Oleh : Sinta Anggraeni (@J12-Sinta)
Menurut Oni dan Pujayanto (2013), Biomassa adalah bahan organik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan maupun hewan. Energi yang tersimpan dalam biomassa berasal dari matahari. Energi matahari diserap oleh matahari dalam proses fotosintesis. Sumber energi biomassa mempunyai beberapa kelebihan antara lain merupakan sumber energi yang dapat diperbarukan‟ (renewable) sehingga dapat menyediakan sumber energi secara berkesinambungan (suistainable)
Menurut Jamilatun (2008), Biomassa adalah bahan bakar padat yang memiliki karakteristik yang berbeda. Biomassa memiliki kandungan bahan volatil tinggi namun kadar karbon rendah. Kadar abu biomasa tergantung dari jenis bahannya, sementara nilai kalornya tergolong sedang. Tingginya kandungan senyawa volatil dalam biomassa menyebabkan pembakaran dapat dimulai pada suhu rendah. dinyalakan dan terbakar. Namun, pembakaran yang terjadi berlangsung sangat cepat dan bahkan sulit dikontrol.
Biomassa terdiri atas beberapa komponen yaitu:
1. Kandungan air (moisture content)
2. Zat mudah menguap (volatile matter)
3. Karbon terikat (fixed carbon)
4. Abu (ash)
Mekanisme pembakaran biomassa terdiri dari tiga tahap yaitu:
• Pengeringan (drying)
• Devolatilisasi (devolatilization)
• Pembakaran arang (char combustion)
Proses pengeringan akan menghilangkan moisture, devolatilisasi yang merupakan tahapan pirolisis akan melepaskan volatile, dan pembakaran arang yang merupakan tahapan reaksi antara karbon dan oksigen, akan melepaskan kalor. Laju pembakaran arang tergantung pada laju reaksi antara karbon dan oksigen pada permukaan dan laju difusi oksigen pada lapis batas dan bagian dalam dari arang. Reaksi permukaan terutama membentuk CO. Diluar partikel, CO akan bereaksi lebih lanjut membentuk CO2. Pembakaran akan menyisakan material berupa abu. (Surono, 2010)
Pengertian energi biomassa sangat beragam dalam berbagai referensi ilmiah. Namun dapat didefinisikan sebagai ”energi terbarukan dalam bentuk energi padat yang berasal dari bagian tumbuhan berlignoselulosa baik yang langsung digunakan atau diproses terlebih dahulu”. Energi biomassa dalam hal ini mencakup kayu bakar, limbah pembalakan, limbah industri perkayuan, limbah perkebunan/pertanian, briket kayu, arang dan briket arang. Dalam sektor kehutanan, energi biomassa difokuskan pada kayu bakar, limbah pembalakan, limbah industri perkayuan, arang dan briket arang. (Agustinus, 2008)
Produksi etanol dari biomassa atau bioetanol perlu terus ditingkatkan. Selama ini, biomassa yang digunakan juga merupakan bahan pangan, seperti jagung, ubi kayu, dan molasse. Oleh karena itu, penggunaan bahan baku yang jauh lebih murah dan tersedia melimpah, yakni bahan lignoselulosa dari limbah industri pertanian dan kehutanan perlu terus dikembangkan, misalnya ampas tebu sebagai hasil samping pada pabrik gula. Senyawa lignoselulosa terdiri atas tiga komponen utama, yaitu selulosa, hemiselulosa, dan lignin yang merupakan bahan utama penyusun dinding sel tumbuhan. (Hermiati, Djumali, dkk, 2009)
Daftar Pustaka
Arlita, Oni. Pujayanto. 2013. PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU BEBASIS SALINGTEMAS DENGAN TEMA BIOMASSA SUMBER ENERGI ALTERNATIF TERBARUKAN, Volume 1, No. 1, Hal : 85. Dalam http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pfisika/article/view/1783/1276 (Diunduh pada 18 Desember 2018)
Jamilatun, Siti. 2008. Sifat-Sifat Penyalaan dan Pembakaran Briket Biomassa, Briket Batubara dan Arang Kayu, Volume 2, No. 2. Dalam https://journal.ugm.ac.id/jrekpros/article/view/554 (Diunduh pada 18 Desember 2018)
Surono, Budi, Untoro. 2010. Peningkatan Kualitas Pembakaran Biomassa Limbah Tongkol Jagung sebagai Bahan Bakar Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Pembriketan, Volume 4, No. 1. Dalam https://www.researchgate.net/profile/Untoro_Budi_Surono2/publication/ (Diunduh pada 18 Desember 2018)
Tampubolon, Agustinus. 2008. KAJIAN KEBIJAKAN ENERGI BIOMASSA KAYU BAKAR, Volume 5, No. 1. Dalam http://www.forda-mof.org/files/3._Agustinus[1].pdf (Diunduh pada 18 Desember 2018)
Hermiat, Djumali, dkk. 2009. PEMANFAATAN BIOMASSA LIGNOSELULOSA AMPAS TEBU UNTUK PRODUKSI BIOETANOL. Dalam http://www.ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/jppp/article/view/7758/6722 (Diunduh pada 18 Desember 2018)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.