada katup dan hanya ujungnya yang
masuk ke fase cair, maka karena tekanan uap tersebut, fase cair akan naik
melalui tabung ke lubang katup.
E.
Jika
tombol pembuka ( actuator ) ditekan, katup terbuka, fase cair didorong keluar
selama actuator ditekan.
F.
Fase
gas yang berkurang akan terisi kembali oleh fase cair yang menguap.
G. Fase cair yang keluar
bersama zat aktif, karena titik didihnya terlampaui, akan menguap di udara
menyebabkan terjadinya bentuk semprotan atau spray.
PEMERIKSAAN
1
Derajat semprotan
Derajat
semprot adalah angka yang menunjukkan jumlah bobot isi aerosol yang
disemprotkan dalam satu satuan waktu tertentu dinyatakan dalam gram tiap detik.
Caranya:
·
Pilih
tidak kurang dari 4 wadah
·
Tekan
actuator masing-masing wadah selama 2 sampai 3 detik
·
Timbang
sesama masing-masing wadah, celupkan ke dalam penangas air pada suhu 250 C
sampai tekanan tetap
·
Keluarkan
wadah dari penangas air dan keringkan
·
Tekan
actuator masing-masing wadah selama 5,0 detik, lalu timbang masing-masing wadah
·
Masukkan
kembali ke dalam penangas air bersuhu tetap dan ulangi percobaan tiga kali
untuk masing-masing wadah
·
Hitung
derajat semprotan rata-rata masing-masing wadah dalam gram per detik.
VIII.2
Pengujian kebocoran
Caranya:
·
Pillih
12 wadah, catat tanggal dan waktu (pembulatan sampai ½ jam)
·
Timbang
wadah satu persatu (pembulatan sampai mg), catat bobot sebagai W1
·
Biarkan
wadah dalam posisi tegak selama tidak kurang dari 3 hari pada suhu kamar
·
Timbang
kembali wadah satu persatu, catat bobot sebagai W2
·
Hitung
waktu perobaan dan catatwaktu sebagai T (dalam jam)
·
Hitung
derajat kebocoran (Dkb) masing-masing wadah dalam tiap tahun dengan rumus:
Dkb
=(W1-W2) x (365/T) x 24
Bobot tertera dalam etiket
·
Sediaan
memenuhi syarat jika DKb rata-rata tiap tahun dari 12 wadah tidak lebih dari
3,5% dan jika tidak satupun bocor lebih dari 5% pertahun
·
Jika
satu wadah bocor lebih dari 5% pertahun, tetapkan DKb dengan menggunakan 24
wadah lainnya
·
Sediaan
memenuhi syarat jika dari 36 wadah, tidak lebih dari 2 wadah yang bocor lebih
dari 5% pertahun dan tidak satupun wadah lebih dari 7% pertahun, dari bobot
yang tertera pada etiket.
VIII.3
Pengujian tekanan
Caranya:
·
Pilih
tidak kurang dari 4 wadah
·
Lepaskan
tutup, celupkan dalam penangas air pada suhu tetap 250 C sampai
tekanan tetap
·
Keluarkan
wadah dari penangas, kocok baik-baik
·
Lepaskan
akuator an keringkan
·
Ukur
tekanan dengan memasang alat ukur tekanan pada tangkai katup
·
Baca
tekanan dalam wadah pada alat pengukur tekanan.
MIND MAP AEROSOL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.